BAB 41 : AKU INGAT

769 170 57
                                    

Yang posisinya lagi baca cerita ini, dan merasa masih punya tugas

Ayo... LEMPAR, TRUS BUANG RASA MALAS KALIAN!!!!

Habis ngerjain tugas nya trus dah kelar trus lanjut baca deh

Jangan main ke WP terus, okay

Cuss langsung baca 🤸🏻

~~~

Matahari terlihat tersenyum lebar hari ini. Bahkan langit yang lalu bersamanya terlihat sangat cerah juga.

"Raya, jam berapa sekarang? Kenapa kepalaku sangat sakit?" Gerutu Arabella dengan suara paruhnya bangun dan duduk di ranjangnya, memegang letak dimana kepalanya yang terasa sakit itu.

"Raya." Panggil Arabella sekali lagi turun dari ranjang dan berjalan melewati cermin yang seukuran badan orang dewasa itu.

"Tunggu sebentar."

Arabella mundur beberapa langkah dan melihat surainya sepenuhnya berwarna putih keperakan. Arabella melihatnya sendiri cukup terkejut, dan beberapa kilas balik yan saling tumpah tindih membuatnya sakit kepala.

"Raya." Panggil Arabella sekali lagi mencengkram kuat kepalanya dan tertunduk lemah di depan cermin.

"Wow! Apa ini?"

"Apa itu benar?"

"Yeah! Aku pasti akan melakukan tugas ku dengan baik."

"Tangan ku... ."

Suara gadis kecil itu terus menghantuinya. Arabella yakin jika itu adalah kehidupannya dulu yang sebagai gadis kecil bersama Dewa Agung. Tapi kenapa harus kilas balik ini yang harus dia ingat?

Dia tidak ingin mengingat masa lalu. Masa lalu itu sejarah yang menurutnya harus dia lupakan. Tidak peduli mau itu ada sangkut pautnya dengan masa depan. Masa lalu dikehidupannya ini membuatnya kesakitan.

Klik!

"Nona, saya membawakan sara--, Nona!" Melihat bagaimana Arabella tertunduk tidak berdaya mencengkram kepalanya kesakitan dan menangis lirih yang terdengar menyayat hati.

Raya lekas membantu Arabella kembali kasur. Raya yang hendak memanggil Dokter ditahan oleh Arabella.

"I-ni, ini hanya sakit kepala biasa. Jangan... Panggil Dokter." Lirih Arabella karena rasa sakit itu perlahan menghilang.

"T-tapi, Nona, Anda terlihat sangat kesakitan. Saya harus memanggilkan Dokter untuk Anda."

|[JANGAN!!!]| Bentak Arabella menatap tajam Raya sembari memegang sisi kepalanya.

Raya terbeku diam melihat penampilan Arabella yang dimatanya terlihat menyeramkan dan mengintimidasinya, dengan tatapan tajamnya dan netra amethyst nya yang menyala terang. Seakan menatap jauh ke dalam jiwa nya.

Menyadari Raya yang terdiam dan terlihat gemetar ketakutan. Arabella memejamkan mata dan menarik napas panjang.

"Maaf, aku kelewatan. Maafkan aku Raya." Lirih Arabella tertunduk menyesali karena baru saja membentak Raya.

Raya yang masih ketakutan berusaha menghibur Arabella. Seperti yang Arabella mau Raya tidak akan memanggil dokter untuknya. Sebagai gantinya dia harus beristirahat hari ini.

Disaat Raya hendak pergi sebuah pusaran debu emas perlahan muncul di dekat Arabella yang tengah berbaring dan masih terjaga. Raya bisa melihat punggung lelaki itu. Surai pirang keemasananya itu tidak perlu diragukan lagi.

"Semoga berkah matahari selalu bersama Anda, Nona."

Tommy melirik pintu yang sudah tertutup itu, dan beralih menatap Arabella yang sudah bangun.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang