48

271 38 36
                                    


Ji-eun menelfon Seokjin karna hanya nomor Seokjin lah yang gadis itu lihat di daftar kontak.

"Hmm kenapa?" Tanya Seokjin di sebrang sana.

"Oppa, tolong kami."

"Ji-eun, itu kau?" Tanya Seokjin memastikan.

"Nee, ini aku. Tolong kami, tadi kami diserang. Yoongi terluka karna pecahan kaca, ia pingsan karna kekurangan darah." Ucapan Ji-eun membuat Seokjin kalang kabut.

"Tunggu sebentar lagi, kami akan datang." Seokjin memutuskan telfon sepihak. Ji-eun menyimpan handphone Yoongi disaku celananya lalu berusaha menahan darah keluar di bagian punggung Yoongi.

***

"Lacak nomor Yoongi sekarang juga!" Suruh Seokjin pada Namjoon yang segera di angguki laki-laki itu.

"Apa terjadi sesuatu pada Yoongi hyung, hyung?" Tanya Hoseok melihat Seokjin kalang kabut.

"Siap-siap sekarang, Yoongi di serang bersama Ji-eun. Anak itu pingsan karna kekurangan darah." Jawab Seokjin membuat yang lainnya ikut kalang kabut.

Mereka kini tengah berada di basecamp, semuanya langsung mengambil jaket, kunci motor dan Jungkook yang mengambil kunci mobil guna membawa Yoongi nanti ke markas.

"Dapat, dia berada di dekat jalan xxxxxl." Jawab Namjoon yang segera membuat semuanya keluar basecamp dan mengendarai motor serta mobil meninggalkan pekarang basecamp.

Namjoon naik mobil bersama Jungkook. Seokjin, Taehyung, Jimin, Hoseok membawa motor masing-masing.

***

"Hyung." Ucap Jimin kala melihat Yoongi yang tergeletak di pangkuan Ji-eun dengan darah yang sudah mengalir di lantai trotoar.

"Angkat Yoongi kedalam mobil, bawa kemarkas. Biar aku yang membawa Ji-eun. Namjoon, telfon paman dan bibi." Perintah dari Seokjin di angguki oleh yang lainnya.

Mereka membawa Yoongi masuk kedalam mobil dengan tergesa-gesa, Seokjin merangkul Ji-eun guna menenangkan anak itu yang tampak shock. Bahkan mata Ji-eun sudah sembab karna menangis, takut kekasih nya kenapa-kenapa.

"Paman bibi, bisa ke markas? Yoongi dan Ji-eun diserang seseorang. Kini Yoongi pingsan akibat kekurangan darah karna pecahan kaca." Ucap Namjoon saat telfon terhubung.

"....."

"Nee bibi, kami sudah diperjalanan."

"....."

"Baik bibi, hati-hati lah mengendarai mobil bilang pada paman. Jangan khawatir, Yoongi akan baik-baik saja."

Namjoon memasukkan handphone nya kedalam saku kala telfon sudah terputus. Laki-laki itu menatap Ji-eun yang sudah acak-acakan.

Ji-eun tampak terisak-isak dengan tangan masih setia mengusap kepala Yoongi di pangkuan nya.

Mobil yang dikendarai Jungkook melaju kencang dijalanan. Tak lupa Jungkook membunyikan sirine tanda darurat. Seperti yang telah berlalu, orang-orang dijalanan meminggirkan mobil atau motor mereka saat melihat sirine itu.

Mereka hanya bisa menebak kali ini siapa lagi yang terluka.

"Chagiya, aku tau kau bisa bertahan. Jangan tinggalkan aku, aku tak akan memaafkan mu jika aku pergi meninggalkan ku." Lirihan dari Ji-eun membuat Namjoon iba.

Semua member bangtan tampak sangat khawatir pada keadaan Yoongi yang sudah berlumuran darah.

Jimin, Taehyung, Seokjin, dan Hoseok mengiring mobil Jungkook dengan laju dan dengan wajah yang super duper khawatir.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang