BAB 18 : GADIS ITU

993 202 9
                                    

"Bella, kau terlihat tidak... Bagaimana mengatakannya ya?"

Theresa cukup bingung untuk mengatakan keadaan Arabella yang terlihat seperti zombie di depan nya. Sejujurnya jika saja mereka tau jadwal Arabella mungkin mereka sudah siap mati kapan saja.

Sejak sang surya mengintip, kucing oren itu sudah membangunkan nya. Berteleport ke asrama nya dan berpisah kelas dipagi. Tommy kucing yang perhatian ternyata. Dia bahkan menyiapkan sarapan meskipun hanya roti dan segelas susu.

"Aku benci kelas ramuan."

Arabella mengingat kembali kelas ramuan waktu itu. Warna dan bau nya sangat menjijikkan. Rasanya dia ingin muntah, tapi dia harus menahannya selama mungkin hingga kelas ramuan selesai.

Jika beruntung dia akan sekelas dengan Mary di kelas dasar ilmu sihir, Rea di kelas aritmatika, dan Theresa di kelas ilmu berpedang.

Saat loncang besar di menara tertinggi di academy berbunyi lebih lama adalah pertanda jam yang paling Arabella suka. Jam makan siang, makanan di academy tidak kalah juga dari istana. Mesipun dia tidak memiliki pin Marvin sangat perhatian padanya.

Meongan yang terdengar seperti sedang menggodanya. Kucing oren itu muncul, melompat ke dekat Arabella, dan mengosok-gosokan tubuhnya.

"Ini jatah makan siang mu, Tom." Ujar Arabella yang tidak habis pikir jika Tommy akan meminta jatah makan siang ikan setiap hari. Itu makanan termahal sejauh ini di academy dan itu makan oleh kucing oren ini.

"Apa ini familiar mu, Bell?" Tanya Mary yang ingin menyentuh Tommy.

"Ya."kucing menyebalkan ini sangat disayangkan adalah familiar-ku.

"Emm, apa aku boleh mengelusnya?" Tanya Mary yang ragu-ragu dan sangat ingin menyentuh Tommy.

"Tentu, kenapa tidak."sekalian kau bawa juga tak apa.

Dengan mata yang berbinar dikala senja. Dengan hati-hati Mary menyentuh surai Tommy yang sedang makan, tapi hal yang tak terduga kucing oren itu menatap tajam Mary dan membawa ikan utuhnya yang cukup besar pergi menjauh.

"Apa dia membenciku?"

"Dia tidak suka diganggu. Mungkin dia pikir Nona Knox ingin mengambil ikan nya."

Mendengar keterangan gadis yang akrab di panggil Bella itu lekas Mary tepis. "Tidak! Padahal dia sangat lucu. Aku hanya ingin mengelusnya, itu saja."

Rea terkekeh mendengarnya. Mereka berempat saling menceritakan tentang kelas pagi mereka.

"Bella kenapa aku tidak pernah melihat mu saat jam makan malam?" Tanya Rea yang penasaran karena sejak hari pertama gadis itu tidak pernah terlihat setelah jam makan siang.

"Aku makan, mungkin kalian tidak melihat ku itu saja." Jawab nya asal berharap mereka percaya begitu saja.

Rea mengangguk seakan mengerti. "Aku dengar di kelas mu kemarin, di kelas botani Pangeran menjadi asisten profesor Ron. Apa itu benar?!" Tanya Rea yang bersemangat.

Arabella mengangguk, dan dia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. Melihat adik nya akan digodai membuat jiwa nya sebagai seorang kakak tidak rela, dan ingin melindunginya.

Sejujurnya setelah usai kelas botani Aidan masih berdiam diri di labotarium itu, dan yang tidak mengenakkan kenapa Aidan terus menatapnya. Ini membuat rumor tidak sedap beredar tentang nya.

"Lihat, dia bukan kah dia gadis beruntung dan tidak tau diri di kelas botani waktu itu."

"Ya! itu dia. Dia sangat tidak sopan dan pengertian."

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang