BAB 10 : DIKEJAR BERUANG

1.3K 263 6
                                    

Sudah seminggu lebih dia berada di dunia ini.

"Kakak Bella!" Seru Alexa senang bisa menghabiskan waktu bersama sang kakak yang masih bertubuh kecil itu.

Arabella menoleh yang saat ini sedang duduk memegang buku yang Elios rekomendasikan untuk dibaca.

"Iya?"

Aidan dan Alexa terdiam menatap kakak mereka berdua yang duduk dengan tidak elok nya dengan kepala di lantai dan kedua kaki nya di atas sofa.

"Em... Kakak sedang apa?" Tanya ragu Alexa yang diikuti tatapan bingung dari Aidan.

Arabella bangun dan merapikan gaun nya. "Lihat aku sudah tumbuh besar sekarang." Ujar Arabella memperlihatkan tubuh berusia seperti anak sekolah dasar. Sejujurnya Aidan dan Alexa tidak kembali ke istana untuk beberapa hari karena kesibukan, dan persiapan Alexa yang kembali ke academy nanti.

"Yahh... Kakak Bella sudah besar." Lirih Alexa yang bernada kecewa karena ingin bermain bersama Arabella yang bertubuh kecil itu.

Arabella terkekeh dan melihat Aidan, adik laki-laki nya memalingkan wajah nya saat mata mereka saling bertemu.

"Tidak, tidak, jangan kecewa. Ayo kita bermain. Aku bisa bermain apa pun sekarang, karena lebih tinggi, hoho." Ucap Arabella dengan bangga.

"Alexa." Panggil Aidan menatap Arabella yang merasa familiar mulai dari sikap dan sifat nya.

"Aku tau apa yang mau kau katakan. Dia kakak kita, jangan sama kan dengan maniak sihir itu."

Aidan mengangguk dan melihat tingkah Arabella yang menaruh buku nya dan berdiri di depan mereka dengen aura positif yang sangat terasa.

"Ayo kita bermain petak umpet hari ini!"

Seperti yang Arabella inginkan Aidan dan Alexa bermain petak umpet. Mereka bahkan bermain kejar-kejaran. Arabella tidak bisa berhenti tersenyum. Gadis itu merasa adalah gadis yang paling bahagia di dunia ini.

Aidan dan Alexa mulai lelah. Mereka berdua bahkan beristirahat di bawah sejuk nya pohon. Arabella menghampiri mereka berdua.

"Apa kalian sudah lelah? Maaf ya aku tidak menyadarinya." Ucap Arabella dengan tangan kecil nya mengepalkan tangan dan tertunduk menyesal.

Alexa bergegas menghibur kakak nya. Dia tidak ingin membuat Arabella merasa sedih.

"Sepertinya rumor itu benar. Stamina kakak Bella tidak manusiawi. Bahkan sebutir keringat saja tidak terlihat." Batin Aidan dan Alexa yang menatap heran ke sang kakak.

"Nanti ya kalau sudah tidak letih ayo kita main tepak umpet lagi. Aku ingin jadi yang dicari nanti, hehe." Ujar Arabella dengan semangat dan hendak melangkah mendekati Aidan, tapi dia tidak sengaja tersandung yang membuatnya hampir jatuh. Aidan yang sontak mengetahui itu tepat di depan mata nya menopang tubuh Arabella yang lebih kecil dari nya itu.

"Lain kali hati-hati." Tutur Aidan dan melepas Arabella lalu membuang wajah nya ke arah lain.

"Kakak lain kali harus berhati-hati." Ujar Alexa yang melihat sendiri jika Arabella juga cukup ceroboh.

Arabella terkekeh menggaruk tenggukkan yang tidak gatal. Alexa sangat menyukai Arabella. Karena pelayan dan bahkan kakek dan orang tua nya juga membanggakan gadis yang punya dua tahi lalat itu. Sedangkan bagi Aidan, dia merasa Arabella adalah orang asing. Seorang yang selalu dia anggap sudah mati, karena semenjak mereka lahir Aidan tidak pernah berinteraksi dengan Arabella.

Bagaimana rasa nya mempunyai seorang kakak?

Bagaimana sikap kedua orang tua nya yang selalu membuat senyum tipis yang menyedihkan itu?

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang