17. Hukuman Arsha

2.8K 626 69
                                    

"Ya Allah, Mbak Nani!" pekik Arum. "Nunggu tukang bakso apa tukang cilok sih? Dari tadi mondar-mandir, keluar, masuk lagi, keluar lagi! Pusing lihatnya,"

Zulfa tak mengindahkan keluhan sepupunya itu melainkan tetap mengintip ke arah luar rumah kemudian merasa yang dia cari tidak ada, dia kembali masuk ke kamarnya tanpa menjawab Arum.

Gadis energik itu tak jera, dia tambah penasaran dengan kakak sepupunya itu karena beberapa hari terakhir hobinya berubah, dari yang baca buku beralih ke mondar-mandir memeriksa luar rumah mereka.

"Mbak! Ih nyebelin, aku dicuekin!" protes Arum lagi sembari merebahkan diri di kasur Zulfa.

"Arum, kemarin pas orang-orang kantornya Mas Arsha kesini, kamu di rumah nggak?" tanya Zulfa pada akhirnya yang malah membuat Arum tertawa keras.

"Oalah, ternyata mondar-mandir dari kemarin ada yang kangen sama Gus Kecil." ejek Arum yang mendapat lirikan tajam dari Zulfa.

Arum memelankan tawanya karena lama-lama merasa ngeri dengan tatapan kakaknya itu. "Canda kali, Mbak! Serius amat. Kemarin aku nggak di rumah, tapi kalau Mbak Nani mau tau Gus Arsha ikut ke sini atau enggak, jawabannya enggak."

"Kok kamu tahu?" selidik Zulfa.

"Tahu dong! Kan Gus Arshanya masih di Mekah!" jawab Arum dengan yakin.

"Hah? Mekah?" Zulfa benar-benar terkejut mendengar berita tentang Arsha.

Arum kembali tertawa keras karena berhasil mengerjai sepupunya yang polos itu. "Enggak, Mbak! Aku cuma ngarang, bukan hanya Mbak Nani aja nih yang penasaran, aku dan jutaan followers nya juga merasa kehilangan, udah lama banget Gus dunia maya kami itu nggak nampak, jadwal dia live aja udah beberapa kali terlewatkan. Biasanya story nya selalu ada, ini juga nihil!"

Zulfa terdiam, timbul lagi rasa bersalahnya, entah sepenuhnya salah dia atau bukan, yang jelas hilangnya Arsha itu pasti ada pengaruh dari masalah yang terjadi diantara mereka.

Setahu Zulfa, semua urusan pekerjaan sudah dibereskan oleh Yuda—eyangnya Arsha, termasuk bisnis daging sapi dengan kakek Adnan dan sekarang sudah mulai berjalan lagi, hanya saja dia belum tahu kabar Arsha sampai sekarang.

Di saat kedua gadis itu sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, Sang Nenek masuk dan memberitahukan bahwa ada tamu untuk Zulfa serta memerintahkan cucunya itu membuat minum sebelum menemui tamunya.

Zulfa berbelok ke dapur dulu untuk membuat minum sebelum akhirnya tahu siapa tamu yang ingin menemuinya.

"Mas Reza," sapa Zulfa ketika sampai di ruang tamu dengan membawa satu nampak berisi minuman.

Pria itu melempar senyum simpul. "Maaf mampir tanpa kasih tahu dulu, Fa!" ucap Reza.

Zulfa hanya membalas dengan senyum tipis dan mempersilakan lelaki itu meminum teh yang dia buat.

"Fa!" panggil Reza karena beberapa saat ruang tamu itu sunyi, Reza belum mengutarakan maksud tujuannya sedangkan Zulfa juga sedang tidak fokus pikirannya.

"Tentang ucapan saya waktu Itu, jawaban kamu sudah bulat?" tanya Reza dengan hati-hati.

Zulfa kembali memaksakan senyumnya. "Saya rasa jawaban waktu sudah jelas, Mas! Saya minta maaf karena tidak bisa menerima lamaran Mas Reza,"

Reza menghela napasnya. "Tapi saya sudah bertemu dengan abah kamu,"

Kepala Zulfa otomatis terangkat mendengar ucapan tamunya itu. "Mas Reza ke Bogor?"

Reza mengangguk. "Saya minta maaf nggak bilang kamu dulu, saya hanya ingin membuktikan keseriusan saya dan abah kamu bilang secepatnya akan menemui kamu." jawabnya.

11. My Little GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang