Dentingan benda perak atau pun porselin saling bertabrakan. Semuanya diam menikmati makan malam hari ini. Semua termasuk Aidan dan Alexa yang kembali pulang dengan sihir teleport dengan mudah.
Arabella menatap makanan nya. Dia masih memikirkan perkataan Tommy hingga saat ini.
Aileen yang menyadari putri nya yang lebih banyak diam. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Arabella mendorong dirinya beserta kursi nya.
"Aku sudah kenyang. Terima kasih atas makan malam nya." Ucap Arabella dengan suara rendah, dan turun dari kursi.
Aileen yang tepat duduk di samping Arabella menatap putri nya itu. "Makan penutup nya belum. Bahkan kau tidak menyentuh makanan mu sama sekali."
"Aku kenyang, permisi semuanya." Ujar Arabella berjalan pergi meninggalkan meja makan.
Raya yang sedang bercengkramah bersama pelayan lain memanfaatkan waktu istirahatnya dengan baik. Arabella yang mengetahui Raya mengejarnya berhenti melangkah.
"Aku ingin sendiri. Sebaiknya kau istirahat, dan manfaatkan malam yang indah ini." Ujar Arabella melanjutkan langkahnya meninggalkan Raya yang terdiam.
Raya segera kembali bersama Sarah dan lain nya, tapi keributan di ruang meja makan berhasil menarik perhatiannya.
"Apa kita perlu melakukan eksekusi masal?"
"Kenapa tidak jika mereka memang benar-benar bersalah dan membuat kakak Bella bersedih."
Mark yang sedang bergabung hanya bisa tertawa canggung. Semua keluarga Aldrich bisa dibilang dalam mode pikiran sadis nya. Mereka sedang membicarakn tentang Arabella yang selalu digosipkan oleh para pelayan. Jujur saja mereka semua tau.
"Aku rasa kita perlu membicarakan ini dengan Bella." Ucap Mark yang angkat bicara sekarang.
"KAU/AYAH DIAM SAJA!" Seru mereka bersamaan termasuk kedua anak nya juga.
Mark yang tidak berdaya menjawab patuh dan melanjutkan makannya. Raya yang merasa bersalah karena sikap nya berubah agak menjauh dari Arabella juga. Dia tidak ingin di hukum.
Raya yang berpikir Arabella berada di kamar nya, itu salah. Gadis berpenampilan lima tahun itu berjalan ke arah taman yang berbentuk seperti labirin. Masuk tanpa pikir panjang dengan alasan ingin sendiri, dan tak ingin ditemukan siapa pun.
Arabella terus berjalan maju, terkadang berbelok, dan menemukan jalan buntu. Dengan keberuntungan yang tak terduga Arabella sampai di tengah labirin. Sepengetahuan nya taman dalam enam bulan sekali akan di rombak karena Aileen yang sering menghabiskan waktu luang nya di luar sembari membaca buku. Jadi kebetulan yang pas taman bulan ini adalah labirin.
Air mancur mini dengan bunga teratai yang mekar di bawah sinar rembulan. Kunang-kunang yang belum pernah dia lihat sebelum nya seperti lampu yang berkedip terbang dimana-mana.
Arabella mendekat dan melihat ke dalam air pantulan dirinya sendiri. Wajah itu, warna mata itu, semuanya Arabella amati.
Arabella mendesah paruh. Dia memutuskan duduk di tepi air mancur tenggelam dalam pemikiran nya sendiri.
"Tommy." Ucap Arabella tanpa sadar menatap jari jemair nya yang saling bertautan.
"Ya Master." Jawab Tommy tiba-tiba muncul di antara cahaya kunang-kunang dan rembulan.
Arabella langsung menoleh dan menatap ke sumber suara. "Master?" Gumam Arabella yang kebingungan.
"Maksud ku ada apa? Kenapa kau memanggil ku?" Tommy berjalan mendekat dan duduk tepat di depan Arabella. Mendongakkan kepala nya menatap Arabella yang duduk di tepi air mancur.
![](https://img.wattpad.com/cover/278510575-288-k357765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku... Tuan Putri?
Fantasy"A-aku... Siapa? Arabella?" Hans, karakter second lead di 'Darah Kaisar' yang aku sukai tidak punya happy ending yang aku inginkan. "Gimana kalau kamu aja yang buat Hans bahagia?" Pertanyaan itu langsung aku iyakan dan siapa sangka aku menjadi putr...