BAB 36 : RYL

752 153 17
                                    

Kembali up pagi lagi, hehe

Kalian tim bangun tidur / pas ada kelas buka WP ga🤣

Cuss langsung baca 😽

~~~

Setelah Arabella keluar dari toko buku itu seorang petugas keamanan datang menghampiri nya. Segera setelah Arabella ditemukan. Arabella mendapatkan wejangan dari Aidan dan Alexa yang sudah seharian ini mencari Arabella di seluruh kota dan danau yang sering Arabella kunjungi diam-diam tentunya.

"Maaf, aku tadi melihat toko buku, dan yaa... Kalian tau kan."

Tanpa Arabella perlu jelaskan lebih jauh lagi Aidan dan Alexa mengerti. Pasti kakaknya itu berlama-lama di toko buku karena bingung harus memilih buku mana yang akan dia beli.

Karena mereka berdua masih berbaik hati. Maka Arabella dihukum harus bersama mereka entah itu kemana pun Arabella melangkah. Arabella yang mendengar itu mendesah paruh, dan dengan berat hati menurut perintah kedua adik nya itu.

"Sebenarnya disini yang lebih tua siapa sih? Aku berasa jadi anak kecil saat bersama kalian berdua."

"Tentu saja kakak, siapa lagi?" Jawab kedua si kembar itu berbarengan.

Arabella mendengus kesal. Darma wisata yang dia bayangkan akan terasa hancur jika dia terus bersama kedua adik yang overprotektif ini. Dia berharap bisa berduaan bersama Theresa seperti tadi.

"Oh, iya kau tau kakak menemukan sesuatu yang menarik loh hehe." Arabella menyeringai dia menyombongkan dirinya yang baru saja kembali setelah berpetualang di dunia para roh. Bahkan Arabella sempat mengobrol dengan kedua familiar adik kembarnya itu.

"Wow! Benarkah kakak! Apa aku bisa kesana? Dimana gerbang itu? Ayo tunjukkan padaku, kak!" Seru Alexa yang tidak sabaran yang mendapat anggukan dari Aidan juga yang bersemangat ingin ke dunia para roh.

Arabella ingat Rea yang menunjukkan jalan kepadanya waktu itu. Gadis itu dengan baik hati berkata jika sesuatu menarik dan kuno berada di hutan selatan ibu kota ini. Bahkan dia berkata jika sesuatu yang menarik selalu muncul disana. Tanpa ragu sedikit pun Arabella memutuskan pergi kesana tentunya.

"Tentu! Tapi Nona Calesthene lebih tau dari pada aku. Dia lah yang menunjuk tempat itu pada ku."

"Benarkah? Kalau begitu saat jam makan malam nanti ayo kita makan bersama." Ujar Alexa yang tidak sabar menanti jam makan malam nanti.

Seperti yang Arabella perkirakan mereka satu meja dengan Rea yang gugup duduk dengan mereka. Aidan hanya menatapnya. Menelisik wajah gadis itu yang sedang gugup karena tatapan berbeda yang diberikan oleh Aidan dan juga Alexa.

Arabella menjelaskan jika dia tadi diberitau oleh Rea tempat dimana gerbang penghubung dunia roh dengan dunia ini.

"T-tapi, bukan kah gerbang menuju dunia roh hanya ada dua di dunia ini, Pangeran, Tuan Putri." Cicit Rea yang tidak berharap Arabella akan membual soal tempat seluar biasa itu. "Maaf, Pangeran, Tuan Putri, saya rasa tempat itu tidak ada. Saya pikir dia hanya sedang membual saja."

Aidan menghentakkan gelasnya, dan menatap tajam Rea yang gemetar ketakutan seperti seekor tikus.

"Mana mungkin kakak kami itu seorang pembohong." Ujar Aidan yang membela Arabella disini karena dari kisah nya Arabella bisa melakukan apa pun yang belum pernah mereka coba. Bahkan Arabella bahkan pernah diam-diam berpetualang ke negeri tanah hitam ditengah malam.

"T-tapi, Pangeran, i-itu hanya pendapat saya saja."

Melihat Rea semakin gugup dan tak bisa berbicara lancar membuat Arabella bertanya-tanya. Padahal Rea tadi mengatakan jika tempat itu sangat menarik. Bukan kah dia seharusnya tau jika disana ada sebuah gerbang menuju dunia para roh.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang