32

316 35 52
                                    

Seorang bodyguard masuk kedalam ruang kerja Gong-Yoo. Namun sebelum itu pastinya ia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Tuan, ada seseorang mencari mu." Ucap bodyguard tersebut sambil menatap Gong-Yoo yang masih sibuk dengan berkasnya.

"Siapa?" Tanya Gong-Yoo singkat.

"Dia tidak memberi tahu namanya tuan."

"Suruh saja dia masuk, tapi kalian harus berjaga-jaga jika nanti ternyata dia berniat menyakiti ku." Ucap Gong-Yoo lalu dibalas anggukan oleh bodyguard itu.

Bodyguard tadi segera keluar dari ruangan dan menuju seseorang yang disebut tadi.

Diluar ruangan sudah berdiri seorang laki-laki memakai pakaian serba hitam, seperti jeans hitam dan jaket hitam tidak lupa topi hitam yang menutup wajahnya tak terlihat.

"Kau dibolehkan masuk, tapi jangan coba-coba untuk berbuat aneh." Ucap bodyguard tadi.

Bukannya berterima kasih, laki-laki itu justru pergi berlalu begitu saja masuk kedalam ruangan Gong-Yoo. Bahkan laki-laki itu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu.

Laki-laki tadi berdiri tepat dihadapan Gong-Yoo. Gong-Yoo mengerutkan kening kala ia tak bisa melihat wajah laki-laki memakai serba hitam di hadapannya itu.

"Ada urusan apa kau kemari?" Tanya Gong-Yoo sambil membersihkan meja kerja nya yang penuh dengan berkas-berkas.

"Annyeong appa." Laki-laki tadi membuka topi nya membuat Gong-Yoo menatap nya dengan tercengang.

"Ha-Joon-ah?" Tanya Gong-Yoo.

"Kenapa? Kenapa kau terkejut appa? Mestinya kau bahagia saat melihat anak mu ini tidak jadi meninggal." Ucap Ha-Joon menekankan kata 'appa' dan 'anak'

"Kenapa bisa?" Tanya Ha-Joon masih bingung.

"Tentu saja bisa, kenapa tidak?"

"Ha-Joon ah bukan kah sudah meninggal? Lalu... Ah apa ini?" Tanya Gong-Yoo frustasi.

"Kenapa saat 1 minggu kau sudah langsung menutup kasus kematian ku? Kau sudah tak memperdulikan aku lagi?" Tanya Ha-Joon yang tidak memperdulikan pertanyaan sang ayah.

"Apa kau pantas disebut ayah? Anak pertama mu dinyatakan meninggal, dan anak kedua mu disandera oleh adik tirimu. Dan kau malah asik berbahagia dengan keluarga baru mu." Ucap Ha-Joon lagi, ia sekarang sudah mulai emosi.

"Kalian bukan anak yang lemah, jadi buat apa aku harus memperdulikan kalian?" Jawab Gong-Yoo yang membuat Ha-Joon terkejut.

"Jadi anak tirimu itu lemah? Sampai kau mempedulikan nya?" Ucap Ha-Joon.

"Dia anak ku, ayah nya sudah meninggal jadi sekarang aku lah ayahnya."

"Cih lalu kami? Eomma meninggal karna mu, karna suami nya sendiri."

"Itu bukan salah ku Ha-Joon. Dia meninggal karna kecelakaan."

"Kecelakaan saat ingin menghampiri mu jika kau lupa tuan Gong-Yoo."

"Suami dan ayah mana yang tega tidak memperdulikan keluarga nya? Saat istri dan anak pertama mu dinyatakan meninggal, kau asik tidur berdua dengan pelacur. Dan saat anak kedua mu disandera oleh adik tirimu sendiri, kau malah berbahagia dengan wanita pelacur itu." Sambung Ha-Joon.

"JANGAN OMONGAN MU HA-JOON." Gong-Yoo tak terima istrinya disebut pelacur.

"Omongan mana yang harus ku jaga? Bukankah semua benar? Bahkan orang gila saja tau bahwa jika seorang wanita janda yang tidur dengan suami orang disebut pelacur."

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang