5. Princess and A Book

844 92 0
                                    



Wangi roti tercium sampai kamarku. Roti ini jelas baru selesai dipanggang. Mai memang sudah memberitahuku bahwa hari ini para pelayan akan memanggang banyak roti.

Aku tidak menyangka itu akan sepagi ini. Kukira itu akan dijadikan sebagai makan siang nanti, karena aku kadang pergi ke taman dan melewatkan makan siang.

Tok tok.

Suara ketukan terdengar, dan pintu kamar terbuka.

"Apa nona mau mencicipinya?"tanya Mai dari balik pintu.

"Ya."

Tidak sopan berbicara dengan orang di luar pintu seperti ini, lagipula akan lebih menyenangkan jika wangi roti itu lebih kuat tercium oleh indraku.

"Silahkan, Nona,"Mai memberikanku sebuah roti. Pemanggangan yang sempurna.

Hem.

Enak!

"Para pelayan memanggang banyak roti hari ini, saya pikir Nona harus menjadi orang pertama yang mencicipinya."

Aku? Kenapa bukan kaisar?

Seperti mengetahui isi kepalaku, Mai membuka mulutnya. "Yang Mulia Kaisar masih sibuk dengan berbagai urusan. Tidak penting bagi baginda untuk sekedar mencicipi roti hari ini."

Padahal ini sangat enak.

"Siapa yang akan datang hari ini?"

"Seorang tamu dari keluarga baron Risse, Nona. Nona mungkin belum mengenalnya."

Tentu saja aku mengetahuinya. Aku banyak membaca tentang pihak pembantu kaisar di perpustakaan, dan Mai tidak mengetahuinya.

Apa aku boleh sedikit ikut campur? "ada urusan apa dia?"

"Bertemu Baginda Kaisar. Sebagai pelayan, saya hanya bisa sampai pada informasi itu,"Mai memberi hormat.

Berarti kedatangannya merupakan urusan penting sampai mengganggu kaisar yang masih bekerja. Mungkin menyangkut masalah gunung sebelah timur yang menjadi tanggung jawab keluarga Baron Risse.

"Mai ingin mencobanya?"aku menyodorkan sepotong roti dari tanganku.

"Terimakasih Nona, em. Ini benar-benar enak,"wajah Mai tampak cerah.

"Beritahu pelayan untuk menyisakan setidaknya satu keranjang roti untukku."

.

.

Aaahhh— benar-benar sejuk.

Aku merasakan angin menyegarkan menggelitik leherku. Sinar matahari hari ini begitu hangat, dan aku langsung meminta Mai untuk mengizinkanku pergi setelah kelasku dengan Gloria selesai.

Kelas tadi berjalan dengan baik. Aku dapat melakukan semua yang harus kupelajari mengenai etiket kekaisaran. Pelajaran politik yang sangat menarik bagiku saat ini. Betapa banyaknya teori dan masalah yang dapat terjadi dalam satu peristiwa. Banyaknya pendapat yang masing-masing berbeda dan segala cara atau jalan keluar yang harus ditetapkan.

Aku duduk di bawah pohon yang sama lagi.

Sudah lebih dari 2 bulan aku jalan-jalan dan selalu kembali ke tempat ini. Tempat yang menenangkan.

Hari ini aku membawa sebuah buku yang kuambil sebelumnya dari perpustakaan. Buku politik, yang menjadi minatku saat ini. Dari sekian banyak buku mengenai politik, aku baru membaca tidak sampai seperlimanya. Kemampuan membacaku memang agak payah, tapi aku yakin akan terbiasa dengan situasi ini.

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang