***
“Belajar yang bener, jangan bolos lagi, oke?” ucap Arka, Nayla pun mengangguk setelahnya, Nayla berlalu sambil merangkul Adel, tanpa memperdulikan wajah cengo Adel.
“Wait, wait, Nay. Gue gak salah denger kan? Gue gak salah lihat kan?” tanya Adel, beruntun sambil melepaskan rangkulan Nayla di pundak perempuan itu, mereka melangkah menuju kelas. Adel memicingkan matanya menatap Nayla, sedangkan yang ditatap hanya menampilkan ekspresi yang sulit di artikan.
“Apa?” tanya Nayla tak mengerti, menaikkan sebelah alisnya menatap Adel bingung. Sedangkan Adel menggeleng pelan, sahabatnya ini kadang, memang sangat lelet dalam mencerna sesuatu.
“Lo sama, Arka. Sejak kapan jadi dekat gitu?” tanya Adel penasaran. Bagaimana tidak? Nayla tidak pernah mengatakan apapun tentang Arka. Terlebih Arka sendiri, juga tidak pernah memberi tahunya apa-apa.
Nayla menggeleng, “Gak tau.” Matanya menatap langit-langit menerawang. “Mungkin dari lama, tapi gue juga gak tau sih,” ucap Nayla terkekeh, benar kan? Dirinya juga tidak tau, sejak kapan menjadi sangat dekat dengan Arka, dirinya hanya mengikuti alur saja.
“Tapi, Nay. Gue rasa, lo sama Arka hari ini beda deh,” lanjut Adel, menatap Nayla sambil menelisik. Adel masih cukup sadar, untuk menyadari itu semua, ia juga tidak mungkin salah tebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua.
“Beda, gimana, Del? Perasaan gue biasa-biasa aja,” jawab Nayla, dia benar-benar tidak mengerti maksud Adel. Beda bagaimana? Apakah ada yang salah dengan penampilannya?
“Lo, sama Arka ....” Adel menggantungkan kata-katanya, “Lo berdua ada hubungan apa?” tanya Adel mengganti pertanyaannya, Adel semakin curiga kala melihat wajah Nayla yang memerah, Adel menggelengkan kepala, sepertinya dugaannya benar.
“Gue, sama Arka, pacaran,” ucap Nayla lempeng, sedangkan Adel masih mencerna ucapan Nayla barusan. Sebenarnya yang lelet itu siapa? Dirinya atau Nayla?
“Hah? L-lo berdua pacaran?” tanya Adel shock, bahkan tanpa sadar Adel mengatakannya sangat keras, sehingga Nayla membekap mulut Adel dengan tangannya. Hingga orang-orang menatap mereka, dengan cepat, Nayla membawa Adel masuk ke kelas.
“Nay, lo hutang penjelasan sama gue,” ucap Adel meletakkan tasnya begitupun dengan Nayla. Setelah itu, dengan cepat Adel menarik kursi yang ada disamping Nayla, dan merapatkan duduknya. Nayla geleng-geleng dibuatnya.
Nayla menarik nafas pelan, kemudian menceritakan semuanya dari awal, saat Nayla pertama bertemu Arka saat mereka MPLS beberapa bulan lalu, saat Arka memberinya secret letter, menemaninya kala Nayla sedang tidak baik-baik saja, saat cowok itu merelakan dirinya menjadi bahan pelampiasan Nayla. Saat Arka mengatakan perasaannya beberapa minggu lalu, dan meminta maaf hingga cowok itu sakit, karena Nayla membiarkannya hujan-hujanan, saat dirinya bermimpi kehilangan Arka. Tanpa sadar perempuan itu menangis, menceritakan mimpi buruknya, Adel masih setia, mendengarkan sambil menenangkan Nayla.
Hingga terakhir kemarin mereka resmi menjadi sepasang kekasih saat di Bukit Senja. Nayla menghembuskan nafas lega, akhirnya ia bisa menceritakan semuanya pada Adel. Adel tidak pernah menyangka, jika Nayla akan jatuh hati pada Arka. Padahal sebelumnya, yang Adel ketahui, Nayla masih belum lepas dari masalalunya. Tetapi, Adel bersyukur, jika pada akhirnya Nayla bisa melupakan masalalunya dan memulai lembaran baru bersama Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala Amerta (Selesai)
Ficção AdolescenteJangan lupa follow sebelum baca || A story teenfiction by @sriwahyyuni9 #RadenwijayaSeries4 Nayla Andara. Perempuan yang dikenal friendly dan juga ramah. Sayangnya, karena luka dimasalalu, membuat Nayla tidak mudah percaya pada orang lain, termasuk...