BAB 42 : A

762 148 26
                                    

Kaki telanjangnya yang membawa ke suatu tempat dengan sebuah peta yang dia pegang sebagai petunjuk jalan. Ini hampir tengah hari dan Arabella diam-diam meninggalkan Tommy yang masih terlelap tidur dibawah pengaruh ilusinya. Sebelum dia memberi Annora kecil nya itu ilusi. Tommy malah semakin erat memeluk Arabella mengetahui gadis itu hendak pergi.

"Ayo kita lihat hadiah apa yang Aidan sembunyikan untuk ku."

Ada begitu banyak petunjuk yang Aidan tinggalkan hingga tidak seorang bisa dengan mudah menemukannya.

"Kenapa adik laki-laki ku pintar sekali membuat ku lapar sih." Gerutu Arabella karena begitu banyak pecahan petunjuk yang harus dia kumpul berhasil menguras otak. Dia baru ingat jika dia belum sarapan.

Arabella sampai di tempat dimana pecahan terakhir. Dimana hadiah Aidan sembunyikan untuknya. Jadi, ditempat mana dia harus menggali harta karunnya itu. Tapi sepertinya tanpa perlu menggali sekali pun hadiah itu sudah terlihat jelas di depan mata Arabella.

Aidan menaruh hadiah Arabella dibelakang patung para malaikat di dekat kuil di istana bagian dalam. Mata Arabella berbinar saat tau hadiah apa yang Aidan berikan padanya itu. Itu sebuah kotak musik yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang terlihat sangat rapi membuat Arabella yang sudah penasaran lekas membukanya. Tapi, bukan suara musik yang pertama kali dia dengar, malahan tanpa dia sadari dia berteleport keluar istana lagi.

"Hah?! Lagi? Yang benar saja. Kali ini aku dimana? Aku mohon jangan dikejar beruang lagi."

Ketika Arabella hendak berteleport kembali ke istana sebuah lubang pohon besar menganga seperti memanggil dirinya. Arabella yang memiliki rasa penasaran yang tinggi tanpa pikir panjang masuk kedalam lubang pohon besar itu. Berjalan dengan membawa kotak musik yang Aidan berikan padanya dalam kondisi tertutup.

Kegelapan yang membutakannya masih setia dia lihat sejauh mana memandang. Arabella yang berbalik untuk melihat jalan masuknya malah sudah menghilang.

Tidak apa pilihan lain selain melangkah maju.

Arabella terus melangkah dan melihat seberkas cahaya dia lekas berlari mendekat dan malah mendapati hutan luas yang sangat lebat. Arabella berbalik, dan melihat jika jalan arahnya datang tadi menghilang. Tidak ada lubang pohon.

"Hmm... Dimana ini?"

Arabella yang semakin penasaran memutuskan berkeliling mencari jalan pulang. Arabella berpikir ini adalah dunia roh dengan jalan masuk lain.

Arabella terus berjalan hingga dia melihat anak kecil bersurai putih keperakan yang sedang menangis dan dengan kesalnya itu memukul-mukul tanah yang dia duduki.

Melihat bagaimana anak kecil itu kesal mencabut rumput dan menggerutu tidak jelas membuat Arabella tidak tahan untuk tertawa.

Mendengar suara langkah seseorang dari belakang anak laki-laki itu refleks berbalik. Segera menghapus air matanya dan berdiri.

"S-siapa kau?! Bagaimana kau bisa masuk ke istana bagian dalam?!" Pekiknya yang dengan suara paruh yang bisa Arabella dengar gemetar.

Arabella menatap lekat penampilan anak laki-laki didepannya. Netra amethyst. Dia punya mata keturunan Aldrich.

"Nak, siapa nama mu? Kau salah satu keturunan Aldrich bukan."

Anak laki-laki itu tidak menjawab dan malah lari meninggalkan Arabella. Dia bisa mendengar suara langkah kaki kesatria yang datang mendekat, tapi tiba-tiba sesuai disekitar nya berubah, seperti berjalan cepat yang membuat nya bertemu anak laki-laki itu sedang menangis lagi.

"Hallo~"

Arabella tidak mengerti kenapa keturunan Aldrich di depannya ini menangis.

Menyadari sesuatu ada yang salah. Anak laki-laki menoleh dan mendapati Arabella lagi.

Aku... Tuan Putri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang