Para penjaga gerbang istana bagian dalam mulai menguap. Hari sudah mulai gelap. Bahkan mereka bisa melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit.
"Bertahanlah, kita akan selesai hari ini."
Mendengar temannya disisi lain juga menahan kantuk dan lelah dia hanya mengangguk paham. Tapi pandangan mereka yang awalnya memburam karena kantuk menjadi jernih karena seperti debu emas perlahan berkumpul, dan menampakkan wujud seorang lelaki bersurai pirang keemasan. Tapi yang membuat para penjaga itu terkejut adalah apa yang lelaki itu bawa. Tuan Putri pertama, Arabella terbaring tak sadarkan diri dalam gendongan lelaki itu.
"Aku akan mengantar Bella ke kamarnya." Ucap Tommy tanpa perlu waktu lama dan berjalan melewati para penjaga itu begitu saja.
Saat Tommy melewati para penjaga mereka seketika tau jika lelaki bersurai pirang keemasan itu adalah familiar Sang Putri.
Sesampainya di kamar yang berdominasi warna pastel itu dengan perlahan, dan hati-hati Tommy membaringkan Arabella.
"Bagus, dia tidak tau."
Karena selepas Tommy membuat Arabella tertidur dia menggunakan kata-kata yang tidak pantas dia sebutkan, dan juga memberi hadiah kecil untuk gadis bermuka dua itu.
Brakk!!!
Pintu terbuka lebar. Menampakkan Aileen yang menyeret seorang dokter.
"Cepat periksa dia!"
Aileen terus memperhatikan Arabella. Melihat surai putri nya itu perlahan lebih dominan warna putih membuatnya semakin khawatir.
Dokter yang sudah mengecek tekanan darah, mata Arabella, dan juga inti mana yang gadis itu punya. Semuanya terlihat baik-baik saja sejauh ini.
Aileen yang mengetahui itu menghela napas lega. Sekarang Aileen menatap lelaki bersurai pirang keemasan itu. Aileen melihat jika surainya itu menjuntai panjang hingga bisa menyapu lantai. Netra kuning keemasan nya yang menyala seperti sebuah cahaya yang paling terang di dunia ini. Bahkan tanda di dahi nya tidak bisa Aileen lupakan. Tanda bintang utara yang tercetak di dahinya itu ingin sekali Aileen lihat lebih lama lagi.
"Apa kau Tommy?" Tanya Aileen berhati-hati dan masih menatap kagum penampilan kucing oren yang dia ketahui selalu menempel pada Arabella itu.
Tommy yang terus menatap Arabella hanya menjawab singkat.
"Ya."
"Jadi, katakan, apa yang sebenernya terjadi."
Tommy tidak yakin harus menceritakan nya. Mengetahui sifat Arabella itu membuat nya harus berpikir dua kali.
"Hanya sebuah kesalahpahaman."
Mendengar itu tentu saja Aileen membelalak. Dia terus menuntut Tommy untuk mengatakan semuanya. Mulai dari awal hingga bagaimana bisa surainya lebih dominan putih sekarang.
Sedangkan disisi lain Arabella kembali berbincang dengan Dewa Agung itu. Mengambangkan tidak jelas mendengar suara tanpa wujud konkret itu.
|[APA KAU INGIN MAHKOTA BUNGA, BELLA KECIL KU?]|
Arabella termenung sebentar. Dia mengingat apa yang terjadi sebelum dia disini. Rea, putri Count Calesthene itu mendorongnya dari tangga. Tapi dengan wujud manusia Tommy dia berhasil selamat.
|[AKU MERASA KITA PERNAH BERTEMU SEBELUM NYA. JAUH SEBELUM AKU MENJADI ARABELLA DISINI. APA ITU BENAR?]|
Keheningan kembali terjadi, tapi kali ini perubahan yang sangat jelas membuat Arabella tercengangnya. Tiba-tiba tempat berwarna putih itu terkikis dan menampakkan hutan penuh dengan pohon Aspen dengan satu pohon besar yang sudah berumur berbeda jenis nya. Pohon itu sangat besar hingga Arabella pikir bisa dijadikan rumah pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku... Tuan Putri?
Fantasía"A-aku... Siapa? Arabella?" Hans, karakter second lead di 'Darah Kaisar' yang aku sukai tidak punya happy ending yang aku inginkan. "Gimana kalau kamu aja yang buat Hans bahagia?" Pertanyaan itu langsung aku iyakan dan siapa sangka aku menjadi putr...