22. Joseph's Book (2)

365 45 0
                                    

Aku turun dari kereta kuda, dilanjut Mai yang akan ikut masuk ke dalam bersamaku.

"Yang Mulia Putri, apa benar tidak masalah jika kami hanya diam menunggu disini?" seorang kesatria maju, dia menjadi perwakilan bagi teman kesatrianya yang lain untuk menanyakan ini padaku.

"Menunggu disini bukan berarti hanya diam tanpa melakukan apapun. Kalian harus terus memastikan keadaan sekitar kuil aman, tidak ada bahaya sedikitpun. Jika itu terjadi, maka kalian harus membersihkannya sampai aku tidak melihat bahkan setetes sisa darah pun di tempat kejadian."

Kesatria itu mengangguk, "akan kami laksanakan perintah Yang Mulia Putri."

Dengan begitu, aku harap sekelilingku akan tenang walau untuk sementara.

Ketiga kesatria tadi, mereka adalah kesatria yang sama dengan yang aku bawa saat mengunjungi kediaman Duke Visco. Ketiga kesatria itu terlihat sangat terkejut begitu mengetahui kondisiku yang pulang dalam kondisi berantakan. Mereka pasti merasa bersalah sekarang. Tapi, itulah yang aku inginkan. Dengan perasaan seperti itu, maka ketiga orang itu akan berusaha sekuat tenaga mereka untuk memenuhi tugas yang aku berikan. Aku bahkan tidak heran jika mereka sampai mempertaruhkan nyawa mereka.

Aku dan Mai sampai di depan pintu masuk kuil. Seorang berpakaian panjang yang rapih sepertinya telah menunggu kami disana. dia segera menghampiri dan mengalungkan sebuah tali usang yang ditengahnya terdapat liontin kepadaku dan juga Mai.

"Selamat datang saya ucapkan kepada Yang Mulia Putri kekaisaran. Suatu kehormatan bagi kuil untuk menerima kedatangan Yang Mulia di tempat ini."

"Tuan, apa tidak masalah jika para kesatria saya menjaga diluar sana?"

"Tidak ada keberatan untuk itu. Sebelumnya maaf saya belum memperkenalkan diri. Saya wakil pimpinan kuil disini, yang akan bertanggung jawab dengan kunjungan Yang Mulia Putri untuk hari ini."

"Bagaimana dengan pemimpin kuil? Apa beliau sedang sibuk?"

"Maaf sebelumnya karena lupa memberitahu Yang Mulia Putri, pimpinan kuil memang sedang sibuk akhir-akhir ini. Apa Yang Mulia tahu tentang rumor 'anjing besar Helmia'? banyak rakyat yang sedang mempermasalahkan rumor tersebut. Mereka ketakutan setengah mati sampai-sampai selalu mengunci rumah saat matahari mulai terbenam."

Anjing Besar Helmia, rumor yang terjadi di wilayah sekitar kuil. Rumor ini tidak terlalu menyebar sampai ke seluruh wilayah Allieru, namun sangat berpengaruh di wilayah ini. Alasannya, karena di wilayah ini dahulu merupakan tempat peternakan segala jenis anjing. Namun, bukan untuk dipelihara melainkan untuk dimakan, disiksa, atau dijadikan alat bertaruh pada suatu kompetisi. Pada masa itu, mayat anjing yang berserakan menjadi pemandangan yang biasa di wilayah ini. Bau bangkai dicampur amis darah selalu mengganggu bagi para pendatang yang singgah disini.

Kabarnya, setelah masa berternak anjing itu selesai, tepatnya pada masa pemerintahan kaisar keempat, seluruh aktivitas itu dihentikan secara paksa. Alasannya tentu karena mengganggu kenyamanan rakyat. Setelah itu, banyak rakyat yang mengaku telah melihat sosok bayangan anjing yang sangat besar dengan air liur yang terus menetes di gang-gang sempit pada saat malam hari. Bahkan, ada juga yang mengaku melihat langsung anjing besar tersebut. Mereka mengatakan bahwa ciri fisiknya adalah bertubuh besar dengan sedikit bulu, telinga yang terkoyak, gigi tajam, mulut yang selalu mengeluarkan air liur, serta kaki besar Panjang yang aneh. Kabar tersebut banyak dipercaya oleh rakyat karena saksi yang mengaku melihatnya sudah berjumlah 10 orang. Dan semua kejadian itu terjadi pada malam hari.

Lalu, karena ketakutan yang berlebihan itu, banyak rakyat yang mengurung diri mereka pada malam hari sehingga jalanan akan sangat sepi. Kuil pun jadi selalu penuh oleh orang-orang yang meminta pertolongan.

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang