27. Minta maaf

4.2K 343 0
                                    

Aina melakukan hari-hari nya seperti biasa, pergi kekampus dipagi hari setiap hari kecuali hari libur, melayani suaminya dan membantu mertuanya.

Sahabat-sahabat Aina sangat bahagia mengetahui kehamilan Aina. itu artinya mereka akan dipanggil aunti.

Azka sangat memperhatikan pola makan istrinya dan kesehatan nya. Dia juga sangat posesif terhadap Aina dan kandungnya.

Aina bahagia karena Azka sangat menjaganya dan menghawatirkannya, tapi semua itu hanya dilakukan karena dia sedang mengandung anak Azka begitulah pikir Aina.

Sikap Aina sekarang berbeda, yang semula banyak bicara sekarang bicara hanya seperlunya saja.

Duduk ditaman belakang rumah dengan segelas susu ibu hamil itu sekarang yang sedang Aina lakukan.

"Sayang"panggil Azka membawa beberapa kantung plastik, Aina tidak menjawab panggilan suaminya.

"Aku bawain kamu martabak manis sama donat"ucap Azka menunjukkan kantung plastik yang dia bawa.

Azka membuka kantung plastik itu dan mengeluarkan isinya."ini sayang dimakan"kata Azka memberikan donat kepada Aina, tetapi tangan mungil itu tidak kunjung mengambilnya.

"Baiklah, aku akan menyuapimu"ucap Azka menyodorkan donat yang dipegang nya kemulut Aina, belum sempat donat iku menyentuh mulut Aina tangannya sudah bergerak menepis tangan Azka membuat donat yang dipegang Azka tajuh kelantai.

"Kamu apa-apa an sih, itu makanan nya mubadzir,kalau gak mau bilang jangan kayak gitu. Aku udah sabar ngadepin sikap kamu beberapa Minggu ini. Sikap kamu itu kekanak-kanakan"suara Azka meninggi hal itu membuat air mata jatuh dipipi cubby Aina.

"Sayang"lirih Azka saat melihat air mata itu jatuh. Aina berlari menaiki anak tangga dengan terus menangis, Azka mengejar Aina tapi kurang cepat karena pintu kamar sudah dikunci Aina dari dalam.

Aina terus manangis didalam kamar hatinya sakit saat Azka berbicara dengan nada tinggi seperti itu, ya memang dia akui dia salah telah membuang makanan itu. Apa pantas seorang suami berbicara seperti itu kepada istrinya yang sedang hamil.

Diluar kamar Azam terus menyalahkan dirinya sendiri kenapa dia harus berbicara seperti itu tadi, kenapa dia tidak bisa menahan emosi nya karena hal sepele itu. Mendengar tangisan istrinya semakin menjadi-jadi Azka semakin merasa bersalah.

"Azka sudah, biarkan istrimu tenang dulu"ucap Syifa menenangkan Azka.

"Bunda ini semua salah Azka, Azka gak bisa menahan emosi Azka"ucap Azka.

"Kamu tidak salah nak, seharusnya kamu mengerti kondisi istrimu itu. Dia sedang hamil muda. Orang hamil itu hormonnya berubah-ubah"

"Iya Bun, Azka kurang sabar ngadepin istri Azka yang lagi mengandung anak Azka"ucap Azka.

"Sudah lah sekarang kamu turun, ayah ingin bicara sama kamu"Azka mengangguk sebagai jawaban.

Sampai dibawah Azka melihat ayahnya sedang duduk dengan secangkir teh hangat. "Kenapa yah?"tanya Azka.

"Kemarilah duduk disamping ayah"dengan patuh Azka duduk disamping kyai Aji.

"Kata bunda kamu sedang ada masalah dengan istrimu"tanya kyai Aji dengan suara lembut, Azka mengangguk sebagai jawaban.

"Nak dengarkan ini baik-baik, dia istrimu yang sedang mengandung anak kamu. Dia butuh lebih kasih sayang dari dirimu dan juga dari keluarga nya. Dia tidak cukup diberi kasih sayang dari keluarga nya jadi itu tugas mu untuk mencurahkan semua kasih sayang yang kamu punya, jangan pernah sakiti hatinya dengan perkataan dan perbuatanmu"nasihat Kyai Aji.

Gus Imamku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang