***
Sesuai janjinya pada Nayla tadi siang, sekarang dirinya berada di sini. Wildan melepas helm dan meyugar rambutnya agar lebih rapi. Laki-laki itu melangkah dan berhenti di pintu. Rumah Arka terlihat sangat sepi, motor cowok itu juga tidak ada, kemana sahabatnya itu sebenarnya. Wildan menekan bel beberapa kali, namun tidak ada yang membuka pintu. Hingga cukup lama, Wildan menunggu di sana.
Sesekali cowok itu mendekatkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, tetapi hasilnya nihil. Nomornya tidak aktif, harus bagaimana ia mengatakannya pada Nayla, perempuan itu pasti akan sangat cemas jika mengetahui Arka tidak ada di rumahnya. Namun, Wildan juga tidak mungkin berbohong pada Nayla, perempuan itu juga berhak tau, karena Nayla merupakan pacar Arka. Akhirnya setelah cukup lama, Wildan pun memilih untuk pergi, Wildan juga sudah bertanya pada tetangga Arka, tetapi tidak ada yang tau cowok itu dimana.
Di sisi lain, Nayla sedang duduk di meja makan, sambil menunggu informasi dari Wildan. Sebenarnya Nayla bisa saja ikut, tetapi Wildan melarangnya, karena setahu Wildan, nenek Arka, Gayatri tidak menyukai perempuan datang ke rumah laki-laki. Karena menurut Gayatri, itu merupakan hal yang salah, harusnya laki-laki yang datang menemui perempuan. Sedari tadi yang Nayla lakukan hanyalah melamun mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya tanpa berniat untuk memakannya.
Nayla tidak bisa tenang sebelum tau bagaimana keadaan Arka. Dimana sebenarnya Arka? Apakah laki-laki itu baik-baik saja? Lalu mengapa dia tidak bisa di hubungi? Sedari tadi pertanyaan itulah yang terus berputar di kepalanya. Ia sudah mencoba untuk menghubungi Arka tetapi nomor cowok itu tidak aktif. Bahkan, sudah berpuluh-puluh pesan Nayla kirimkan untuk mengetahui keadaan cowok itu, namun tidak ada balasan.
Tiba-tiba ponsel Nayla berbunyi. Ternyata itu dari Wildan, dengan cepat perempuan itu menggeser tombol hijau yang ada di ponselnya, lalu mendekatkannya ke telinga.
“Hallo, Wildan. Gimana? Arka baik-baik aja kan?” tanya Nayla beruntun, tetapi Wildan tidak kunjung menjawab, hal itu semakin membuat Nayla bingung.
“Dan,” panggil Nayla sekali lagi, dapat Nayla dengar jika cowok itu berdehem sebentar sebelum menjawab pertanyaannya.
“Nay, gue tadi kerumah Arka, tapi ... rumah Arka sepi, Nay, gak ada siapa-siapa. Gue juga tanya sama tetangganya, tapi gak ada yang tau Arka kemana.”
Lutut Nayla lemas rasanya, jika saja ia berdiri mungkin dirinya akan jatuh, syukurnya perempuan itu duduk. Nayla kemudian menghembuskan nafas pelan, agar ia sedikit tenang.
“Makasih infonya, Dan. Kalau ada apa-apa tolong hubungi gue,” ucap Nayla dengan suara sedikit bergetar, Wildan pun menyadari itu. Nayla pasti sangat cemas sekarang, terdengar jelas dari suara perempuan itu.
“Nay, lo tenang ya, gue bakal coba cari Arka.” Nayla bergumam sebagai jawaban tak lupa perempuan itu mengucapkan terimakasih, setelahnya panggilannya berakhir.
Nayla benar-benar cemas sekarang, perlahan semua perasaan takut itu menyelimuti hati Nayla. Nayla benar-benar tidak bisa tenang, kemana laki-laki itu sekarang. Nayla bangkit, kemudian ke kamarnya, perempuan itu mengambil tasnya kemudian turun lagi. Setelahnya, Nayla memesan gojek, setelah beberapa saat menunggu, gojek yang ia pesan pun datang. Kemudian Nayla melesat menuju tempat yang pernah ia kunjungi bersama Arka. Mungkin saja cowok itu, ada di sana seperti tempo lalu.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Nayla tiba di tempat tujuan. Perempuan itu turun, lalu menyuruh gojeknya untuk menunggu. Nayla melangkah menyusuri jalanan hijau di depannya. Perempuan itu menoleh ke kanan dan ke kiri, sambil matanya terus mencari kesana-kemari, keberadaan Arka. Tetapi, perempuan itu tidak menemukan siapa-siapa, hanya dirinya sendiri. Meskipun begitu, Nayla tetap menyusuri kalau-kalau, Arka ada di tempat yang belum ia kunjungi. Setelah lima belas menit berputar-putar di sana, tetapi Nayla tidak menemukan apapun, Nayla pun memilih pergi, menuju tempat selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala Amerta (Selesai)
Teen FictionJangan lupa follow sebelum baca || A story teenfiction by @sriwahyyuni9 #RadenwijayaSeries4 Nayla Andara. Perempuan yang dikenal friendly dan juga ramah. Sayangnya, karena luka dimasalalu, membuat Nayla tidak mudah percaya pada orang lain, termasuk...