47

303 43 31
                                    

"Kau sedang apa?" Yoongi tampak memandangi wajah Ji-eun yang sibuk dengan sebuah kegiatan.

Mereka kini tengah video call, Yoongi sudah 2 hari tak bertemu Ji-eun setelah kejadian Ha-Joon waktu itu. Laki-laki itu sibuk berkutat dengan alat musik nya.

"Membuat teh untuk oppa." Jawab Ji-eun lalu memasukkan beberapa sendol gula kedalam gelas.

"Hati-hati memasak air panas nya, jangan sampai terkena tangan." Peringatan Yoongi membuat Ji-eun terkekeh.

"Oppa sudah memasak nya, ia meletakkan air panas itu didalam termos. Jadi aku tak perlu memasak nya lagi." Jawab Ji-eun.

"Tapi tetap saja nanti kena tangan, hati-hati lah!" Ucap Yoongi tetap keras kepala.

"Iya iya chagiyaaa." Jawaban dari Ji-eun membuat Yoongi mengeluarkan gummy smile nya.

"Tadi malam tidur jam berapa?" Tanya Ji-eun pada Yoongi sambil fokus mengaduk teh.

Ji-eun tau akhir-akhir ini Yoongi selalu tidur telat, bahkan laki-laki itu pernah tidak tidur semalaman karna sibuk membuat lagu.

"Jam 4 hehehe." Ucap Yoongi lalu cengengesan membuat Ji-eun cemberut.

"Jangan sering-sering begadang, nanti kepala mu jadi sakit. Aku tak melarang mu membuat lagu, tapi ingat lah waktu tidur dan waktu makan." Yoongi memandangi wajah Ji-eun dibalik layar yang tengah mengomelinya itu. Gadis itu sangat-sangat menggemaskan.

Ingatkan nanti Yoongi untuk menggigit pipi gembul gadis itu saat bertemu!

Semenjak Ji-eun menjadi milik Yoongi, gadis itu memiliki pipi yang berisi dan badan yang dulunya kurus berubah menjadi lebih berisi. Karna Yoongi selalu menjaga pola makan Ji-eun agar anak itu tidak telat makan.

"Pokoknya jangan tidur terlalu larut!" Ji-eun mengerucutkan bibirnya.

"Bibirnya jangan begitu, nanti aku cium lagi." Ucap Yoongi membuat Ji-eun membulatkan matanya lalu mengatup bibir itu.

"Hati-hati nanti didengar bibi lagi, bisa-bisa kau dilempar sepatu boots paman kembali." Ujat Ji-eun terkekeh membuat Yoongi ikut terkekeh.

"Ayo jalan-jalan!" Ajak Yoongi.

"Kemana?"

"Kemana saja, asal berdua bersama mu."

"Gombalan macam apa itu? Kau belajar dari siapa?"

"Seokjin." Jawaban dari Yoongi membuat Ji-eun lagi-lagi terkekeh.

"Aku akan minta izin pada oppa, tunggu sebentar aku antar ini ke oppa." Yoongi hanya mengangguk tanda membalas ucapan Ji-eun.

Ji-eun meletakkan handphone diatas nampan tempat teh, lalu berjalan menuju kamar Ha-Joon.

Laki-laki itu masih berada di masa pemulihan, jadinya ia tadi menyuruh sang adik untuk membuatkan teh.

"Oppa ini teh nya." Ucap Ji-eun lalu meletakkan teh diatas nakas.

"Telfonan nya sudah selesai?" Tanya Ha-Joon.

"Belum, hehehe."

"Oppa, aku ingin jalan dengan Yoongi. Boleh?" Tanya Ji-eun pada Ha-Joon.

"Tentu saja boleh." Suara dari dalam handphone membuat Ha-Joon menoleh pada handphone diatas nampan lalu mengambil benda pipih itu dan menampakkan wajah nya pada Yoongi.

"Kau siapa? Ji-eun, kau dapat gelandangan ini dari mana?" Ucap Ha-Joon saat melihat Yoongi.

Yoongi yang mendengar ucapan Ha-Joon rasanya ingin menggorok leher laki-laki itu. Jika saja ia tak ingat bahwa laki-laki itu adalah calon kakak ipar nya, ia akan melempar pisau dari rumah nya menuju rumah Ha-Joon.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang