Lorong masih terlihat terkendali seperti biasa. Aku dengar dari Mai kalau seorang tamu akan datang hari ini dan aku harus bersiap. Tapi, aku meminta Mai untuk menungguku sebentar karena aku ingin berjalan-jalan di sekitar istana pagi ini.
Sampai pada jam ini, aku sama sekali belum menyentuh buku. Buku apapun. Ini pertama kalinya terjadi setelah aku menjadi Apridete. Alasannya sedikit membuatku muak, aku masih memikirkan kaisar. Sejarah tentang kaisar kelima, aku belum terlalu dalam mengetahuinya. Banyak prestasi yang telah dia raih sampai detik ini, bahkan saat dia masih berstatus putra kekaisaran. Ada pula banyak rumor beredar tentangnya. Aku tidak bisa begitu saja mempercayai rumor yang kudengar, tapi tidak ada salahnya mendengar rumor itu lalu membuktikannya sendiri dengan kemampuanku.
"Hah, aku memang tidak bisa tenang,"aku berbalik dan berjalan menuju taman istana. Tempat yang biasanya aku kunjungi untuk membaca buku. Tapi kali ini aku tidak membawa satu pun buku.
Ada seorang anak laki-laki di tempatku biasa duduk. Dia duduk tanpa bersandar, pandangannya seperti mencari-cari. Dia tampak tidak tenang. Dan laki-laki itu adalah anak yang pernah aku lihat sebelumnya, di tempat yang sama.
"Ah!"matanya berhenti mencari saat dia menemukanku. Ada kelegaan yang tampak jelas dari raut wajahnya. Sepertinya dia memang sengaja menungguku.
Aku berjalan biasa, lalu kupercepat sedikit langkahku ketika dia berdiri seperti sudah tidak sabar.
"..."saat aku sampai tepat di depannya, dia tidak mengatakan apa-apa.
"Ada apa?"
Dia menatap kearah lain, sebelum akhirnya kembali melihatku.
"Kau kemana saja?"tanyanya. Tentu saja aku selalu berada di istana, dia juga seharusnya tahu itu.
"Apa kamu mencariku?"
"Ya. Kamu tidak muncul selama 2 hari,"tatapannya sedikit kesal.
"kamu menungguku? Ada masalah apa?"
"tidak ada masalah. Bukankah seharusnya kau kesini setiap hari?"
Dia memaksaku? Ah, mungkin dia masih mengira bahwa aku adalah pelayan istana yang kadang memiliki waktu luang untuk beristirahat di sini.
"Kemarin ada kesibukan di istana, aku harus menyiapkan beberapa hal,"aku harap ini menolongku."Begitu ya. Jadi, kapan tepatnya kau biasa ke sini?"
"Pagi hari."
"Ah, aku mengerti. Kalau begitu aku hanya perlu menunggumu di pagi hari saja."
Jadi, selama dua hari kebelakang anak ini menungguku dari pagi? Sampai kapan?
"kamu selalu menunggu?""Siapa? Aku?"
"Apa keperluanmu denganku? Apa itu penting?"aku kembali menanyakan hal yang sama. Atau mungkin saja dia tertarik dengan buku yang aku baca. Dia adalah rakyat jelata, mendapatkan buku dari perpustakaan istana adalah mustahil jika bukan seorang penerima beasiswa kekaisaran.
"Rotimu."
Ng?
"Roti yang kamu berikan itu sangat enak, aku memang belum makan pada hari itu. Jadi, aku ingin memberikan imbalan atas roti itu,"perlahan dia mengeluarkan sesuatu dari balik kantong celananya. Permen.
"Terima kasih,"aku menerima permen itu dan langsung memakannya. Manis, ini permen susu.
Anak itu tiba-tiba memutar matanya, memperhatikanku.
"Kau tidak membawa buku?"
"Tidak. Kamu mau meminjamnya?"akan lebih baik kalau dia mengatakan ini secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Die
FantasySepasang tangan mungil terlihat di depan mataku saat aku terbangun. Ketika aku menatap cermin, wajahnya yang cantik terlihat menawan. Apridete Courdesse, aku masuk ke dalam tubuhnya, seorang putri kekaisaran yang menjadi pemeran sampingan dari sebua...