Hari ini adalah hari kelulusan Aina, dia sangat bahagia akhirnya bisa lulus kuliah dan bisa menjaga kedua buah hatinya setiap hari.
Selama Aina kuliah Alan dan Alana dijaga oleh Syifa dan Viona. Karena tidak mungkin Syifa menjaga kedua cucunya sendiri.
Usia Alan dan Alana sudah hampir satu tahun, kedua bayi itu semakin hari semakin aktif. Kedua bayi itu sudah bisa berdiri dan belajar berjalan.
Usai wisuda Aina dan keluarganya makan bersama direstoran milik Azka, Azam beserta istrinya yang sedang hamil juga ikut bersama.
"Sayang masih lama gak mandinya?"teriak Aina dari dalam kamar.
"Sebentar lagi selesai"jawab Azka dari dalam kamar mandi.
"Sayang ayah kalian lama banget sih mandinya, ayah kalian ini mandi atau pingsan sih"ucap Aina pada kedua bayinya yang sedang berbaring diranjang. Kedua bayi itu terus tertawa melihat sang bunda berbicara seolah mereka mengerti perkataan sang bunda.
"Lama banget sih"kesal Aina pada sang suami yang baru keluar dari kamar mandi.
"Sabar dong sayang, kamu kok marah-marah terus sih"jawab Azka menghampiri sang kstek yang duduk diranjang.
Cup.
Satu kecupan dia berikan pada kening sang istri. "Sayang aku ada hadiah buat kamu"ucap Azka duduk disamping sang istri.
"Apa hadiahnya? Mana hadiahnya"kata Aina mengadahkan kedua tangannya pada sang suami.
"Kalau hadiah aja cepet banget"jawab Azka memutar bola matanya malas.
"Kalau mau hadiahnya kamu harus mandi dulu"kata Azka membuat Aina memutar bola matanya malas.
Dengan malas Aina berjalan kekamar mandi. "Sayang nya ayah"ucap Azka melihat kedua buah hatinya.
"Kalian kapan sih bisa ngomong nya, ayah pengin denger kalian manggil ayah sama bunda"kata Azka mencium pipi kedua buah hatinya.
"Sayang mana hadiahku"kata Aina keluar kamar mandi dengan handuk melekat ditubuhnya.
Azka terkekeh pelan melihat tingkah sang istri kenapa sang istri tidak sabaran untuk mendapat hadiah sampai terburu-buru mandi, dan belum sempat ganti baju.
"Sayang kamu mau goda aku?"tanya Azka melihat tubuh sang istri dari bawah keatas.
"Kamu aja yang gampang tergoda, aku gak ada niatan tuh buat godain kamu"cibir Aina.
Dengan cepat Aina mengambil pakaian dari lemari dan berjalan kekamar mandi, dia merutuki kebodohannya sendiri gara-gara hadiah dia sampai lupa membawa pakaian kekamar mandi.
"Ini hadiahnya"kata Azka memberikan amplop berwarna putih kepada sang istri.
Dengan cepat Aina menerima amplop itu dan membukanya, "apa ini?"tanya Aina melihat dua tiket ke Belanda.
"Tiket ke belanda"kata Azka duduk diranjang.
"Itu hadiah dari mas buat kamu, karena kamu udah berhasil lulus kuliah"jawab Azka pada sang istri.
"Beneran nih mas, makasih"ucap Aina berlari menghampiri sang suami dan memeluknya.
"Alan sama Alana gak ikut?"tanya Aina.
"Gak, mereka dirumah sama kedua neneknya dan kedua kakeknya"jawab Azka.
"Kenapa?"tanya Aina menatap sang suami.
"Mas pengin berdua sama kamu, selama kita menikah kita belum pernah liburan berdua kan dan ini saatnya untuk kita berdua"jawab Azka mencium pipi sang istri.
"Apa tidak papa meninggalkan mereka berdua?"tanya Aina bersandar di dada bidang sang suami.
"Mereka akan baik-baik saja, bukan kah mereka juga diasuh dan dijaga oleh kedua neneknya waktu kamu pergi kuliah"jelas Azka.
Satu Minggu kemudian mereka berangkat ke Belanda, sebenarnya Aina sangat keberatan meninggalkan kedua buah hatinya, tapi dengan bujukan bunda dan mertuanya akhirnya dia mau berangkat dengan sang suami kebelanda untuk berlibur selama lima hari disana.
Aina sangat bahagia bisa pergi kebelanda dengan sang suami, memang itu adalah cita-cita nya yang pernah dia ucapkan pada Azka. Mereka menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dan bersenang-senang.
Azka dan Aina sangat menikmati waktu lima hari berdua."Akhirnya ya mas besok kita pulang aku kangen banget sama Alan dan Alana, mereka sedang apa disana ya?"tanya Aina yang berada dipelukan sang suami.
"Mas juga rindu dengan Meraka"jawab Azka menatap mata teduh sang istri.
Pukul Sepuluh malam mereka sampai dikediaman mereka, rasanya sangat lelah perjalanan selama satu hari.
"Sayang bunda kangen tau gak sama kalian"kata Aina yang melihat kedua buah hatinya tertidur ditempat tidur mereka.
"Sayang bersih bersih dulu sebelum pegang mereka"peringat Azka pada sang istri.
Mereka baru saja sampai, mereka tidak tau jika diperjalanan membawa kuman yang tidak baik untuk buah hati mereka.
Usia Alan dan Alana sudah satu tahun lebih satu bulan, semakin hari semakin aktif mereka juga sudah bisa berbicara walaupun masih sedikit tidak jelas bicaranya.
Aina sedang duduk melamun bersama kedua buah hatinya didalam kamar beralaskan karpet berbulu yang lembut dan nyaman untuk kedua buah hatinya bermain.
"Sayang kamu kenapa?"tanya Azka melihat sang istri yang melamun.
"Sayang"panggil Azka lagi tapi tak kunjung mendapat jawaban dari sang istri.
"Sayang"panggil Azka menepuk pundak sang istri.
"Ah kenapa mas?"tanya Aina kaget melihat Azka.
"Kamu kenapa melamun, sampai aku panggil gak denger"jawab Azka duduk disebelah sang istri.
"Aku bingung mas, sudah hampir dua bulan aku belum datang bulan, aku kenapa ya mas?"tanya Aina pada sang istri.
"Mas aku kenapa ya?besok aku mau pergi periksa kedokter deh. Aku takut ada penyakit berbahaya"sambung Aina mentap sang suami.
"Yaudah besok mas temani"jawab Azka pada sang istri.
Pukul sebelas siang Aina dan Azka kembali dari dokter. Diruang tamu ada Syifa dan Viona yang menggendong Alan dan Alana. "Gimana nak apa kata dokter?"tanya Syifa.
"Kata dokter Aina hamil lagi bun, usia kandungan nya udah dua bulan"jelas Azka.
"Tu kan bener syif, apa kataku tadi kalau Aina itu hamil lagi"kata Viona dengan gembiranya.
"Wah kalian akan punya adik"kata Syifa menatap kedua cucunya.
"Kenapa diam saja, kamu tidak senang nak hamil lagi?"tanya Syifa pada sang menantu.
"Bukannya Aina tidak senang bun, tapi Alan sama Alana masih kecil, kasian mereka udah mau punya adik"jelas Aina.
"Itu namanya udah rezeki kalian nak, kalian harus bersyukur, banyak wanita diluar sana yang menginginkan didalam rahimnya tumbuh bayi mungil"nasihat Viona yang diangguki oleh Syifa.
"Iya Bun, Aina bersyukur kok dapet anak lagi"kata Aina tersenyum.
Dua keluarga itu sangat bahagia mendengar kabar bahwa Aina hamil anak ketiga, rasanya kebahagiaan Aina dan Azka sudah lengkap. Mendapat anak kembar laki-laki dan perempuan sekaligus dan mereka sedang menanti anak ketiga mereka.
Aina tidak menyangka jalan hidupnya akan seindah ini, meskipun dulu dipertemukan dengan sang suami dengan cara kepergok oleh warga, dinikahkan secara paksa. Tapi Aina bersyukur dia mendapat suami yang bisa merubah dan membimbing nya dengan baik.
Banyak rintangan yang dia lalui sebelum sampai dititik ini, dititik dimana dia bahagai dengan keluarga kecilnya, dan mendapat banyak kasih sayang dari keluarga nya dan keluarga suaminya.
Tamat!

KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
General FictionDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...