Chapter 23

3.2K 83 0
                                    

Pagi ini, Zahra bangun lebih awal karena suara ocehan Erzan yg tidur di tengah-tengah mereka.

"Mammmaaaaa. " oceh nya. Sambil menarik kaus yg dipakai Zahra.

"Emmm, sayang. Ini jam berapa? Jam 5? Pagi banget sayang. " ujar Zahra yg matanya masih tertutup.

"Mammaaa. " oceh nya lagi.

"Tuh, papa bangunin. " jawab Zahra lalu menutup wajahnya dengan selimut.

Erzan memutar tubuhnya. Ia kembali menjambak rambut Erick.

"Papppaaa. " panggil Erzan.

Erick memutar tubuh nya menghadap Erzan. "Kenapa, sayang? Udah bangun aja. " -Erick.

"Mama cape sayang jangan di ganggu, sebentar lagi baru bangunin. " ujar Erick.

Erick beranjak dari tidurnya, ia pun mulai menyapu dan mengepel lantai nya.

Erzan masih bermain sendiri diatas kasurnya, ia mengoceh sambil menarik-narik baju yg di pakai Zahra.
Selesai menyapu dan ngepel, Erick menyiapkan sarapan untuk pagi itu. Setelah itu ia mandi dan membersihkan diri.

Pukul 05.41 Zahra terbangun dari tidurnya.

"Mammmmaaaaa. " oceh Erzan.

"Iya, sayang. Papa mana, Nak? " tanya Zahra.

Zahra melihat Erick yg baru aja selesai mandi. "Sayang, maafin aku. Aku kesiangan, ya? Maaf. " rengek Zahra.

"Ga apa-apa, sayang. Aku ngerti. Kamu kan kemaren masak banyak. Jadi pasti cape banget. Terus kamu cuci piring sendiri juga. " jawab Erick lalu mengacak rambut Zahra.

"Maafin aku ya, sayang. Aku mau bikin sarapan dulu, deh. " ujar Zahra lalu berdiri dari tempat tidurnya.

Erick memegang lengan Zahra. "Sarapan udah aku siapin, kamu tinggal mandi dan sarapan aja, sayang." ujar Erick.

"Ha? Serius? " ujar Zahra.

"Hm. " Erick menggangguk pelan.

Zahra langsung memeluk Erick dengan kuat.

"Makasih ya, sayang. Kamu selalu aja ngertiin aku. " ujar Zahra.

Erick membalas pelukan Zahra. "Iya, sayang. Sama-sama. Kamu sarapan dulu, gih. " jawab Erick.

"Aku mau mandi dulu, ya. Abis itu baru sarapan. Kamu jagain Erzan sebentar. " ucap Zahra.

"Siap, bos. " jawab Erick sambil menaruh tangan kanan nya di pelipis nya.

Zahra tersenyum geli, ia mengambil handuk dan langsung pergi ke kamar mandi.

Erick duduk di sebelah Erzan. Rambutnya yg masih basah membuat nya menjadi semakin kece.

"Papppa. " oceh Erzan.

"Iya, Nak. Papa disini. " Erick mengusap kepala Erzan dan merapikan rambut Erzan.

Ia menggendong Erzan ke balkon untuk melihat pagi hari dan menghirup udara segar nya.

Pintu kaca ia buka, dan tirai panjang nya yg menutupi sinar matahari yg masuk.

"Nah, ini pagi hari sayang. Indah banget kan? Seindah kehadiran Erzan di hidup papa. " ujar Erick sambil mencium pipi tembem Erzan.

Erzan mengoceh tapi masih tidak terlalu jelas. "Apa, Nak? Iya itu matahari. Erzan itu indah kaya matahari. " ujar Erick.

Zahra sudah selesai mandi, handuknya masih tertempel di kepalanya. Ia menghampiri Erick dan Erzan di balkon.

"Ngapain pada disini? " ujar Zahra.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang