46. The Next Visit

63 5 0
                                    


Zeral menyerahkan laporan ke atas meja rapat di depanku, "Apa Baginda baik-baik saja?"

Aku mengangguk, "Ya, Sir."

Rapat dengan para raja Allieru baru saja selesai. Kami membahas keadaan masing-masing wilayah kekuasaan.

Wilayah utara masih dengan kondisi baik setelah terakhir kali aku berkunjung ke sana. Wilayah Selatan baru saja melakukan panen terhadap bahan makanan pokok mereka. Wilayah barat sedang ditumbuhi bunga-bunga indah, cuaca terik di sana tidak menghalangi pekerjaan kerajaan. Wilayah Timur sedang melaksanakan pertandingan tahunan mereka, yaitu pertandingan antar kesatria.

Alex tersenyum, "Bukankah tadi sangat menarik, Baginda? Saya tidak tahu apalagi yang bisa lebih menarik dari setiap perkataan Raja Timur."

"Untunglah Anda bisa tetap tenang selama itu, Sir."

Saat Raja Timur diberikan waktu untuk bicara tadi, dia memulai dengan membicarakan putranya, Pangeran Atuari. Raja timur membicarakan mengenai kemajuan-kemajuan yang terjadi di wilayah timur itu tidak terlepas dari peran Pangeran Atuari.

Bahkan setelah rapat selesai, Raja Timur mendatangiku secara pribadi dan mengundangku untuk datang ke wilayah timur untuk menyaksikan pertandingan di sana. Dia mengatakan bahwa Pangeran Atuari ikut berpartisipasi dalam pertandingan itu, sebagai perwakilan dari kastil wilayah timur.

"Itu seperti Raja Timur tidak mengetahui mengenai perilaku putranya," aku memijat kepalaku.

"Justru saya berpikir bahwa Raja Timur mengetahuinya, sehingga dia merencanakan perjodohan dengan Baginda," Alex menjawab dengan tarikan di bibirnya. Gigi-gigi rapinya itu dipamerkan.

Zeral datang ke sisiku, "Baginda, saya tidak ingin ikut campur dengan masalah Anda dengan Pangeran Timur, namun saya ingin menyarankan Baginda untuk memikirkan kembali terkait undangan datang ke wilayah timur. Saya tidak tahu apa tujuan sebenernya dari Raja Timur, namun karena undangan itu datang langsung dari Raja Timur, maka Anda harus menyiapkan alasan yang bagus jika ingin menolaknya."

"Anda benar, Sir."

Jika ini memang direncanakan oleh Raja Timur bersama Pangeran Atuari, maka itu cara yang cerdas. Karena membuatku mempertimbangkan kepergianku ke sana.

Apalagi itu wilayah timur, wilayah yang belum pernah aku datangi.

Jika aku datang ke sana, maka itu akan menjadi kali pertama.

Alex kembali bicara, "Bukankah itu bagus, Baginda? Anda bisa datang ke sana dengan undangan langsung dari raja, jadi mereka pasti akan lebih mempersiapkan keadaan wilayah mereka."

Zeral menimpali, "Benar Baginda, setidaknya ada lebih banyak keuntungan jika Baginda pergi ke sana."

Aku menarik nafasku, sambil kembali memijati kepala yang tidak pegal atau sakit. Aku ingin memikirkan ini sekali lagi, setidaknya sampai aku yakin dan tidak menyesal.

Menimbang dari semua kemungkinan yang akan terjadi, memang lebih banyak kemungkinan baik yang akan aku dapatkan jika berkunjung ke wilayah timur.

"Sir Zeral, atur jadwalku untuk pergi ke wilayah timur."

Zeral mengangguk, "Baik, Baginda."

"Sir Alex, ikut aku mempersiapkan perbekalan dan pasukan untuk kubawa bersama ke wilayah timur."

"Saya mengerti, Baginda."

Aku memeriksa laporan-laporan yang diberikan Zeral. Setiap lembar memperlihatkan kondisi wilayah-wilayah di Allieru. Aku membalik lembar demi lembar. Kemudian aku berhenti pada lembar terakhir. Di sana tertulis judul 'Hutan Allieru', itu hutan dimana Anjing Besar Helmia tinggal. Aku mulai membaca. Dilaporkan bahwa sudah tidak pernah lagi terjadi penyerangan oleh Anjing Besar Helmia, baik itu di kota maupun di dalam hutan. Beberapa penduduk mengaku pernah melihat Anjing Besar Helmia pada saat mereka mengumpulkan kayu bakar di hutan pada malam hari. Namun makhluk itu tidak melakukan pergerakan yang aneh, dan menghilang dengan cepat sebelum para penduduk itu merasa ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang