BAB 4 : BAHAGIA

2.9K 407 19
                                        

Arabella menatap pantulan dirinya dengan wajah suram nya. Bagaimana tidak, dia baru saja melakukan rutinitas hal yang paling dia benci. Mandi pagi.

Raya bersenandung senang menata rambut nya dibelakang. Dia bahkan membawa gaun yang tidak pernah sekali pun dia lihat. Sungguh, perubahan ini sedikit mengganggu nya.

"Anda terlihat sangat cantik, Tuan Putri." Puji Raya senang melayani gadis kecil bernama Arabella ini.

"Em, Kak Raya." Cicit Arabella malu untuk mengatakannya. Dengan semburat semu merah muda di kedua pipinya dia menatap lawan bicara dari pantulan cermin. "Panggil Bella saja. Tidak usah tambahan Tuan Putri." Ucap Arabella yang tidak betah menatap mata lawan nya bicara.

Raya yang melihat sikap imut dan malu-malu Arabella terdiam sejenak. Arabella melirik dan melihat Raya tersebut bahagia dengan darah yang mengalir dari salah satu hidung nya.

"Kak Raya hidung kakak!!" Pekik Arabella berbalik dan mencoba menyeka darah yang masih mengalir itu.

"Aku akan mati dengan tenang." Gumam Raya yang terlena melihat Nona yang dia layani sangat imut.

"Tidak! Kak Raya bertahan lah! Kak Raya!" Pekik Arabella yang tidak tahan dan mencoba menyadarkan Raya dari fantasinya.

~~~

"Nona, apa Anda ingin berjalan-jalan ke taman?" Tawar Raya setelah sadar dan setelah perdebatan kecil karena Arabella tidak ingin dipanggil Tuan Putri. Panggil itu terasa terlalu berlebihan di telinganya.

Arabella mengangguk. Dia melihat dari pantulan kaca terlihat gadis kecil bersurai hitam legam dengan gaun hijau muda nya dengan pita putih yang mengikat dipinggang nya.

"Woah! Arabella sangat imut." Batin nya berhenti dan memegang kedua pipi nya sendiri menatap pantulannya dengan tatapan penuh binar.

Arabella bisa merasakan sengatan matahari pagi yang mendarat dipunggung nya. Tiba-tiba sengatan nya tidak terasa karena seseorang berdiri di belakangnya.

Siapa?

Arabella berbalik dan mendapati seorang lelaki tinggi bersurai putih keabuan-abuan berdiri menatap nya. Dia tiba-tiba berjongkok di depannya.

"Ternyata kau disini, Bella. Ayah mencari mu tadi di kamar." Ujar lelaki itu tersenyum ramah melihat putri kecil nya bangun dan berdiri di depan matanya.

Ayah?

Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu sebentar. Jadi dia. Ayah Arabella, si ML dari 'Darah Kaisar' ternyata.

Mark?!

Tangan besar nya mengelus kepala Arabella yang terdiam.

"Kenapa diam? Apa kau lupa dengan wajah papa mu ini, hm?" Mark tiba-tiba mengangkat Arabella yang bertubuh kecil dan menggendong nya. Mencarikan posisi nyaman untuk dirinya atau pun Arabella.

"Ayo kita jalan-jalan." Ucap Mark ramah dan melanjutkan jalan nya.

Arabella masih diam. Memegang lengan Mark yang terbalut kemeja putih khas abad pertengahan itu. Menikmati sinar matahari pagi dan juga hembusan angin dingin yang menusuk kulit nya.

Arabella terpaku diam menatap paras Mark dari samping. Rahangnya yang terlihat tegas dengan surai putih nya yang terlihat lembut. Bahkan pipi nya terlihat lebih putih dan halus dari pada milik nya.

Puk!

Mark berhenti melangkah. Dia merasakan tangan kecil yang terlihat menepuk pipi nya. Dia melihat itu tangan putri nya.

"Kenapa?"

Mampus kau.

Arabella terdiam dengan keringat dingin yang tiba-tiba bercucuran keluar dari pelipis nya. Dia tanpa sadar berniat memukul wajah Mark karena merasa kesal Aileen tidak jadi bersama Hans.

"Emm... Tadi ada, ada serangga. Serangga nakal di wajah papa." Ucap Arabella mencoba memainkan aktingnya sebaik mungkin dengan wajah nya yang semakin lama semakin menggelap takut Mark marah kepada nya.

Lelaki berambut putih itu yang terlahir sebagai ras malaikat dan juga tetua alam itu diam menatap nya cukup lama, lalu tersenyum.

"Benarkah? Terima kasih." Ucap Mark yang tersenyum lebih lebar.

Arabella tiba-tiba merasa melihat matahari baru saja tersenyum di depan nya. Cahaya nya terlalu silau. Sekarang dia mengerti kenapa Aileen bisa jatuh hati kepada malaikat ini. Lihat saja wajah nya itu. Sifat dan sikap nya yang jelas-jelas tidak bisa diremehkan bahkan dia ingat jika Mark adalah mantan ketua osis di Academy Xavier juga.

Arabella segera menggeleng dan membuang pemikiran itu.

"Tidak, Hans yang terbaik. Hans yang paling tampan. Mark tidak ada apa-apa nya, titik ga pakek koma." Batin Arabella yang mencoba mengingat jika dia disini untuk Hans. Dia ingin melihat karakter favorit nya itu bahagia.

"Bella suka apa?" Tanya Mark tiba-tiba menatap Sang buah hati.

"Huh?"

"Bella suka langit?" Tanya Mark sekali lagi yang membuat Arabella bingung.

"Emm, Bella... Bella suka pantai, pa!" Seru Arabella yang sebenarnya dia memang menyukai pantai terlebih pemandangan nya.

Mark mengulas senyuman. Dia senang mendengar jawaban sang putri. Tubuh nya yang masih tetap sama setelah bangun dari tidur panjangnya. Mark senang bisa mengobrol dan menggendong putri nya sekali lagi.

Arabella menatap wajah Mark yang terlihat bahagia.

"Sejujurnya Mark tidak buruk. Aku tak bisa membayangkan bagaimana lelaki itu sabar dan menunggu Aileen yang dekat dengan berbagai lelaki waktu di academy. Dia tampan, lelaki yang pengertian, bahkan dia yang sebagai salah satu ras yang agung-ras malaikat-, dan juga menjadi salah satu tetua alam. Seberapa banyak lelaki itu sabar menunggu sosok Aileen?" Batin Arabella yang terlamun dan memikirkan bagaimana pendapat nya tentang Mark.

Jadi ingat perkataan Rey.

"Semua aja di gebet ya, Ras."

Tapi melihat Mark juga dari sudut pandang pembaca juga dia senang. Melihat cerita yang berakhir happy ending adalah hal yang dia suka. Hingga dia sampai jatuh hati, atau lebih tepat kasihan kepada karakter bernama Hans itu.

Mark melanjutkan langkahnya membawa Arabella berjalan-jalan di sekitar taman. Mark bisa merasakan kaki gadis itu bergelantungan, Bella goyangkan.

"Tapi kalau ingat nama Mark jadi ingat nama member boygroup adalah Korea itu." Batin Arabella yang ingat jika dia salah satu bias nya yang berhasil dia ambil dari Rey.

"Bella ingat umur berapa sekarang?" Tanya Mark berjalan melewati taman bunga dengan air mancur gemericik air nya terdengar menenangkan masuk ke telinga.

Arabella diam. Menatap Raya yang berjalan di belakang mereka berdua.

"Emm... Lima tahun, mungkin?" Jawab Arabella yang melihat tubuh nya sendiri dan tak tau pasti umur Arabella itu berapa. Mengingat dari isi novel 'Darah Kaisar' Arabella hanya muncul di epilog saja.

Arabella tiba-tiba bisa merasakan sebuah tangan besar mengelus kepala nya. Dia melihat itu ulah Mark.

"Bella masih ingat ya ternyata."

"Tentu, tentu saja Bella ingat, hehe. Umur Bella lima tahun." Menunjukkan lima jari tangan kepada Mark.

Mark yang gemas mencium pipi yang masih chubby itu. "Putri papa memang pintar."

Arabella terteguh diam mendapat perlakuan itu.

I-itu, itu, itu!!

"Bella?" Panggil Mark yang melihat ekspresi diam putri nya. Padahal dulu dia sering melakukan ini dan mendapat respon bahagia dengan senyum lebar Arabella.

Aaahhhhhhh!!!! Mimpi apa gue barusan di cium sama Mark!!!!! Meskipun di pipi, tapi damage nya!!!!
.
.
.
Jadi kalau kalian jadi Arabella gimana 👀?

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang