Sepulang mereka dari mall, Zahra membongkar barang yg barusan mereka beli. Mereka akan menata kasur dan kelambu bayi dirumah nya di Jakarta.
Mereka akan menaruh mainan gantung di atas box bayi. Beserta kelambu diatasnya.
"Ga kerasa, ya? Dulu kita beli baju untuk kita sendiri. Tapi sekarang, kita beli baju untuk bayi kita. " ujar Zahra sambil menatap barang-barangnya.
"Iya, dulu kita beli baju couplean. Sekarang kita beli barang sebanyak ini untuk anak kita. Buah cinta kita. " jawab Erick sambil mengusap rambut Zahra.
"Kita udah beli serba biru disini, mainan biru, kasur biru, dan box nya pun biru. Laki banget. " ujar Zahra.
"Iya dong. Kan kaya papa nya, biar dia lebih suka warna biru. Karena itu kelakian banget. " jawab Erick sambil tersenyum.
Mereka kembali memasukan barang-barang nya kedalam totebag. Karena mereka akan membawanya kerumah mereka di Jakarta.
"Nanti, kalo aku lahiran, kamu cuti nya lama banget, pasti. " ujar Zahra.
"Gapapa, sayang. Aku bisa ambil kuliah malem. " jawab Erick.
"Terus gimana? " tanya Zahra.
"Kuliah malam itu cuma dari jam 5 sore sampe jam 9 malem aja. Nanti kan mama bisa bolak balik kesini main sama cucu. " jawab Erick menjelaskan.
"Hm, iya sih. " ujar Zahra.
"Yaudah, kita tidur ya. Besok kan aku mau ikut papa lagi. Terakhir, abis itu baru kita pulang kerumah, menata kamar kita dengan barang-barang Erzan. " ujar Erick.
"Hm. " Zahra mengangguk pelan.
Erick menaruh kepala Zahra di dada bidang nya. Ia mengusap lembut rambut Zahra dan menghirup aroma dari tubuh Zahra.
*****
Pukul 23.52, Zahra terbangun dari tidurnya. Ia merasakan mulas pada malam itu. Dan bayinya menendang dari dalam sana.Zahra mencoba menangkan bayinya, ia mengusap nya dengan lembut.
"Sayang, kamu kenapa ngajak mama main malem-malem begini? " ujar Zahra yg matanya masih setengah tertutup.
Zahra mengucek matanya, ia melihat Erick yg tertidur pulas di sebelahnya. Ia meraih tangan Erick dan langsung menaruh nya di perut Zahra.
Zahra mengusap perutnya dengan menggunakan tangan Erick. Seketika tendangan itu mulai mereda.
"Huft, untung aja ada, Erick. Kalo nggak, ini anak bisa terus-terusan nendang. " ujar Zahra sambil melihat jam di dinding.
"Jam 12. Mana ngantuk banget lagi. Akhir-akhir ini rasa lelah itu semakin parah aja. " batin nya.
Zahra memejamkan matanya lagi, ia pun tertidur hingga besok pagi.
Pagi ini, sudah menunjukkan pukul 07.26. Alarm sudah berbunyi dari pukul 05.00, tapi Zahra tidak mendengar nya.
Erick bangun lebih dulu, tapi ia tidak membangunkan Zahra. Ia hanya memerhatikan Zahra yg tidur miring ke kiri, menghadap Erick, dengan tangannya yg sedang memegang perut.
Zahra terbangun dari tidurnya, ia melihat jam dinding di hadapan nya.
"Haa? Jam setengah delapan? Kok bisa kesiangan begini, sih. Apa kata Mama ya? " Zahra langsung beranjak dari tempat tidurnya.
"Ya ampun, aku belum masak, aku juga belum mandi. " ujar Zahra yg tergesa-gesa.
Ia langsung mengambil handuk di balkon, dan segera mandi. Ia melihat ke bawah, mobil papa Erick masih terparkir disana. Tanda mereka belum berangkat.
Ia masuk ke kamar mandi yg berada di dalam kamar mereka, dan langsung segera mandi.
Selesai mandi, Zahra langsung pergi ke ruang makan. Disana, Erick dan Mama nya sedang menyiapkan sarapan untuk Zahra.
"Morning, sayang. Udah bangun? " ujar Ricka.
"Ma, maafin Zahra. Zahra kesiangan ya? Maafin Zahra Ya, Ma. Soalnya akhir-akhir ini Zahra ngerasa capek nya Zahra tuh parah banget. Maafin Zahra ya, Ma. Zahra janji ga akan ngulangin lagi. " ujar Zahra pelan sambil memegang tangan Ricka.
"Ga apa-apa sayang. Mama ngerti sama keadaan bumil. Mama dulu juga pernah hamil, Nak. Hamilnya anak laki-laki itu, emang parah banget kecapean nya. Kadang kita cuma nyapu aja bisa parah rasanya. " ujar Ricka menjelaskan.
"Tapi, Ma. Zahra itu udah salah. Zahra tetep aja ga enak sama mama. Zahra udah kesiangan begini, Ma. " jawab Zahra sambil menunduk.
"Sayang, udah. Kamu ga perlu ga enakan begini. Kamu itu menantu mama yg paling mama sayang. Mama ngerti sayang. Udah ya, jangan di bahas lagi. " ujar Ricka memeluk Zahra.
Erick masih mengoles roti-roti dengan beberapa selai yg berbeda. Coklat, kacang, blueberry, dan ada yg ditaburi keju.
"Nih, kamu sarapan dulu. Kamu mau yg selai apa sayang? " tanya Erick.
"Aku mau yg keju aja, deh. " jawab Zahra.
Erick memberikan 2 potong roti pada Zahra. Dan segelas susu vanilla hangat.
Zahra memakan rotinya, dan minum susunya.
"Gimana sayang? Masih mau? " tanya Erick.
"Masih, sayang. Aku ngerasa lebih laper. " jawab Zahra.
"Sayangg, didalam perut kamu itu, ada manusia lagi. Jadi wajar dong kalo lapernya double. " jawab Erick sambil mengelus perut Zahra.
Erick membuatkan satu roti dengan selai keju lagi untuk Zahra. Ia pun memakan nya.
"Sayang, kamu tau ga? Semalem itu, perut aku mules banget. " ujar Zahra.
"Kenapa? Oh aku tau. Ini tuh udah tanda-tanda kamu bakal lahiran, sayang. " jawab Erick.
"Gatau deh aku. Soalnya pas aku ambil tangan kamu, terus aku usapin ke perut aku, dia diem. Langsung tenang. " ujar Zahra.
"Wah, kalo begini kita harus siap-siap sayang. Kamu masukin baju dan kain yg akan kamu bawa kedalem tas, nanti kalo kamu lahiran mendadak, kamu udah siap. " ujar Erick mengingatkan.
"Iya sih, sayang. Yaudah abis ini kita siap-siap, ya. " Jawab Zahra.
*****
Siang ini, Zahra sedang menyiapkan baju-baju dan kain yg akan ia bawa ke rumah sakit nantinya.Ada beberapa baju bayi, popok, dan tissue basah yg ia masukkan kedalam tas nya.
Zahra merasakan mulas untuk yg kedua kalinya, namun rasa mulas itu hanya sebentar. Tidak berlarut lama seperti orang yg sudah siap melahirkan.
"Aw. Nyeri banget. " ujar Zahra sambil menahan sakit dan memegang perutnya.
"Kenapa, sayang? Dia nendang lagi?" tanya Erick yg langsung mendekati Zahra.
"Dia ga nendang. Cuma kaya nya aku mules banget. " jawab Zahra.
"Kenapa, nih? Apa kita kerumah sakit sekarang aja? " tanya Erick yg sedikit panik.
"Nggak, nanti aja sayang. " ujar Zahra.
"Sayang, mending kita ke rumah sakit aja dulu, buat jaga-jaga. Takutnya nanti kamu makin mules, kalo brojol disini gimana? " jawab Erick.
"Yaudah, ayo kita berangkat deh kalo gitu. " ujar Zahra sambil beranjak pelan dari tempat tidurnya.
Erick berjalan keluar menemui mamanya yg sedang memasak didapur.
"Ma, Zahra mau lahiran kaya nya. Dia udah mules-mules. " ujar Erick yg sedang susah mengatur nafasnya.
"Eriick. Kalo mau ngomong itu nyawanya di kumpulin dulu, biar ga ngos-ngosan. Kamu jangan panik, ya. Mama siap-siap dulu. " ujar Ricka lalu mematikan kompornya.
Maaf kalo ada kesalahan kata atau typo di dalam penulisan 🙏
Jangan lupa terus bantu vote nya, itung-itung pahala loh :v candaa wkwkw
Lanjut part selanjutnya :)
![](https://img.wattpad.com/cover/283918012-288-k246661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔
Dla nastolatkówJangan lupa di Follow dulu akun Author nya, biar bacanya enak ya kan :v Warning ⚠ 🔞 + Konten DEWASA Mengandung kekerasan (adult) Cerita ini lanjutan dari kisah pertama Erick & Zahra || Nikah SMA Bagi yg belum membaca squell yg pertama, di baca dul...