Istana sudah berisik sejak sebelum matahari terbit. Aku terbangun di tengah malam karena suara langkah kaki para ksatria yang berlari tergesa-gesa berlari memenuhi lorong istana. Terdengar suara berbisik dari depan kamarku, yang aku yakin itu semua suara para pelayan.
"Perang," kata mereka.
Sepertinya, sekarang sudah mau memasuki awal kisah ini.
Dalam novel diceritakan masa lalu Apridete sebelum dia menjadi kaisar. Dalam cerita, terjadi perang antar 2 kekaisaran yang menggemparkan seluruh Allieru. Perang skala besar ini berlangsung selama kurang lebih 1 tahun. Perang ini banyak merenggut korban, para kesatria, dan wilayah Allieru yang menjadi rusak parah. Banyak istri yang kehilangan suami mereka, orang tua yang kehilangan anak mereka, bahkan ada anak perempuan yang kehilangan ayah mereka. Apridete salah satunya.
Kejadian itu menjadi awal dari kedudukan Apridete sebagai kaisar yang kejam. Apridete menjadi kaisar yang ditakuti sekaligus dibenci oleh seluruh rakyat, bangsawan, bahkan kekaisaran lain. Apridete menetapkan kebijakan yang tidak masuk akal, menghukum orang secara berlebihan, memaksa orang bekerja sesuai kemauannya, bahkan tidak menerima masukan dari pihak manapun. Apridete benar-benar menjadikan dirinya sebagai pemimpin diktator pertama dalam sejarah 5 kekaisaran besar.
Namun setelah mengalami sendiri hidup Apridete, aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan masalahnya dalam mengambil keputusan. Aku sedikit mengerti perasaanya. Kaisar Einos, ayahnya, adalah pria yang baik. Dia sangat baik sampai membuatku hampir lepas kendali ketika berada di dekatnya. Einos selalu mencurahkan perhatiannya kepadaku, sampai aku berpikir itu berlebihan. Anehnya aku justru merasa sangat nyaman dengan perlakuan itu. Tatapan matanya saat menatapku, bibirnya yang terbuka saat berbicara denganku, gerakan tangannya yang menghormatiku, dan semua itu bentuk kasih sayangnya kepadaku.
Aku merasa telah menjadi orang yang egois. Einos adalah ayah Apridete, bukan ayahku. Tapi aku masih berharap dia menjadi ayahku juga, walaupun kasih sayang yang ditunjukkan olehnya mungkin hanya untuk Apridete seorang.
Apridete menjadi gila kekuasaan karena semua kekecewaan, kesedihan, dan kehilangan yang dia alami. Dia tidak peduli pada siapapun, hanya memiliki tujuan memajukan Allieru dengan cara apapun meski jalan itu sangat hina.
Perang ini akan menjadi awal mula penderitaan Apridete dan puncaknya adalah ketika pemberontakan terjadi. Aku harus mengalami itu semua, sebagai Apridete.
"Nona, apa Nona sudah bangun?"
Itu suara Mai.
"Masuklah Mai, kamu tahu aku sudah bangun sejak lama bukan?"
Mai masuk sendirian dan langsung menghampiri tempat tidurku. Tangannya ia lipat di depan dengan gerak-gerik cemas.
Aku sudah bisa menebak hal apa yang ingin dia sampaikan kepadaku.
Dengan yakin aku mulai berbicara, "jangan khawatir Mai, Allieru adalah kekaisaran yang kuat."
Mai mengangkat kepalanya dan menatapku dengan sedih. Kabar tentang perang ini sudah 3 hari menjadi perbincangan penghuni istana. Awalnya itu hanya kabar-kabar tidak pasti yang mengatakan bahwa kekaisaran Mallrise, kekaisaran tetangga sedang mempersiapkan perbekalan dan pasukan yang cukup banyak. Desas-desus itu mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyerangan terhadap salah satu kekaisaran besar. Dan kandidat yang paling mungkin adalah kekaisaran Allieru yang memiliki sumber daya berlimpah. Ya, itu benar-benar terjadi saat ini.
Aku bangkit dari tempat tidur, dengan masih mengenakan piyama yang aku balut dengan selembar matel tebal, aku bersiap, "antar aku ke tempat kaisar, Mai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Die
FantasySepasang tangan mungil terlihat di depan mataku saat aku terbangun. Ketika aku menatap cermin, wajahnya yang cantik terlihat menawan. Apridete Courdesse, aku masuk ke dalam tubuhnya, seorang putri kekaisaran yang menjadi pemeran sampingan dari sebua...