BAB 20 : GERAM

1K 202 13
                                    

Malam yang bertabur bintang. Danau berwarna gelap yang memantulkan secara jelas kondisi langit saat ini. Arabella bisa merasakan permukaan tanah yang terasa sangat nyata dengan telapak kakinya. Kakinya yang telanjang tiba-tiba membawanya melangkah mengitari danau yang dimana dia pertama kali bertemu paman Carlos.

Itu kenangan yang sangat indah sekaligus menyeramkan baginya. Memancing, dan bercengkramah degan hantu adalah pengalaman pertama kali seumur hidupnya dan dia tidak ingin itu terjadi lagi.

"Kenapa aku disini?" Tanya Arabella pada dirinya sendiri yang dia yakin, dia pingsan saat mengikuti Marvin tadi sore. 

"Kenapa dari semua tempat harus danau ini?"

Arabella menghentakkan kakinya cukup keras dan dia berakhir menyakiti dirinya sendiri. Pakainya yang tidak berlengan panjang yang lebih terasa tipis membuatnya bisa merasakan betapa dinginnya malam ini. Itu terasa menusuk jauh kedalam kulitnya.

"Kau?!"

Arabella mendongak dan mendapati lelaki yang akhir-akhir ini selalu menghantui pikirannya.

"Hans." Gumam Arabella tanpa sadar.

Hans yang bisa membaca gerakan bibir gadis di depan nya itu seketika membelalak. Langkah nya yang gusar menghampirinya. Seketika Arabella mundur beberapa dan mengerjapkan matanya mendapati jaraknya dengan Hans semakin menipis.

"Bernyanyi."

"Huh?"

"Lagu itu."

"Lagu apa?"

"Lagu itu."

Arabella semakin bingung dan heran. Lagu apa yang Hans maksud, dan kenapa juga dia harus bernyanyi?

Hans yang tidak sabar mulai memaksa tiba-tiba mencengkram kedua lengan Arabella.

"Bernyanyi, atau kau memilih nyawa mu melayang." Ujar Hans dengan suara yang terkesan berat dengan netra merah ruby nya yang menyala terang tepat di depan matanya.

Arabella meneguk salivanya kepayan. Hans terlihat menyeramkan sekarang. Dia tak pernah berpikir bisa melihat ekspresi marah dan menuntut itu. Bahkan dalam cerita 'Darah Kaisar' Hans sangat lembut kepada Aileen, dan baru dalam mode iblis sempurnanya itu Arabella mengerti.

"A-aku tidak tau." Suaranya terdengar bergetar. "A-ku tidak tau lagu apa yang kau maksud."

"Berhenti berpura-pura atau kubunuh kau!!!"

Mendengar kata bunuh membuat Arabella semakin takut.

Apa ini?

Apa ini Hans yang dia bayangkan selama ini?

Kenapa sangat berbeda?

Tubuhnya tidak bisa dikontrol sekarang. Rasa ketakutan yang hebat tidak pernah dia alami sebelum nya kini dia tau rasanya. Ini lebih menyeramkan dari dikejar orang gila yang tidak sengaja dia menedang kaleng, dan terkena orang gila yang sedang tidur di tepi jalan.

Satu kata yan tercetak jelas di otaknya saat ini.

"Iblis."

Hans tersenyum mendengarnya.

"Baik gadis berwajah buram bernyanyilah. Bernyanyilah seakan besok adalah hari terakhirmu."

Mendengar perkataan Hans entah kenapa membuat Arabella geram, dan merasa takut sekaligus. Dia mencengkram kuat tangannya.

"Siapa kau berani menyuruhku bernyanyi huh?!" Bentak Arabella meskipun dengan suara pecah nya.

Hans menarik salah satu sudut bibirnya.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang