Gerbang istana sudah terlihat meski Apridete dan Heavt masih berjarak cukup jauh. Begitu mereka semakin dekat, penjaga gerbang istana segera membuka gerbang.
"Yang Mulia Putri telah tiba!"
Apridete masuk ke dalam gerbang, disusul Heavt yang mengikutinya di belakang. Di dalam gerbang, tampak para kesatria beserta komandan mereka sedang berkumpul di satu titik. Mereka menoleh begitu menyadari kehadiran orang lain di dalam gerbang.
Alex menatap Apridete, menyadari bahwa Putri itu telah benar-benar kembali ke istana seperti perjanjian mereka kemarin. Sepertinya Alex tidak perlu lagi menyiapkan pasukan kesatria untuk pergi mencari Putri itu. Para kesatria bawahannya itu bahkan sudah berkumpul dengan seragam, kuda, serta senjata mereka.
Tangan Rian masih mengenggam tali kekang kudanya. Dia sebenarnya sudah sangat siap untuk melakukan pencarian. Namun begitu melihat Putri Apridete datang, Rian merasakan kelegaan yang sangat besar di dalam hatinya.
Apridete mendekat, dia memperhatikan sekelilingnya dimana semua orang sedang menatapnya. "Sedang apa semua di sini? Apa kalian berniat mencariku?" Apridete lebih pintar membaca situasi daripada yang terlihat.
Alex masih menatap Apridete, sementara Rian bahkan belum bergerak dari posisi semulanya. Dari kumpulan kesatria, seorang perempuan tampak berlari tergesa-gesa menghampiri Apridete.
"Nona!" Mai berlari sambil memanggil Apridete. Mata Apridete langsung bisa mengetahui letak pelayannya itu. Mai berhenti berlari tepat di depan Apridete, dia memperhatikan Apridete dari atas sampai bawah, serta kondisi pakaian dan kuda yang ditunggangi Apridete.
"Mai, aku baik-baik saja," Apridete perlu mengatakannya, setidaknya untuk membuat Mai memperhatikan wajahnya.
"Nona.. saya... saya tidak tahu apa yang terjadi.. tiba-tiba saja Nona tidak pulang ke istana.. saya—"
"Mai."
Mai berhenti berbicara. Apridete tersenyum, "Tidak terjadi apa-apa, aku bahkan pulang dengan selamat."
Wajah Mai yang sudah sembab mulai kembali dialiri air mata, Mai tersenyum sambil berusaha meghapus air mata itu dari wajahnya.
Apridete memegang bahu Mai, "Sekarang, bisakah siapkan makanan ringan? Aku sedikit lapar."
Mai mengangguk, "Saya pastikan para juru masak membuat makanan enak dan hangat untuk Nona."
Apridete yang sudah mulai berjalan di belakang Mai tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia menoleh ke arah para kesatria yang masih memperhatikannya, di sana Alex seakan ingin mengatakan sesuatu.
"Mai, pergilah terlebih dahulu. Masih ada hal yang perlu aku bicarakan dengan para kesatria."
"Ya Nona, tapi pastikan Nona segera kembali. Nona sangat membutuhkan istirahat saat ini."
Apridete menganggguk. Mai melangkah pergi, meninggalkan Apridete yang segera berhadapan dengan Alex.
"Bisakah sekarang Yang Mulia Putri mengatakan apa yang terjadi?" Alex tidak bisa menahan dirinya dari rasa penasaran. Sudah satu malam dia lewati dengan mempertanyakan keberadaan Putri Kekaisaran itu.
"Ada masalah kecil yang terjadi, namun saya baik-baik saja Sir."
"Tidak... bagaimana Anda bisa mengatakannya seperti itu."
"Karena itu yang terjadi."
Apridete masih sibuk dengan pembicaraannya dengan Alex, sementara Rian memanggil Heavt. Rian memiliki kecurigaan terhadap Heavt, sehingga dia juga bahkan tidak tidur sejak malam kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Die
FantasíaSepasang tangan mungil terlihat di depan mataku saat aku terbangun. Ketika aku menatap cermin, wajahnya yang cantik terlihat menawan. Apridete Courdesse, aku masuk ke dalam tubuhnya, seorang putri kekaisaran yang menjadi pemeran sampingan dari sebua...