Siluet dirinya yang sedang mengenakan gaun sudah terlihat sejak sepuluh menit yang lalu. Apridete duduk di atas kursi yang berada di tengah kebun herbal istana. Dengan gaun putih yang membuat rambutnya tampak pucat.
Apridete duduk dengan sebuah buku di tangan kiri dan sebuah cangkir berisi teh herbal di tangan kanannya. Menghirup aroma teh sambil membaca buku adalah suatu ketenangan yang bisa dirasakan oleh Apridete di tengah kesibukannya sebagai pengganti sementara kaisar di istana.
Seorang pelayan mendekati Apridete, lalu mengatakan sesuatu padanya, "permisi Yang Mulia Putri, putra pertama Marquis Heliya, Sir Zeral Heliya, sudah berada di depan pintu."
"Persilahkan dia masuk."
Sir Zeral masuk dengan pakaian resmi yang rapih, lengkap dengan sarung tangan dan dasi mengikat di lehernya. Apridete segera meletakkan cangkir dan bukunya.
"Selamat pagi, Sir."
"Salam saya kepada Yang Mulia Putri kekaisaran Allieru," Zeral melepas sarung tangannya dan mencium punggung tangan Apridete.
Tanpa meninggalkan tempat duduknya, Apridete menjulurkan telapak tangan, "silahkan duduk."
"Maaf sebelumnya, apa Yang Mulia Putri sudah lama menunggu saya?"
"Tentu saja saya menunggu Anda."
Zeral segera bangkit, "maaf atas ketidaktepatan saya dalam mengatur waktu, Yang Mulia."
"Saya-lah yang mengundang Anda, sudah jelas bahwa saya akan menunggu Anda, Sir."
Zeral Kembali duduk, "kebun yang sangat indah, Yang Mulia."
"Saya tahu Anda menyukai warna hijau."
Bukan tanpa alasan, keluarga Marquis Heliya yang mengurus pertambangan permata hijau pasti selalu terfokus pada warna hijau pula. Warna itu telah menyelamatkan wilayah mereka dari kesenjangan yang pernah terjadi pada masa lalu di Allieru. Warna yang disukai sekaligus dihormati olehnya.
"Begitu pula saya, yang menyukai permata hijau wilayah Anda."
Zeral langsung menatap Apridete, "ternyata Yang Mulia lebih senang tanpa berbasa-basi."
Zeral mengeluarkan sebuah kotak berisi permata hijau dan menaruhnya menghadap Apridete, "permata ini begitu cantik, seperti yang Yang Mulia Putri katakan. Bahkan, wilayah kekaisaran lain tertarik untuk memilikinya sebagai kekayaan wilayah mereka. Saya akan sedikit Panjang lebar menjelaskannya, Yang Mulia. Saya harap Anda tidak keberatan dengan itu."
"Lanjutkan, Sir."
"Sebelumnya, maafkan saya lancang bertanya kepada Yang Mulia Putri. Sudah berapa banyak informasi yang Anda ketahui tentang masalah ini?"
"Tidak banyak, hanya yang saya katakan kepada Anda kemarin."
Zeral mengangguk, lalu Kembali membuka mulutnya, "kejadian ini diperkirakan sudah berlangsung sejak lebih dari 10 tahun yang lalu, namun Heliya baru mengetahuinya 2 tahun yang lalu. Awalnya, seorang pedagang di kota memaksa datang ke pertambangan Heliya sambil membawa permata hijau, dia terus meneriakkan bahwa permata hijau yang dibawa olehnya memiliki energi magis dan berniat menjualnya kepada Heliya.
Saat itu, saya sendirilah yang menemui laki-laki pedagang itu. Dia langsung menunjukkan permata hijau ditangannya yang dikatakan memiliki 'kekuatan magis' itu. Saya memperhatikannya dan ternyata itu merupakan permata hijau palsu, seperti yang saya tunjukkan kepada Yang Mulia Putri di aula pesta. Saya tidak mengatakan kepada pedagang itu bahwa permata hijau yang dibawa olehnya merupakan barang palsu, namun saya memilih untuk membeli permata itu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Die
FantasySepasang tangan mungil terlihat di depan mataku saat aku terbangun. Ketika aku menatap cermin, wajahnya yang cantik terlihat menawan. Apridete Courdesse, aku masuk ke dalam tubuhnya, seorang putri kekaisaran yang menjadi pemeran sampingan dari sebua...