BAB 7 : THOMAS

1.8K 302 7
                                    

Okay up lagi seperti biasanya^^

Cuss langsung baca 😸

~~~

Hari yang menyenangkan telah Arabella lalui. Dia sangat menyukai kucing. Keluarga Arabella, iya keluarga Arabella sangat baik padanya. Bahkan sepengetahuannya Lunar, Elios, dan Azura adalah tipe naga yang dingin tak suka bersama orang lain selain pasangan mereka. Tapi hari ini mereka nampak ramah meskipun dengan wajah cuek mereka, dan jangan lupakan dua kucing familiar dari Aidan dan Alexa juga sangat lucu.

Arabella menghempaskan punggungnya ke kasur. Malam telah tiba. Dia harus beristirahat hari ini. Dirinya juga tidak menyangka jika Aidan dan Alexa adalah adik Arabella. Yah, dunia ini penuh kejutan.

Tommy yang berbaring di sampingnya dengan menontonkan perut nya yang lebih buncit. Kucing oren itu kekenyangan setelah memakan satu ekor ikan utuh sendirian. Seluruh tubuh Tommy berwarna oranye. Bahkan netra kuning keemasannya nampak telihat tajam sekarang saat dia terus menatap Arabella.

"Apa lihat-lihat?"

Arabella yang diam menenggelamkan wajahnya ke perut Tommy yang nampak sangat lembut seperti bantal itu.

"Ngantuk." Gumam Arabella yang menggosokan wajahnya ke perut Tommy.

Tommy yang tak merasa terganggu membiarkannya saja. Bahkan Arabella mengatakan jika perutnya nyaman seperti bantal dan harum seperti parfum yang tidak pernah dia cium sebelumnya. Itu yang membuat Arabella sekarang berpikir aroma tubuh Tommy membuat nya candu.

"Ya dan perlu kau garis bawahi jika aku juga kucing tertampan disini." Ucap Tommy dengan bangga dan bernada sombong. Arabella menyipitkan matanya. Sulit dipercaya kucing yang suka mencuri ayam nya itu bisa mengatakan hal senarsis seperti itu.

"Sehat Tom? Atau kamu jangan-jangan kebanyakan makan ikan, sampai durinya nyangkut di otak terus jadi begini huh?" Terang Arabella yang khawatir jika kucing oren ini mulai akan jadi gila.

Tommy menatap Arabella. "Gelud yuk."

Percakapan, tawa riang itu, Angin malam yang berhembus dengan sinar bulan yang menyinari malam mereka berdua. Arabella dan Tommy menghabiskan waktu lebih lama dari yang mereka tau. Bahkan jarum pendek sudah menunjuk angka dua belas. Ini sudah tengah malam dan dia harus pergi tidur.

Arabella menguap, matanya mulai terasa berat untuk terjaga. Arabella berbaring, menghadap ke samping. Menatap kucing oren itu dengan kelopak matanya yang terasa sangat berat.

"Tidurlah." Ucap Tommy menggigit selimut, menarik nya hingga dada Arabella.

"Emm ga mau, nanti kalau aku bangun nanti kita ga bisa ngobrol kek gini lagi... Nanti... ."

Ding!

Dong!

Terdengar jelas bunyi jam dinding yang berdentum keras hingga semua penghuni istana bagian dalam bisa mendengarnya sangat jelas.

Tommy mengambil duduk tepat disamping Arabella yang sedang berbaring dan menatapnya.

"Aku tidak ingin, aku tidak ingin mimpi ini segera berakhir." Lirih Arabella dengan kamar yang sangat luas dengan funitur khas abad pertengahan yang memanjakan matanya. Dia juga tidak yakin bisa mengingat semua kenangan ini nanti setelah bangun.

Tiba-tiba pintu balkon Arabella terbuka lebar. Gorden putih transparan melayang terhembas angin. Arabella yang terlalu malas untuk bangun hanya menatap nya. Hingga dia bisa melihat sesuatu atau lebih tepatnya seseorang berdiri dengan tegak disana. Memakai jubah putih yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia terlihat sangat tinggi dan kurus dengan pantulan sinar bulan dari punggungnya. Kilat matanya yang bersinar di dalam kegelapan membuat Arabella semakin bertanya-tanya.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang