40

316 44 38
                                    

Yoongi tengah menonton televisi di ruang tengah bersama kedua orang tua nya. Anak itu duduk di lantai, dan dua orang tua nya duduk di sofa.

Saat tengah asik menonton, handphone Seung-woo berbunyi tanda ada telfon masuk.

Seung-woo mengerutkan kening kala melihat nomor tak dikenal menelfon nya. Ia ingin menolak telfon itu, namun Seung-woo berkata angkat saja, maua tau penting. Alhasil Seung-woo mengangkat telfon itu.

"Yobosseo?" Tanya Seung-woo.

"Datang ke gedung xx, bawa anak mu. Aku menunggu." Ucap orang itu.

"Sia—" Belum selesai Seung-woo bertanya lagi orang yang menelfonnya pun sudah menutup telfon sepihak.

"Siapa?" Tanya Shin Hye pada suami nya.

"Tidak tau, dia menyuruh ku datang ke gedung xx membawa Yoongi." Jawab Seung-woo.

Yoongi mengerutkan kening kala mendengar ucapan ayah nya itu, kenapa ia harus ikut? Lalu siapa orang itu?

"Yasudah, ayo pergi!" Ucap Yoongi berdiri dari duduk nya.

Seung-woo mengikuti anak nya, lalu kedua ayah dan anak itu pun segera masuk kamar untuk bersiap-siap.

Sebelum masuk kekamar, langkah terhenti kala pundak nya di pegang oleh Seung-woo.

"Wae appa?" Tanya Yoongi.

"Bawa pistol, atau pisau kecil! Untuk berjaga-jaga." Ucap Seung-woo yang langsung di angguki oleh Yoongi.

***

Kini kedua beranak itu sudah ada di gedung yang tadi dikatakan oleh orang itu. Yoongi dan Seung-woo duduk didalam mobil sambil melihat-lihat sekitar.

Tiba-tiba mereka dikejutkan karna handphone Seung-woo berbunyi. Memperhatikan nomor orang asing yang menelfon nya tadi.

Seung-woo mengangkat telfon tersebut lalu terdengar suara pria tadi. Namun sebelum itu, ia menghidupkan speaker telfon.

"Kenapa diluar? Silahkan masuk tuan Min Seung-woo!" Ucap pria itu lalu mematikan telfon sepihak lagi.

Seung-woo dan Yoongi yang mendengar itu pun segera masuk kedalam gedung tersebut.

Penampilan gedung itu dari luar sangat lah mengerikan, lumut menempel dimana-mana. Agak nya itu adalah gedung yang tidak selesai dibangun.

Mereka masuk dengan berhati-hati, takut nanti jika tiba-tiba mereka diserang.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan menggema membuat Seung-woo dan Yoongi terkejut. Mereka menatap sekeliling mencari sumber suara.

Sampai akhirnya mereka menemukan sebuah bayangan pria yang akan berjalan ke arah mereka. Yoongi dengan sigap berhati-hati.

Pria tadi menampakkan dirinya, membuat Yoongi bahkan Seung-woo terkejut bukan main. Jelas-jelas mereka sangat tau pria didepannya ini siapa.

"Apa kabar?" Tanya pria itu sok lembut.

"In Yeop?" Ucap Seung-woo memastikan.

"Ya ini aku. Kenapa? Oh aku ingat, bukankah kalian mengira aku sudah mati?" Tanya pria itu yang rupanya adalah In Yeop.

Yoongi berusaha untuk menetralkan dirinya agar tidak menampakkan wajah terkejut nya.

"Bagaimana dengan Ji-eun? Kalian berhasil membawa nya lari, dan kalian berhasil membuat ku seperti ini. Hebat." Ucap In Yeop.

Wajah In Yeop jelas tak akan seperti dulu lagi, luka bakar di wajah nya berbekas. Membuat muka nya tak semulus dulu lagi. Yang membuat dua beranak tadi makin terkejut adalah tangan kiri In Yeop jelas tidak ada, ah tidak maksudnya tangan kiri pria itu buntung. Mungkin di amputasi (?)

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang