🌸🌸🌸🌸🌸
Lima hari memang waktu yang relatif sebentar, namun cukup bagi Zulfa untuk mengembalikan perasaannya yang kemarin sempat resah. Dia tidak ingin menyia-nyiakan usahanya selama ini dalam memperbaiki diri dan hati, tujuannya memang agar bisa kuat kembali menghadapi dunia yang sempat dia tinggalkan itu.
"Di hari sabtu, daycare sampai jam dua kan? Aku nanti mau pulang." ujar Zulfa lagi sambil tangannya sibuk ikut bermain dengan salah satu anak, di hari sabtu tidak ada pelajaran.
Dila menoleh ke arah wanita berjilbab coklat itu. "Bukannya tadi bu kepala bilang nanti malam kita diundang acaranya bu Maharani?
Zulfa melempar senyum tipis, sebenarnya sebelum bu kepala memberi instruksi pada guru-guru, dia sudah lebih dulu tau. Kemarin sewaktu bertemu Ralin, setelah cerita banyak hal, ibunda Arsha itu meminta kehadiran Zulfa pada acara keluarga yang akan diadakan nanti malam. Tapi sepertinya, gadis ini masih diselimuti keraguan.
"Pulang besok pagi aja, habis shubuh itu. Seger udaranya!" imbuh Dila.
Berbekal rayuan Dila dan ajakan guru-guru lain yang hadir, akhirnya sore itu Zulfa menunda niatnya untuk pulang ke rumah neneknya.
Sejak sore hari dia dan Dila sudah menyaksikan kesibukan persiapan di rumah Maharani. Setelah sholat maghrib satu persatu guru-guru datang dan masih berkumpul di asrama mereka. Baru selesai isya, mereka bersama-sama menuju rumah yang ada di belakang sekolah itu.
Sudah terlihat sebagian keluarga Maharani yang hadir, Zulfa tidak begitu tau mengenai acara ini, tapi dirinya cukup terkejut dengan kehadiran sepasang suami istri bersama anaknya yang sangat tak asing bagi dirinya.
"Masyaallah, Zulfa!!!" pekik seorang wanita yang bernama Alea, dia adalah menantunya kyai tempat Zulfa menimba ilmu dulu. Di sampingnya ada Sang Suami yang bernama Luham yang menggendong seorang anak kecil.
Zulfa langsung berdiri dan dengan langkah cepat menghampiri Alea bermaksud ingin segera mencium tangan ning nya itu, tapi gerakan Alea memeluknya lebih cepat.
"Ya Allah, kamu apa kabar? kemana aja sih? Kirain udah jadi rakyat Arab!" ujar Alea lagi, dia terlihat sangat senang berjumpa kembali dengan Zulfa.
Zulfa hanya mampu tersenyum, ning nya ini tak berubah, selalu heboh di setiap situasi. "Alhamdulillah baik, Ning! Saya nggak kemana-mana kok."
Drama Alea melepas rindu itu disaksikan banyak orang yang sudah hadir, ada sebagian guru yang terkejut karena ternyata Zulfa sudah mengenal keluarga yayasan. Mereka ikut tertawa melihat tingkah Alea yang heboh, tak terkecuali Arsha yang duduk agak jauh dari ruang pertemuan itu.
"Pantesan merengek ke mama minta acaranya diadakan di sini, aku tau niat terselubungmu!" ujar Rey yang juga duduk bersama adiknya itu.
Arsha berdehem sambil menegakkan duduknya. "Sok tau, Bang! Biar ganti suasana aja, tiap dapat giliran acara kan selalu di rumah papa, sekali-kali di rumah eyang, biar eyang juga seneng."
KAMU SEDANG MEMBACA
11. My Little Gus
RomanceHarta, Tahta , Wanita lebih tua.Tiga kata itu adalah kata yang menjadi visi dan misi dalam hidup Arshaka, seorang pemuda yang dikenal periang dan merupakan seorang cucu kyai ternama di Semarang. Harta : Dalam hidup Arsha, dia bercita-cita memiliki b...