12

362 50 23
                                    

Yoongi dan Seung-woo sudah berdiri didekat bagasi sambil memasukkan tas ransel kedalam mobil.

Seung-woo dan Yoongi sengaja membawa satu mobil milik Seung-woo untuk mereka bawa ke markas. Sedangkan dua mobil lainnya bisa dipakai oleh Shin Hye saat ia ingin bepergian.

Shin Hye tampak berdiri diam sambil memperhatikan dua lelaki nya yang serius menyiapkan barang.

Memang Seung-woo dan Yoongi tidak membawa banyak barang, mereka hanya membawa tas ransel berisi barang-barang keperluan mereka.

Sedangkan persenjataan berada dimarkas, hanya tinggal memindahkan kedalam pesawat pribadi milik tim Seung-woo.

Setelah selesai memasukkan dua tas ransel, Yoongi dan Seung-woo berjalan ke arah Shin Hye. Seung-woo memeluk erat tubuh istrinya sambil berkata "Hati-hati dirumah nee. Kabari aku jika terjadi sesuatu pada mu disini."

"Kau juga hati-hati disana, aku ingin kalian pulang ke Seoul dengan selamat." Shin Hye membalas pelukan sang suami.

Yoongi yang melihat kedua orang tua nya itu berpelukan pun ikut memeluk tubuh hangat sang ayah dan ibu.

"Eomma jangan terlalu memikirkan kami, kami akan baik-baik saja. Bukan kah eomma sudah biasa ditinggal appa? Beda nya sekarang aku juga ikut." Ucap Yoongi.

"Sudah-sudah, pergilah sekarang nanti kalian terlambat! Setelah kalian pergi, eomma akan langsung kerumah nenek." Shin Hye melepaskan pelukan.

"Ani, kita pergi bersama saja. Biar aku dan Yoongi mengikuti mu dibelakang. Bukankah rumah eomma searah dengan markas ku?" Seung-woo masih merasa was-was terhadap istri nya itu.

"Ah arraseo." Shin Hye masuk kedalam rumah lalu mengambil koper yang memang sudah ia siapkan juga.

Yoongi dan Seung-woo membantu Shin Hye memasukkan koper kedalam bagasi mobil milik Yoongi, karna Shin Hye akan membawa mobil Yoongi kerumah ibunya.

Setelah membantu Shin Hye, Yoongi mengunci pintu rumah dengan rapat lalu memberikan kunci tersebut ketangan sang ibu.

Shin Hye masuk kedalam mobil lalu diikuti oleh Seung-woo dan Yoongi.

Seung-woo sengaja menyuruh istrinya itu mendahului nya, lalu ia langsung mengikuti dibelakang.

Diperjalanan, Seung-woo hanya fokus pada jalanan dan mobil istrinya. Dan Yoongi hanya termenung menatap jalanan yang lumayan ramai malam itu.

Tiba-tiba Yoongi membuka pembicaraan.

"Appa, apa kau yakin eomma akan baik-baik saja selama kita pergi? Aku takut ia juga kena imbasnya." Ucap Yoongi fokus kemobil yang dikendarai sang ibu.

"Ia akan baik-baik saja, appa sudah menyuruh tim appa yang lama untuk mengawasi eomma mu dan keluarga bangtan yang lain. Jadi mereka akan aman." Jawaban Seung-woo tersebut berhasil membuat Yoongi bernafas lega.

Seperti sebelum nya, Yoongi memang khawatir akan keadaan ibunya itu jika ditinggalkan. Ia takut sang ibu terkena imbasnya.

Maka jika suatu saat nanti hal itu terjadi, ia adalah orang pertama yang akan membenci dirinya sendiri karna tidak bisa menjaga wanita nya itu.

Mobil Shin Hye berhenti tepat didepan gerbang rumah ibunya, Seung-woo pun ikut menghentikan mobil nya lalu turun dan diikuti oleh Yoongi.

"Baik-baik disini nee, jaga kesehatan mu. Jangan lupa kabari aku." Seung-woo mengelus surai lembut istri nya.

"Kau juga begitu, jangan terluka! Selalu kabari aku walaupun sesibuk apapun kau." Balas Shin Hye.

"Dan untuk anak ku, jaga appa dan tim mu. Jangan terluka juga, ini lah kesempatan mu sayang." Lanjut Shin Hye kepada Yoongi sambil mengusap bahu Yoongi.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang