BAB 37 : TANGGA

745 161 9
                                    

Pagi ini up guy's, yeahh~

Posisi daerah rumah author juga mendung, berkabut gitu, cocok buat baca juga, haha, di daerah kalian gimana posisi nya?

WARNING!!!

BAB HARI INI LUMAYAN PANJANG DARI BAB SEBELUM NYA!!!

Cuss langsung baca^^

~~~

Sekembalinya dari darma wisata itu. Arabella meminta izin untuk menginap di asramanya yang sudah setahun lebih dia tinggalkan itu. Meskipun kamarnya sangat sederhana Arabella nyaman menempati nya. Hal yang dia sukai adalah kamarnya yang berada di lantai tiga membuatnya bisa melihat pemandangan langit sore setiap hari. Terlebih lagi dimasa depan nanti dia tidak akan bisa menempati kamar ini lagi. Terkadang juga Arabella merindukan kesendiriannya.

"Tom, apa menurut mu aku ini aneh?" Tanya Arabella berbalik mendapatkan kucing oren itu duduk di ujung kasur.

Ekor nya yang bergoyang kesana kemari merespon Arabella. "Tidak, kau tidak aneh Bella."

"Tapi,...." Arabella termenung memikirkan jika dia akan bertemu dengan Dewa Agung lagi. "Hahh... Entah lah aku juga tidak paham kenapa aku yang dipilih? Dari sekian banyak gadis di dunia ini kenapa aku yang harus Dewa Agung itu hubungi."

Arabella yang tidak ingin berlarut-larut dalam kebingungan memutuskan jalan-jalan sore di academy yang terlampau lenggang. Para profesor dan semua orang di academy ini kebanyakan sudah pulang. Bahkan bisa Arabella pastikan hanya beberapa anak saja yang tetap tinggal di academy.

~~~

"Ini sebuah kunjungan yang tidak terduga, Raja Hans."

Aileen dan Arion menyapa para tamu undangan yang mereka undang dari negeri tanah hitam. Hans yang datang karena undangan Aileen hanya tersenyum.

"Suatu kehormatan bisa berkunjung lagi kemari Yang Mulia." Ucap Hans menghormati kedua orang tertinggi di benua Adkavar ini.

"Yah, aku juga. Senang bisa melihat sahabat ku sendiri di rumah. Ayo masuk. Kamar mu masih sama seperti dulu." Ujar Aileen yang langsung bersikap seperti selayaknya teman mengantar Hans menuju kamar nya.

Selama perjalanan Hans tak melihat satu pun putra atau pun putri Aileen.

"Aileen, dimana anak-anak mu? Bukan kah ini sudah musim panas." Tanya Hans karena setiap berkunjung dia selalu bisa bertemu setidaknya di pintu gerbang masuk istana bagian dalam.

"Ah, mereka bertiga sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ahh... Anak-anak sudah besar tanpa aku sadari. Sedih rasanya melihat burung kecil ku terbang tinggi."

Hans mencari keberadaan Arabella. Dia ingat sangat jelas sudah setahun lebih dia tak pernah bertemu gadis itu. Lilith bahkan tau jika dia setiap malam pergi diam-diam.

"Hans, siapa wanita itu?" Tanya Lilith yang mengendus bau Hans yang tercampur dengan parfum wanita lain.

Setelah mengobrol dengan Hans. Aileen meninggalkan lelaki itu sendirian di kamar tamu itu. Termenung diam mengingat kesalahan apa yang telah dia perbuat setahun yang lalu.

"Apa?"

"Apa yang salah waktu itu? Apa?"

Hans berusaha berpikir keras bahkan dia sempat membenturkan kepala berpikir jika ingatan nya bisa kembali.

Hans yakin tidak ada yang salah waktu itu. Hanya saja waktu nya terasa aneh itu saja. Suasana malam itu terasa aneh.

"Keluar kau!"

Hans masih ingat Arabella mengatakan jika dia mendengar sesuatu. Apa mungkin itu penyebab nya?

Hans memilih berbaring. Menatap langit kamar yang sudah sering dia pakai saat berkunjung ke istana ini.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang