19. Ketahuan Fitri

4.5K 380 0
                                    

Seperti biasa pukul 03.00 Aina terbangun dari tidurnya dan melaksanakan shalat sunah. Dilihatnya suaminya yang masih terlelap, suaminya ini memeng tampan pantas saja dia bisa jatuh cinta secepat itu dengan suaminya.

"Udah puas liatin suamimu yang ganteng ini"ucap Azka masih memejamkan matanya.

Aina membulatkan matanya mendengar ucapan suaminya, dia ingin bangkit dari tidurnya tapi dicegah oleh tangan suaminya.

"Mau kemana?"Azka membuka matanya.

"Anu- mas mau apa itu ah iya mau ambil wudhu sampai lupa"ucap Aina gugup. Setiap dekat dengan suaminya Aina selalu merasa gugup.

"Mas juga mau ambil wudhu, bareng aja"ucap Azka.

"Kalau gitu mas aja dulu"kata Aina.

"Ayo bareng"ucap Azka menggendong tubuh mungil Aina ala bridal style.

"Mas"pekik Aina karena Azka menggendongnya secara tiba-tiba.

Selesai mengambil wudhu mereka melaksanakan sholat sunah bersama dilanjut dengan membaca ayat suci Al-Quran.

"Mas kemasjid dulu, assalamualaikum"pamit Azka mencium kening Aina.

"Waalaikumsalam".

Selesai Aina sholat subuh dikamarnya dia turun kedapur untuk membantu mertuanya membuat sarapan untuk mereka.

"Nak tolong buatkan dua cangkir teh, untuk ayah dan suamimu"minta Syifa.

"Ayah anak itu suka sekali meminum teh setelah sholat subuh"ucap bunda.

Setelah Aina mengangguk, tangannya dengan cekatan membuat dua cangkir teh. "Mas Azka gak pernah tuh selama nikah sama aku minta dibuatin teh setelah sholat subuh"ucapnya dalam hati.

"Kenapa mas Azka gak pernah minta dibuatin ya sama aku, aku juga kenapa bisa gak tau sih kalau mas Azka suka minum teh setelah sholat subuh. Dasar istri tidak berguna, selama ini apa yang kamu lakukan sebagai istri. pantas saja mas Azka bilang aku bukan wanita idaman"kecewa Aina pada dirinya sendiri.

"Udah selesai nak?"tanya Syifa.

"Udah kok Bun"

"Paling sebentar lagi pulang"ucap Syifa, dan benar saja setelahnya terdengar suara pintu terbuka dan ucapan salam.

"Assalamualaikum"ucap dua lelaki itu.

"Waalaikumsalam"ucapku dan bunda dari dapur.

"Kamu anterin gih tehnya"

"Iya Bun"

Aina mengantar teh buatannya kepada ayah mertua dan suaminya diruang tamu.

"Ayah, mas ini tehnya"ucapku tersenyum.

"Terimakasih mantu ayah"ucap kyai Aji tersenyum hangat.

"Makasih"sambung Azka tersenyum.

"Kalau begitu Aina bantu bunda didapur lagi Mas, yah"pamit Aina pada dua laki-laki dihadapannya.

"Iya nak"ucap kyai Aji.

Aku berlalu meninggalkan suami dan mertuanya itu, ia kembali membantu bunda membuat sarapan didapur.

Ruang tamu

"Gimana benurut kamu Ka, kalau adik kamu pengin mondok diluar?"tanya kyai Aji.

"Kenapa Risha gak sekolah disini aja sih yah?"tanya Azka.

"Kata adik kamu kalau disini, dia itu gak bisa bebas kayak anak-anak lainnya, dia gak suka dipanggil ning. Dia pengin belajar seperti anak lainnya dipondok"ucap kyai Aji.

Gus Imamku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang