20

378 46 66
                                    

Matahari sudah hampir menyembunyikan dirinya, Yoongi melirik jam rolex nya. Kini hari sudah menunjukkan pukul 18.00 waktu setempat.

Setelah meledakkan bom di mansion tadi, Seung-woo mengajak anggotanya sesegera mungkin pergi agar tidak ditangkap oleh In Yeop.

Kini mereka telah berada disebuah pantai yang sangat sunyi. Pantai itu bisa dibilang tersembunyi, hingga tidak akan ada yang tahu keberadaan mereka untuk malam ini.

Mereka berencana akan beristirahat disana karna sejak pergi dari mansion mereka tidak menemukan sebuah tempat yang layak untuk di huni semalam saja.

Yoongi tengah duduk diatas kap mobil sambil melihat indahnya pemandangan sunset.

Ia sedikit murung kali ini, Seung-woo yang sejak tadi memperhatikan anaknya itu tampak khawatir. Seung-woo pun berjalan kearah anaknya lalu duduk disamping Yoongi.

"Ada apa? Kenapa kau tampak murung?" Tanya Seung-woo tiba-tiba yang membuat anaknya itu terkejut.

"Ah appa, tidak apa-apa aku hanya rindu pada eomma." Ujar Yoongi menatap sang ayah.

"Tidak hanya kau yang rindu eomma, appa juga." Ucap Seung-woo mengusap punggung anaknya itu.

"Apa eomma baik-baik saja disana? Kita harus mencari cara untuk menelfon nya."

"Nanti kita akan menelfon nya saat sampai di markas, tenang lah dia akan baik-baik saja." Seung-woo masih setia mengusap punggung Yoongi.

Yoongi sedikit tenang kala mendengar ucapan sang ayah. Ia sangat-sangat merindukan ibunya itu. Anak mana yang tidak rindu kepada orangtuanya saat justru ia pergi jauh?

Setelah cukup lama Yoongi dan Seung-woo memandang langit orange dihadapan mereka itu. Akhirnya Yoongi dan Seung-woo membantu yang lainnya untuk membereskan tempat sekitar lalu bersiap membuat api unggun.

***

"Kau kenapa sejak tadi bolak-balik?" Ujar ibu Shin Hye yang melihat anaknya itu bolak-balik dengan wajah yang cemas sekali.

Ini sudah 2 hari, namun Yoongi maupun Seung-woo tidak memberinya kabar. Jelas kini ia sangat khawatir pada dua lelaki itu.

"Mereka akan baik-baik saja disana. Cucu dan menantu ku itu sangat hebat dan pemberani." Ujar nenek seolah memberi semangat pada anaknya.

"Tapi aku khawatir eomma." Ujar Shin Hye.

"Halah, biasa Seung-woo juga tidak pernah memberi mu kabar saat menjalankan misi. Lalu kenapa kali ini kau khawatir begitu?" Nenek duduk dikursi goyang yang berada didekat jendela.

"Kali ini beda eomma. Ia sekarang membawa Yoongi, jelas aku makin khawatir. Dia anak ku satu-satunya." Shin Hye mengikuti sang ibu, ia duduk tepat disebelah sang ibu.

"Yak jika kau khawatir begini, Yoongi akan ikut merasakan kekhawatiran mu. Ibu dan anak itu punya ikatan batin yang kuat, jadi jika kau khawatir Yoongi akan merasakan nya. Jangan buat dia tidak tenang selama menjalankan misi." Nenek berusaha menjelaskan agar anak nya itu tidak khawatir lagi.

Shin Hye hanya menunduk lemas, ada benar juga apa yang dikatakan oleh ibunya itu.

"Aku hanya takut."

"Tidak usah takut anak ku, mereka semua akan pulang dengan selamat." Nenek mengusap punggung tangan anak perempuan satu-satunya itu.

Shin Hye tersenyum pada ibunya lalu meletakkan kepala nya dibahu sang ibu. Mereka kemudian menatap langit bersama.

***

"ARGH SIBHAL. MENANGKAP ORANG-ORANG LEMAH SEPERTI ITU SAJA KALIAN TIDAK BISA. PERCUMA AKU MEMPERKERJAKAN KALIAN MAHAL-MAHAL JIKA HANYA INI YANG KU DAPAT." In Yeop benar-benar sangat marah kali ini.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang