15. Kedatangan teman lama

5.5K 464 0
                                    

Tapi sayang sekali Azka sudah melihat air mata itu jatuh, dia mendengar semua yang diucapkan istrinya. Rasa bersalah menyerang hatinya.

Azka menarik kursi dan duduk didepan Aina.

Saat Azka duduk, Aina pergi untuk mencuci piring, selesai mencuci piring Aina pamit kepada Azka untuk tidur. "Mas, Aina kekamar dulu, mau tidur capek"ucapnya pelan.

"Na mas mau minta maaf"ucap Azka.

"Udah ya mas, Aina beneran capek"tolak Aina. Dan langsung pergi kekamar meninggalkan Azka.

Aina berbaring menyamping memunggungi tempat biasa Azka tidur.

Aina kembali terisak pelan, saat mendengar pintu terbuka Aina berpura-pura tidur.

Azka berbaring dibelakang Aina dan memeluknya dari belakang."Mas minta maaf, jangan nangis lagi"pintanya pada Aina.

Sebenarnya Aina tidak terlalu marah pada suaminya, tapi dia terlanjur kesal dengan suaminya itu.

Aina tiba tiba berbalik menghadap Azka, dan memukuli dada bidang Azka, Azka diam membiarkan istri nya memukulinya dia tau istrinya pasti sangat kesal dengannya.

"Mas jahat"lirih Aina dengan isaknya yang berhenti memekuli suaminya itu.

"Mas, minta maaf Na, mas gak bermaksut kayak gitu ke kamu, mas cuma capek aja ada masalah dikantor dan pesantren, mas pusing ngurusinnya, mas minta maaf Na"ucapnya.

Aina mengangguk memberi jawaban kepada Azka.

"Makasih" mengecup kening Aina.

"Jangan nangis lagi, nanti jelek"godanya

"Jadi selama ini aku jelek ya mas?"tanya Aina.

Oh ayolah Azka kau ingin membuat istrimu ini menangis lagi karena ulahmu.

"Bukan begitu maksutku Sayang"ucap Azka.

Bluss.

Pipi Aina memerah karen panggilan suaminya pada dirinya."mas tadi bilang apa?"

"Emang mas bilang apa?"goda Azka.

"Tadi setelah mas bilang, bukan begitu maksutku- terus tadi mas manggil aku apa"ucap Aina.

"Oh yang itu, sayang, mas tadi manggil kamu sayang"goda Azka.

Azka sangat bahagia melihat senyum Aina kembali. "Mas, Aina mau tanya?"bangun dari tidurnya.

"Mau tanya apa sayang"

"Mas gak pengin punya anak?"tanya Aina hati-hati.

Azka bangkit dari tidurnya dan bersandar diranjang. "Semua orang kalau udah nikah pasti pengin punya anak pastinya Na, emang kenapa nanya kayak gitu?"tanya Azka penasaran.

"Ehm, itu apa anu-"ucapnya terbata-bata.

"Kenapa gugup gitu jawabnya?"goda Azka.

"Kamu mau bikin dedek bayi sama aku?"sambung Azka sambil terkekeh.

Mendengar itu tubuh Aina menegang, bagaimana ini? Apakah dia harus menyerahkan diri seperti yang dibilang Farah tadi? Tapi Azka tidak mencintainya? Tapi ini juga hak Azka.

Aina perlahan menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Azka yang melihat Aina mengangguk pun tertawa"hahahaha, kamu lucu banget sih Na"

"Aku tadi cuma becanda kok, aku juga gak akan maksain kamu"ucap Azka tersenyum.

"Udah sekarang kita tidur, ayo"sambung Azka.

"Mas, maaf gak bisa ngasih hak mas"cicit Aina.

"Gak papa kok, mas ngerti. Mas gak akan maksain kehendak mas, kalau kamu gak siap gak papa" ucap Azka menenangkan.

Gus Imamku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang