26. Anjing Besar Helmia (4)

288 48 0
                                    



Udara pagi yang dingin membuatku harus mengenakan pakaian tebal ketika keluar dari kamar. Pada jam ini matahari belum muncul untuk menghangatkan daratan, tapi ini merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan keberangkatanku nanti.

Ricard sudah siap begitu aku keluar dari kamar tidur, jadi aku segera pergi menuju lapangan utama, tempat dimana para kesatria pilihan Ricard berkumpul. Kemarin, setelah para kesatria selesai berlatih aku memanggil Ricard. Aku memintanya memilih beberapa orang kesatria untuk kubawa bersama ke hutan tempat Anjing Besar Helmia berada.

Sebanyak lima belas orang kesatria berbaris memanjang ke samping, mereka segera memberi hormat setelah melihat kedatanganku.

Aku berdiri di depan mereka, memperhatikan mereka satu persatu. Mereka semua pasti berasal dari keluarga bangsawan yang sudah diberi pelatihan sangat keras, Ricard memilih mereka salah satunya karena alasan itu.

"Ricard pasti sudah menjelaskan alasan berkumpulnya kalian pagi ini. Aku juga yakin dia menjelaskan garis besar situasinya, namun aku akan mengatakan sesuatu kepada kalian terlebih dahulu."

Aku menarik pedang yang sudah disiapkan oleh pelayan, "Aku sendiri yang akan memimpin ekspedisi ini, jadi ikuti semua perintahku dan jangan menjadi penghalang bagi rencanaku. Jika ada yang tidak suka dipimpin olehku silahkan segera memisahkan diri dari barisan ini, dan biarkan pedangku merasakan sentuhan pertamanya di pagi ini."

Tidak ada kesatria yang bergerak, tatapan mereka terlihat yakin. Ketika seorang kesatria sudah terpilih, maka ia harus bersikap setia kepada atasannya, apapun situasi yang dihadapi. Melihat mereka yang juga patuh untuk mengikutiku, maka mereka pastilah memiliki harga diri yang begitu besar sebagai seorang kesatria Allieru.

"Baik, tidak ada siapapun yang memutuskan untuk kabur. Kalau begitu aku jelaskan rincian perjalanan kita dan tugas kalian semua pada ekspedisi ini."

"Tiga orang, yang memiliki lengan terkuat berada di barisan paling belakang, tiga orang yang memiliki kelincahan tertinggi berada di barisan sebelah kanan, tiga orang yang memiliki kemampuan membidik terbaik berada di barisan sebelah kiri, tiga orang dengan kemampuan mengayunkan pedang terbaik berada di barisan tengah. Sisanya akan berada di belakangku dan Ricard. Bagian belakang akan melindungi kami, bagian kanan akan bertugas mencari celah, bagian kiri bertugas mempertahankan pasukan, bagian tengah bertugas menyerang, dan yang berada di belakangku bertugas melindungiku sampai akhir."

"Semuanya akan tetap berada dalam posisi seperti itu sampai perintah lain muncul dari mulutku." begitu aku selesai mengatakan kalimat terakhir itu, beberapa kesaria tampak menggerak-gerakkan bibir mereka.

"Aku akan bertanya sekali lagi, apa ada yang keberatan dipimpin olehku sekarang?"

Tidak ada jawaban, semuanya diam.

"Baiklah, ambil kuda dan senjata kalian. Kita berkumpul di lapangan utama."

Para kesatria segera berpencar. Ricard yang dari tadi berbaris di belakangku segera berlari begitu aku berbalik badan.

"Yang Mulia Putri, saya minta maaf atas ketidaksopanan mereka kepada Yang Mulia. Saya tidak menjelaskan dengan lebih rinci dan tidak mencari tahu terlebih dahulu tentang kesiapan mereka."

"Kau tahu? Kau bahkan tidak bisa meminta penerimaan maafku untuk mereka bahkan dari ujung rambut mereka. Kau pikir dengan kau meminta maaf seperti ini kesatria yang lain akan dinyatakan tidak bersalah?"

"Tidak, saya mohon maaf Yang Mulia Putri."

"Biarkan saja, jika mereka tidak menghormatiku setidaknya masih ada rasa takut yang terlihat dari wajah-wajah mereka. Lagipula ekspedisi ini juga merupakan dendam pribadi, jadi jangan menyalahkan dirimu."

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang