14

336 41 25
                                    

Yoongi tampak gagah dengan jaket denim dan celana jeans hitam, jangan lupakan rambut haircut berwarna mint miliknya. Bahkan kini Hoseok saja ikut terpana melihat ketampanan temannya itu.

"Wah hyung, jika Wendy ada disini. Ia akan berteriak histeris melihat penampilan mu sekarang." Ujar Hoseok yang dibalas tatapan tajam oleh Yoongi. Ia benci nama itu, sangat benci. Tidak tau kenapa.

"A-ah mian hyung." Ujar Hoseok lalu meninggalkan Yoongi sendiri, ia takut jika berlama-lama disana bukannya mati saat perang ia malah akan mati karna diamuk Yoongi.

Kini Yoongi tengah menyiapkan mobil untuk ia bawa ke lokasi dimana pesawat jatuh tersebut. Ia juga tampak meletakkan senjata-senjata kedalam tas dan meletakkan atas mobil.

Setelah kira nya siap, ia memanggil sang ayah lalu dengan segera Seung-woo memanggil anggota bangtan yang lain untuk berkumpul.

"Ingat, kalian harus tetap fokus. Musuh bisa saja berada disekitar kalian. Jangan pernah lengah, jika kalian lengah nyawa adalah taruhannya." Ujar Seung-woo dibalas anggukan oleh tujuh lelaki didepannya itu.

Setelah memberi sedikit arahan kepada tujuh anak-anak nya, Seung-woo segera menyuruh Seokjin untuk menyetir mobil sedangkan Seung-woo duduk disamping Seokjin.

***

Kini Seung-woo dan bangtan sudah berada disebuah hutan, dari markas kira-kira mereka menghabiskan waktu 2 jam hutan itu.

Pesawat yang membawa barang berharga itu dikatakan jatuh tepat berada ditengah hutan tersebut.

Setelah menurunkan ransel mereka, kini semuanya sudah masuk kedalam hutan sambil berjaga-jaga sekiranya nanti ada yang menyerang.

Mereka bertujuh berjalan menyusuri hutan yang lumayan gelap, akibat sinar matahari yang tertutup pepohonan.

Saat sudah cukup lama berjalan, tampak Hoseok dan Jungkook yang sudah mulai kelelahan. Mereka sudah tampak terduduk ditanah sambil melempar ransel yang sejak tadi bertengger dipunggung mereka.

"Paman, bisakah kita istirahat sebentar? Ransel ini menyiksaku." Ujar Jungkook yang disusul dengan anggukan Hoseok.

"Ah baiklah, mari istirahat sebentar." Jawab Seung-woo yang kasihan pada dua anak itu.

Mereka pun akhirnya memilih istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Yoongi tampak sibuk memperhatikan sekelilingnya sambil memutar-mutar sebuah ranting kayu yang sejak tadi ia pegang.

Sedangkan yang lainnya sibuk mengecek isi ransel dan ada sebagian lainnya sibuk dengan bekal yang mereka bawa.

"Makanlah bekal ini agar nanti kau tak lemas." Ucap Seung-woo pada Yoongi sambil menyerahkan satu kotak makanan.

Yoongi menerima kotak makanan itu lalu membuka nya, dan segera memakan bekal tersebut.

"Apa appa sudah makan?" Tanya Yoongi pada anaknya.

Seung-woo segera mengeluarkan satu kotak makanan lain dari ransel nya dan menunjukkan kotak makanan tersebut ke Yoongi.

"Ini, appa membawanya juga. Namun appa belum lapar, jadi makannya nanti saja." Yoongi yang mendengar jawaban sang ayah akhirnya tersebut lalu mengangguk.

***

"Nona, apa kau sudah memakan makanan yang aku bawa tadi?" Ujar pembantu kepada Ji-eun.

Ji-eun yang mendengar suara dari luar ruangan pun hanya diam saja, ia tidak berniat untuk membalas ucapan itu.

"Apa nona ingin tambah lagi? Aku bisa membawanya untuk nona." Sahut pembantu itu lagi.

"Aku ingin tuan mu itu mengeluarkan aku dari ruangan pengap ini." Ujar Ji-eun.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang