12.45
Azka masih sibuk didalam kamarnya mengecek laporan restoran dan pekerjaan lainnya.
Azka melirik jam dinding dikamarnya menunjukkan pukul dua belas lebih empat puluh lima menit.
Dia bergegas menunaikan kewajiban umat Islam yaitu sholat dhuhur. Selesai sholat Azka berniat membangun kan Aina yang masih terlelap dengan nyenyak.
Krekk
Pintu terbuka secara perlahan Karena dorongan dari luar.
"Na bangun, sholat dhuhur dulu nanti lanjut lagi tidurnya kalau masih ngantuk"Azka mencoba membangun Aina dengan menepuk pelan bahu Aina.
Tak ada jawaban dari Aina. Kalian harus tahu, membangunkan Aina dari tidurnya sangat sulit butuh kesabaran untuk membangunkan nya.
Setelah perjuangan yang dilalui Azka membangunkan Aina dari tidurnya akhinya yang dibangun kan terbangun juga.
"Kenapa sih"jawab Aina mengucek matanya pelan, matanya masih sedikit tertutup.
"Bangun sholat dhuhur dulu, nanti lanjut lagi tidurnya"balas Azka yang diangguki oleh Aina.
"Hem iya, sekarang kau keluarlah dari kamarku"perintah Aina. Tanpa menjawab Azka keluar dari kamar itu.
Selesai menunaikan sholat Dhuhur Aina pergi menuju kedapaur karena merasa lapar, saat akan menuju dapur dilihatnya Azka yang sibuk dengan ponselnya diruang tamu.
"Mau kemana?" Azka yang ternyata menyadari keberadaan Aina istrinya
"Makan"jawab Aina dengan singkat dan juga sangat cuek.
Aina berniat untuk membuat mie instan saja, karena cepat dan tidak ribet. Berhubung dia juga belum bisa masak.
Selesai menyantap mie instannya Aina mencuci mangkuk dan gelas yang dipakainya.
"Gua mau belajar masak, gak mungkin kan gua makan mie instan trus" batin Aina didalam hatinya.
Setelah selesai dengan pekerjaan nya Aina kembali ke kamar dan mengambil buku masakan yang dibelinya bersama Azka.
"Gua mau masak apa nih, bingung gua"gumam Aina sambil memilih beberapa bahan di dalam kulkas.
"Enak gak ya nanti masakan gua"gumam Aina sambil terkekeh pelan.
Aina mulai mengambil sayuran dan daging ayam dikulkas, dia akan membuat ayam kecap dan tumis kangkung.
Satu jam berlalu
Masakan Aina sudah siap dimeja makan, ntalah rasanya dia yang membuat tapi dia belum mencicipinya.
Aina menghampiri Azka diruang tamu. "Azka Lo mau gak nyicipin masakan pertama gua"pinta Aina yang diangguki cepat oleh Azka.
Aina mengambilkan nasi, ayam kecap dan kangkung buatannya ke dalam piring Azka.
Kemudian Azka makan dengan lahapnya sampai tersisa setengah.
"Apakah rasanya enak?"tanya Aina dalam hati.
"Apakah rasanya seenak itu, sampai kau memakan hampir habis?"tanya Aina pada Azka.
"Ya ini enak"jawab Azka meminum air putih yang sudah disediakan oleh Aina.
"Sini gua coba apa seenak itu"Aina mengambil ayam kecap dan mencicipinya.
Aina tersedak karena mencicipi masakan nya sendiri, ho... Ayolah ini sangat asin kenapa Azka bilang ini enak?
Aina mengambil makanan Azka dari hadapannya. "Kenapa diambil? Aku belum selesai"kata Azka.
"Gausah dimakan, ini tidak enak sangat asin" lirih Aina, "Tidak Masalah, kau bisa belajar lagi"jawab Azka memberi semangat untuk Aina.
"Kenapa Lo bilang masakan gua tadi enak? Lo bohong"Aina melirik tajam Azka.
"Ini masakan pertamamu bukan? jadi aku harus menghargai masakan mu bukan?"senyum Azka terbit dibibirnya membuat Aina gugup.
"Tidak usah seperti itu, Lo ga perlu ngasihani gua, gua gak butuh belas kasihan dari Lo"lirih Aina ada kesedihan diwajahnya.
Ntahlah, kenapa dengan Aina sekarang. Setelah mengatakan itu dia pergi menuju ke kamarnya, dia kecewa dengan dirinya sendiri kenapa dia tidak bisa melakukan pekerjaan seorang istri pada umunya.
19.00
Tok tok tok
Aina hanya menoleh pada pintu tidak berniat membukanya. "Aina aku akan keluar sebentar, aku ada urusan diluar" ucap Azka dibalik pintu.
"Terserah Lo, gak usah bilang-bilang sama gua"teriak Aina dari dalam kamar. Akhirnya Azka pergi setelah berpamitan dengan Aina.
Prov Azka
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya, Azka sampai ditempat yang dia tuju. Yaitu cafe, dia akan bertemu dengan Alisha Amalia untuk membicarakan soal perjodohan yang direncanakan kedua orang tua mereka.
Lama Azka menunggu, yang ditunggu-tunggu datang juga. "Gus Azka"panggil Alisha.
"Alisha kan?"Tanya Azka, alisha langsung mengangguk kan kepalanya pelan.
"Duduk lah, saya ingin membicarakan tentang perjodohan kita"sambung Azka kembali.
Degg
Sakit? Sangat melihat suaminya yang katanya ada urusan malah bertemu dengan seorang perempuan dan membicarakan tentang perjodohan.
"Kenapa sakit banget sih rasanya disini?"ucap Aina sambil meremas dadanya.
Ya. Sekarang Aina sedang sembunyi dibalik dinding, sambil melihat kearah dua orang yang sedang bicara.
Kenapa Aina bisa ada disini?
Karena dia mengikuti Azka, dia ingin tau ada urusan apa suaminya.
Akhirnya Aina pergi ke tempat teman temannya. Siapa lagi kalau bukan anak-anak jalanan, dia tidak mau lebih sakit lagi mendengar pembicaraan suaminya dan perempuan itu.
"Hay semua"sapa Aina pada teman temanya
"Hay"jawab mereka bebarengan sambil tersenyum. Setelah duduk bersama teman temanya banyak pertanyaan yang ditujukan pada Aina. Kenapa sekarang dia memakai pakain seperti itu yang menurut mereka sangat aneh.
Akhirnya Aina menceritakan tentang pernikahan mendadaknya dengan Seorang Gus tampan.
Aina juga menceritakan tentang dirinya yang ingin berubah dan kejadian tadi yang membuat hatinya sakit.
Mereka hanya diam mendengar cerita Aina. "Yang sabar ya Na"ucap Rima sahabat Aina usianya lebih muda dua tahun dari Aina, tapi Aina meminta Rima memanggilnya nama.
"Besok gua mau balik kerumah orang tua gua. Gue gak mau, enak aja nanti perempuan itu tinggal bareng gua" sewot Aina
"Lo cemburu ya Na"tanya Farah sahabat Aina Usianya tidak jauh dari Aina hanya beda satu tahun, lebih muda Aina.
"Enak aja, mana ada seorang Aina Thalita Zahra cemburu gak ada sejarah nya, ya"elak Aina.
Semua yang mendengar jawaban Aina terkekeh, pasalnya Aina menjawab dengan sedikit gugup.
22.00
Aina belum juga pulang, dia merasa nyaman disini berkumpul dengan teman temannya, bernyanyi dan bersenda gurau meski hanya beralaskan kardus bekas.
Jangan lupa vote!
Maaf jika tidak nyambung😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
General FictionDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...