Hai semuanya 👋^^
Di mohon untuk vote + komen yaa, soalnya... Aku triple up nih ԅ( ͒ ͒ )ᕤ
Lagi badmood tiba-tiba, tolong beri semangat author ini, huhu...
Btw kalau kalian badmood, kalian ngapain?
Cuss langsung baca^^
~~~
Derap langkah kakinya yang mengudara membuka pintu kelas botani lebar-lebar. Semua yang berada di kelas terkejut bukan main. Bahkan beberapa tidak sengaja menyenggol pot yang hampir pecah. Bahkan yang sudah fokus sekarang fokusnya langsung terpecah, karena lelaki yang dipandang sebagai ketua osis itu memandangi satu persatu anak di dalam kelas botani hari ini.
"Yang Mulia! Bisahkah Anda mengetuk pintu lebih dulu." Ujar Profesor Ron yang mecoba sabar disini.
"Tidak ada, dimana dia?" Tanya lelaki bersurai putih itu tidak menemukan gadis yang membuatnya merasa tertarik itu.
"Siapa?"
"Sudahlah, aku bisa bertanya ke maniak sihir itu saja."
Setelah mengucapkannya Aidan melenggang pergi begitu saja, tapi dia kembali.
"Maaf sudah mengganggu waktu kalian semua, permisi profesor Ron."
Kali ini Aidan benar-benar pergi setelah menuntup pintu, dan kembali mencari anak didik maniak sihir itu. Di kantin, perpustakaan, bahkan tanah lapang dibelakang academy yang dimana Alexa dan Bella sering menghabiskan waktu bersama di sore hari tidak ada.
"Dimana gadis itu?"
Aidan yang sudah lelah mencari Bella dimana pun tidak ketemu. Memutuskan beristirahat di bangku taman timur academy. Taman yang tidak terlalu luas ini setidaknya bisa menjernihkan kepalanya.
'Padahal aku menemukan sesuatu yang menarik. Kemana perginya gadis itu?'
Aidan baru saja menemukan cara ampuh membedakan biji tanaman beracun, yang pernah mereka berdua bahas sebelumnya.
"Pangeran, Anda terlihat lebih bersinar hari ini."
"Pangeran, semoga berkah matahari selalu bersama Anda. Saya membuat ini khusus untuk Anda. Tolong terimalah."
Berbagai sapaan, dan sering kali Aidan mendapat bingkisan makanan ringan dari para gadis. Aidan mendongak, menyipitkan matanya melihat jauh ke atas langit yang begitu cerah hari ini. Tapi gadis yang memiliki ciri secara fisik sama sepertinya itu menghalangi pandangannya.
"Yo! Kau sedang apa, Dan?"
Aidan menunduk kepala dan menatap kembarnya dengan sebal.
"Bukan urusan mu."
Bugh!
"Apa itu jawab yang pantas dari seorang Pangeran, hm?!"
Aidan mengelus kepalanya yang baru saja dipukul Alexa. Melihat wajah diam, dan datar Aidan mengelus kepalanya adalah hiburan bagi Alexa.
"Heee, benarkah?!"
"Ya, kemana saja kau semalam memangnya?"
Alexa mengambil duduk tepat disebalah Aidan yang kosong.
"Kenapa kau duduk disini?" Tanya Aidan sinis sembari mengelus kepalanya yang sudah terbiasa dipukul oleh Alexa, ditempat yang sama sejak ekcil.
"Ini kan tempat umum, ya terserah aku dong."
Aidan kembali diam dan memikirkan satu tempat yang mungkin tidak pernah bisa dia kunjung. Asrama perempuan. Kemungkinan besar Bella berada disana.
"Kenapa kau disini? Aku tadi melihat mu barusan di perpustakaan padahal." Tanya Alexa yang tidak menyangka Aidan bisa bergerak secepat itu dari satu tempat ketempat lainnya. Padahal lelaki ini selalu malas. Apa yang membuatnya sebegitu bersemangatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku... Tuan Putri?
Fantasy"A-aku... Siapa? Arabella?" Hans, karakter second lead di 'Darah Kaisar' yang aku sukai tidak punya happy ending yang aku inginkan. "Gimana kalau kamu aja yang buat Hans bahagia?" Pertanyaan itu langsung aku iyakan dan siapa sangka aku menjadi putr...