36. Knights

294 27 0
                                    


Hal yang melegakan saat bangun di pagi hari ini adalah anjing itu sudah tidak ada lagi di dalam kamar. Sepertinya dia sudah pulang kembali ke rumahnya sebelum aku tiba di istana, karena sekarang meski aku memanggilnya dia tetap tidak muncul. Aku tidak perlu lagi menyiapkan makanan untuknya.

Para pelayan menyiapkan sarapanku seperti biasa, dengan Mai sebagai kepala pelayan yang selalu merekomendasikan makanan segar sebelum makanan berat. Mai pasti sadar dengan semua yang terjadi belakangan ini, sehingga dia ingin membuatku merasa lebih baik.

Setelah sarapan, aku berniat langsung pergi ke ruang tamu istana. Tempat itu berada tepat di samping aula utama, dimana biasanya para tamu-tamu kaisar dijamu di sana.

Alasan aku pergi kesana adalah Alex akan mengumumkan kesatria yang bertugas menjagaku di tempat itu. Itu juga alasan Rian Visco yang pamit pergi sebelum aku memasuki ruang makan.

Sebenarnya kemarin aku tidak menduga Rian bahkan ada sampai aku bangun tidur, dia terus terjaga di atas sofa kamar. Wajahnya itu menemaniku sepanjang malam.

Aku masuk ke dalam ruang tamu, di sana Alex sudah duduk menunggu. Dia berdiri, "Yang Mulia Putri."

"Saya tidak melihat orang lain selain Anda disini, apa kesatria itu belum datang?"

"Sepertinya Yang Mulia Putri sudah tidak sabar."

"Hanya agar semuanya cepat, Sir."

"Duduklah dulu."

Aku memperhatikan sekitar, memang benar hanya ada kami berdua di ruangan ini. Lalu aku mengalihkan mataku pada Alex, dia tersenyum.

Alex membuka mulutnya, "Kesatria, silahkan masuk."

Pintu dibuka, di baliknya bayangan menyembul keluar lalu wajah dan tubuhnya terlihat. Pakaiannya merupakan yang paling bagus dari yang pernah aku lihat dia memakainya. Mata hitamnya tampak berbinar, tidak lagi bersembunyi di bawah rambut, rambut hitam kelam itu dirapihkan bahkan hingga keningnya terlihat.

Dia memberi salam, "Salam saya kepada Yang Mulia Putri."

Aku menatap wajahnya yang masih melihat ke bawah, lalu saat wajah itu terangkat aku baru bisa memastikan bahwa itu memang dia. Heavt Graoin, dia berdiri dengan tangan dilipat ke belakang.

"Yang Mulia Putri pasti sudah mengenalnya, dia Heavt Graoin, salah satu kesatria dari pasukan saya," Alex memperkenalkan.

Sudah pasti aku tahu anak ini.

Alex melanjutkan, "Mulai hari ini dia akan bertugas menjaga Yang Mulia Putri, sampai waktu kritis ini selesai."

Heavt kembali membungkuk, "Saya Heavt Graoin, bersumpah akan menjaga Yang Mulia Putri dalam keadaan apapun."

Sepertinya Alex serius dengan pilihannya.

Aku harus bertanya, "Sir Alex, apa alasan Anda memilih Heavt Graoin?"

"Karena dia kesatria yang ahli di bidangnya, Yang Mulia Putri."

"Bidang apa?"

"Melarikan diri, lebih tepatnya," Alex menjawab.

Aku melirik Heavt, dia mengangguk mengiyakan perkataan Alex. Sama sekali tidak ada sanggahan.

Alex melanjutkan, "Heavt akan mulai melaksanakan tugasnya mulai hari ini, saya sudah memberitahukan semua yang saya tahu kepadanya."

"Sir Alex, apa Anda memiliki alasan lain?"

"Semuanya sudah saya pertimbangkan. Ah! Apa Yang Mulia Putri mengharapkan Rian Visco yang menjadi pengawal Anda? Saya mengerti selera Yang Mulia Putri, namun Rian Visco harus fokus pada pasukannya."

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang