SANDYAKALA AMERTA : 36. MENJAUH

28 3 0
                                    

***

Nayla keluar dari UKS tanpa mengucapkan sepatah katapun, perempuan itu tidak menghiraukan tatapan Adel dan Wildan. Nayla berlalu meninggalkan mereka, tanpa ekspresi apapun, hanya wajah datar. Bahkan, Adel tidak bisa membacanya tapi satu hal yang Adel pahami, perempuan itu tidak ingin di ganggu, terlihat dari tatapan tajamnya. Perlu kalian ketahui, Nayla itu kalau marah sangat menakutkan bagi Adel, bahkan Adel tidak berani menyentuh ataupun mengajaknya berbicara sampai perempuan itu sendiri yang menghampirinya.

Pernah suatu hari Adel melihat Nayla marah karena di ganggu oleh seseorang dan saat itu Adel bertanya, kalian tau? Adel terkena ucapan pedas Nayla. Meskipun begitu, Adel tidak akan membiarkan perempuan itu sendirian lagi, karena itu sangat berbahaya. Adel mengikuti Nayla dari belakang, kemana perempuan itu pergi. Ternyata, Nayla pergi ke rooftop, Adel hanya berani mengintip tidak berani mendekat, ia akan mengawasi Nayla dari jauh. Perempuan itu berdiri menghadap kota, tidak ada yang aneh dengan perempuan itu, hanya diam dengan tatapan kosong, Adel tidak tau apa yang terjadi sebenarnya pada mereka berdua.

Di sisi, lain Arka memejamkan matanya kuat, Sial! Kenapa semuanya jadi semakin rumit batin Arka. Harusnya ia tidak berbicara kasar pada perempuan itu, bagaimanapun juga, Nayla itu perempuan. Ia selalu ingat kata-kata ibunya agar tidak berkata kasar bahkan membentak perempuan, tetapi hari ini ia melanggar perkataan ibunya. Arka berusaha untuk tidur, tetapi tidak bisa bahkan matanya tidak bisa terpejam.

Arka menunggu hari dimana semuanya akan berakhir. Entah itu berakhir bahagia ataupun sebaliknya, ia hanya ingin semua ini segera selesai. Tetapi, Arka tidak tau itu kapan, ia berharap semuanya cepat selesai, agar ia bisa terlepas dari ini semua. Wajah laki-laki itu memang tenang, tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tetapi, jauh di dalam dirinya, pikirannya sedang berkecamuk kuat. Memikirkan apa selanjutnya yang akan terjadi. Laki-laki itu menghembuskan nafas kasar, kemudian ia memilih bangkit, untuk ke kelas.

Di sisi lain dua orang terlihat melangkah cepat, menuju suatu tempat. Gudang belakang sekolah, salah seorang dari mereka berhenti, begitupun dengan seorang lagi.

“Gimana? Kamu dapetin sesuatu lagi?” tanya sang laki-laki pada perempuan yang ada di hadapannya, perempuan itu mengangguk dan sedikit mendekat pada laki-laki itu.

“Aku dapat sesuatu, dia di suruh melakukan sesuatu, tapi aku gak tau itu apa. Aku gak bisa lihat orangnya, karena orang itu pakai jubah, tapi dia manggil orang itu dengan sebutan Miss X,” jelasnya kemudian ia mengambil ponselnya dan memperlihatkan sesuatu, pada seseorang yang ada di sebelahnya. Seseorang itu manggut-manggut.

“Aku yakin, ada yang gak beres sama dia, kamu terus awasi dia. Aku juga dapat informasi, kalau dia tinggal sendirian di rumah,” ucap sang laki-laki, kemudian ia mendekat untuk mengatakan rencana mereka yang selanjutnya. Setelahnya mereka berpisah, dengan jarak yang lumayan lama. Sudah ada beberapa bukti, dan informasi yang mereka kantongi, mungkin saja hal ini, akan berguna untuk mereka di masa depan.

***

Nayla melangkah di koridor sendirian, tidak ada Adel, Arka ataupun Wildan. Perempuan itu melangkah dengan tatapan tajamnya, bahkan wajahnya tanpa ekspresi. Tetapi aura yang perempuan itu keluarkan sangat berbeda, tanpa perempuan itu katakan pun, mereka sudah tau jika ada sesuatu yang sedang terjadi, dan suasana hatinya benar-benar buruk. Mereka merasa jika perempuan ini sangat berbeda sekarang, bahkan senyum yang sering tersungging pun telah lenyap tiada tersisa meninggalkan wajah raut yang datar tanpa ekspresi.

Sandyakala Amerta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang