23

363 49 168
                                    

Kini, Yoongi dan anggotanya sudah berada di markas. Mereka memutuskan untuk ke markas untuk mengobati luka Ji-eun sekaligus beristirahat sebelum menjalankan misi berikut nya.

Misi mereka selanjutnya adalah mengambil kembali kotak berharga yang seharusnya menjadi milik mereka, mereka akan mengambil nya lagi dari tangan In Yeop.

Ha-Joon masuk kedalam kamar, dimana adiknya terbaring lemah dikasur dalam kamar tersebut.

Ha-Joon menatap adiknya yang pucat, Ji-eun tak kunjung bangun padahal ia pingsan sudah hampir 4 jam. Ha-Joon duduk tenang dikursi yang berada disamping kasur tadi.

Ha-Joon tampak melamun, ia benar-benar khawatir akan keadaan adiknya itu. Ia juga sudah menyesal, karna akibatnya lah adiknya tertembak.

Jika saja saat itu Ha-Joon tidak ikut menyerang melainkan duduk tenang bersembunyi bersama Ji-eun, maka ia pastikan adiknya itu akan baik-baik saja. Namun ini bukan lah rencananya melainkan rencana author, eh salah tuhan maksudnya.

Karna lelah menghadapi hari-hari, akhirnya Ha-Joon tertidur sambil tetap duduk dikursi. Lelaki itu sangat lelah seharian ini.

Yoongi dan Seung-woo masuk kedalam ruangan dimana Ji-eun dirawat. Saat baru masuk, mereka berdua di suguhi pemandangan Ji-eun yang terbaring serta Ha-Joon yang tidur sambil terduduk.

Seung-woo berjalan kearah Ha-Joon membangun kan lelaki itu untuk ia suruh beristirahat diruang tidur lainnya.

"Ya Ha-Joon-ah, ireona! Tidurlah dikamar lainnya. Biar aku dan Yoongi yang menjaga Ji-eun." Ucap Seung-woo.

Ha-Joon terbangun saat mendengar suara Seung-woo, ia segera berjalan keluar ruangan menuju kamar tidur yang dimaksud Seung-woo. Sebelum keluar ia terlebih dahulu tersenyum hangat kepada Seung-woo dan Yoongi.

Yoongi menatap wajah pucat wanita didepannya itu. Ia hanya menghela nafas. Sedingin-dinginnya pria itu, ia tetap merasa khawatir pada Ji-eun. Apalagi ia lah yang melihat Ji-eun ditembak oleh seseorang tadi.

Seung-woo duduk dikursi dimana Ha-Joon duduk tadi, sedangkan Yoongi hanya berdiri disebelah adiknya lalu sesekali mengecek infus yang ada disamping kasur.

"Aku rasa In Yeop lah yang menembak Ji-eun, appa." Ujar Yoongi.

"Lalu jika bukan In Yeop siapa lagi? Pria itu sangat kejam, demi harta ia tega menyiksa bahkan membunuh keponakan nya sendiri." Balas Seung-woo.

"Idiot man." Ucap Yoongi yang hanya dibalas  tawa kecil oleh Seung-woo.

Yoongi mengecek handphone nya yang baru saja ia selesai cas. Ia berniat menelfon sang ibu, agar ibunya itu tidak khawatir padanya.

Yoongi tidak perlu mencari-cari nomor Shin Hye dikontak handphone nya, karna jelas-jelas saja nomor itu menjadi nomor diurutan paling atas dari semua kontak Yoongi.

"Appa, aku ke kamar dahulu. Aku ingin menelfon eomma." Ucap Yoongi.

"Eoh? Baiklah, pergi sana. Jika eomma menanyakan appa, suruh saja dia menelepon kepada appa." Ujar Seung-woo yang dibalas anggukan oleh anak nya itu.

Yoongi keluar dari ruangan lalu berjalan kearah kamarnya yang memang sudah disediakan oleh Seung-woo.

Semua anggota mendapatkan kamar masing-masing, itu akibat nya kini mereka semua tampak tidak ribut di markas karna tengah tertidur guna istirahat.

Sesampainya dikamar, Yoongi naik keatas kasur lalu segera menelepon nomor ibunya. Tak perlu menunggu waktu lama, Shin Hye langsung mengangkat telfon itu.

"Annyeong uri eommaaaaa." Ucap Yoongi.

"Yak kemana saja kalian? Kenapa saat eomma telfon tidak ada satupun nomor kalian aktif. Apa kalian lupa eomma disini khawatir akan keadaan kalian. Ah jinjja..." Kini Yoongi menjauhkan ponsel dari telinga nya kala mendengar sang ibu mengomel.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang