Chapter 7

5.5K 118 0
                                    

Zahra melingkari tanggal demi tanggal untuk menghitung kapan ia akan melahirkan.

Sekarang tepat tanggal 8 Juli. Tepat sekali kandungan nya memasuki 9 bulan. Berarti sekitar 10 hari lagi ia akan segera melahirkan.

Ricka masuk ke kamar Erick. Melihat Zahra yg sedang memerhatikan kalender yg berada di depannya. Wajah nya seperti terlihat murung.

Ricka duduk di tepi kasurnya, di sebelah Zahra. Ia mengusap punggung Zahra. Menenangkan menantu kesayangannya.

"Kenapa, sayang? Kamu udah ga sabar mau liat anak kamu kan? Tinggal 10 hari lagi, jadi di tanggal 18 kamu bisa lahiran." ujar Ricka.

"Ma, Zahra mau cerita, nih." ujar Zahra.

"Apa sayang? Ayo cerita. " -Ricka.

"Zahra udah mulai rembes, ma. Sehari ini, Zahra udah 2 kali ganti baju. " ujar Zahra.

"Nanti mama belikan breast pad nya, ya. Biar ga tembus ke baju lagi." ujar Ricka.

"Hm. " Zahra mengangguk pelan.

Ricka memeluk Zahra dari samping. Zahra membalas pelukan dari mama mertuanya.

Zahra sebenarnya ingin curhat, mengapa bayinya sudah 2 hari ini, tidak bergerak seperti biasanya.

Zahra melepas pelukan Ricka. Ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Ma, kenapa ya? 2 hari ini, dia ga bergerak aktif seperti biasanya? Dia masih hidup kan? " tanya Zahra pelan.

"Iya, sayang. Dia sehat kok disana. Atau mungkin dia kangen sama papanya? " tanya Ricka.

"Iya kali ya, Ma. Dia kangen elusan dari Erick kali. Soalnya setiap Erick pegang perut Zahra, dia pasti bergerak. " jawab Zahra tersenyum.

"Sabar, ya. Erick sebentar lagi pulang. Dia cuma lagi belajar aja disana buat ngelanjutin usaha papa nya. " ujar Ricka.

Ricka menaruh kepala Zahra di pelukannya. Tak sadar, air mata Zahra jatuh ke tangan Ricka.

Ricka langsung menepis air mata Zahra. "Jangan nangis ya, sayang. Mama yakin kamu bahagia sama Erick. " ujar Ricka sambil tersenyum.

"Iya, Ma. Makasih, ya. " jawab Zahra.

Mereka pun berpelukan lagi, dan akhirnya saling tertawa bersama untuk menutupi keharuan mereka.

                              *****
Tepat pukul 15.00, Erick dan Papa nya pulang kerumah.

"Assalamualaikum, sayang. " ujar Erick.

"Waalaikumsalam. " jawab Zahra.

Erick memeluk Zahra, mencium keningnya dengan lembut. Dan mengusap perutnya. Seketika tendangam dari dalam sana dapat mereka rasakan.

Erick pun memeluk Zahra lagi, ia merasakan gerakan didalam sana yg menabrak-nabrak perut Erick.

"Ehh, ada yg nendang nih." ledek Erick.

"Dia kangen sama papa nya. " jawab Zahra.

"Dia atau mama nya nih, yg kangen sama papanya? " ujar Erick sambil tertawa.

"Dua-duanya juga kangen sama papanya ini. " jawab Zahra sambil tertawa.

Edward memasuki rumahnya dan melihat Erick dan Zahra yg sedang bermesraan.

"Assalamualaikum, ehh ada yg lagi kangen-kangenan, nih. " ledek Edward, Papa Erick.

"Waalaikumsalam. Iya nih, pa. Ada yg lebih kangen lagi didalam sana. " ujar Erick sambil menunjuk ke arah perut Zahra.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang