50

287 41 54
                                    

Ji-eun menatap iba Yoongi, seperti keadaannya yang semalam. Yoongi masih setia menutup mata tertidur, tak ingin di ganggu.

Luka-luka Yoongi sudah di obati oleh Shin Hye. Ji-eun mengusap lembut pipi Yoongi dan sesekali juga mengusap rambut laki-laki itu.

Yoongi terbangun kala wajah nya terasa di sentuh oleh seseorang. Saat membuka mata, pandangan pertama yang ia lihat adalah gadis nya. Gadis yang membuat nya hampir gila.

Yoongi bangkit dari tidur nya lalu menerjang tubuh Ji-eun untuk dipeluk. Ji-eun hanya bisa pasrah dan menerima pelukan Yoongi dengan senang hati. Sesekali gadis itu mengusap lembut punggung kekasih nya.

"Bogoshipda, kau jangan pergi!" Ucap Yoongi disela-sela pelukan mereka.

"Seharusnya aku yang bilang itu pada mu, jangan tinggalkan aku! Aku takut." Jawab Ji-eun membuat Yoongi mengusap kepalanya.

"Aku tak akan meninggalkan mu, mian tak bisa menjaga mu kemarin. Aku benar-benar menyesal."

"Gwenchana, aku baik-baik saja. Hanya sedikit takut."

Yoongi dan Ji-eun melepaskan pelukan mereka. Yoongi menatap mata Ji-eun yang tampak di mata itu tersirat banyak luka yang tak kunjung sembuh.

Yoongi mengusap pipi Ji-eun lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Ji-eun. Ji-eun tak bisa membantah kala benda kenyal itu mendarat di bibirnya. Ia hanya bisa pasrah kala Yoongi mencium nya dengan sedikit agresif.

Ji-eun meremas rambut Yoongi, ia sesekali mendesah kala laki-laki itu menggigit bibir nya.

Yoongi melepaskan ciuman mereka lalu mengulum senyum membuat Ji-eun ikutan mengulum senyum. Ji-eun memukul lengan Yoongi lalu menyembunyikan kepalanya di dada bidang laki-laki itu karna malu.

"Bahagia selalu chagiya, jangan bersedih! Kau tau aku benci saat melihat air mata mu turun." Ji-eun mengangguk tanda menjawab ucapan Yoongi.

Mereka kembali berpelukan lalu sesekali berbincang dan tertawa kala Ji-eun mengejek Yoongi yang tampak seperti orang gila.

***

Wendy masuk kedalam mansion ibu nya, ia baru saja kembali dari cafe karna berkumpul dengan temannya.

Ntah ada apa, anak itu ingin saja datang ke mansion ibu nya. Yang tentu nya bukan mansion dimana waktu itu Ji-eun diculik dan di lecehkan.

Wendy mencari-cari ibu nya di dalam mansion. Tadi anak itu sempat mengirim pesan pada Joo-Ryung bahwa ia akan ke mansion menyusul ibu nya. Namun sampai sekarang pesan nya itu tak kunjung di baca dan di balas sang ibu.

Wendy meletakkan tas nya didalam kamar, lalu keluar dari ruangan itu. Ia berniat ke dapur untuk mengambil minuman. Tapi langkah nya terhenti kala ia mendengar bunyi aneh didalam sebuah ruangan.

Ruangan yang tak jauh dari kamar ibu nya adalah ruangan yang sampai sekarang Wendy tidak mengetahui isi nya. Joo-Ryung selalu melarang Wendy untuk masuk ke ruangan itu.

Dari awal mansion dibangun sampai saat ini, Wendy belum pernah masuk keruangan itu—hanya ke ruangan itu saja.

Karna penasaran, akhirnya Wendy memberanikan diri memegang gagang pintu. Ia tiba-tiba berhenti dan berpikir, ia takut nanti sang ibu tau bahwa ia masuk keruangan itu dan berujung dimarahi.

Namun, karna rasa keingin tahuan yang tinggi akhirnya Wendy memberanikan diri masuk kedalam ruangan tersebut yang ternyata tidak di kunci.

Ruangan itu tampak gelap dan berbau sangat harum. Wendy berusaha mencari saklar lampu dan akhirnya dapat.

Ruangan yang tadi nya gelap kini berubah menjadi terang saat Wendy menghidupkan lampu. Wendy tertegun kala melihat ruangan yang sangat-sangat aneh itu.

Ruangan dengan cat berwarna abu-abu. Disisi kiri ruangan itu terdapat lemari besar berisi banyak senjata tajam.

EIGHT | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang