Chapter 22

3.3K 77 1
                                    

Tokkk... Tokkk.. Tokk..

Suara pintu apartemen mereka diketuk. Erick membukakan pintu nya.

"Assalamualaikum. " ujar Binar.

"Waalaikumsalam. Masuk, Ma, Pa, Mi, Pi." ujar Erick.

Erzan merangkak menghampiri Erick yg sedang menyambut kedatangan orangtua mereka.

"Ehh, itu Erzan. Sini, Nak. " panggil Ricka.

Erzan berhenti merangkak. Ia mengamati satu persatu siapa yg datang.

"Sini, sayang. " Binar melambaikan tangannya.

"Erzan. Dipanggil nenek. Kok malah berhenti di situ, sih? " tanya Erick.

"Umurnya sekarang berapa tahun, Rick? " tanya Edward. Papa Erick.

"8 bulan, pa. " jawab Erick.

"Wihh, udah gede aja. Sini, Sayang. " ujar Ricka.

Erzan masih tetap tak mau melanjutkan merangkak nya. Erick menggendong Erzan dan memberinya kepada Ricka.

"Ini nenek, sayang. Hey? Lupa ya? Terakhir ketemu waktu dia umur 5 bulan. " ujar Ricka.

"Iya, udah gede aja. Erzan udah bisa apa aja, nih? " tanya Binar.

"Dia udah aktif banget, Mi. Suka nyamperin Zahra ke dapur. Suka main ke balkon juga. " jawab Erick.

"Hati-hati, Rick. Harus di awasi terus. Balkon bahaya. " timpal David, Papi Zahra.

"Iya, Erick sekarang waspada, Pi. Ga bisa lengah dikit. Itung-itung olahraga, deh. " ujar Erick.

"Tuh, Erzan dengerin ya, sayang. Jangan suka main ke balkon. Tinggi. Bahaya juga. Dengerin nenek ya, sayang. " ujar Binar.

"Sama kaya kamu dulu lah, Rick. Suka main ke dapur, ke balkon. Kadang sampe masuk kamar mandi. " ujar Ricka, Mama Erick.

"Ah mama, mah. " Erick tertawa.

"Berarti Erzan aktifnya ngambil Erick dia. Sama suka kemana-mana. " jawab Ricka.

Zahra datang menghampiri orangtua nya.

"Mamiii, Zahra kangen banget. " Zahra memeluk Binar dengan erat.

Binar membalas pelukan nya. "Iya, sayang. Mami juga kangen sama Zahra. Maaf ya, sayang. Mami sama Papi bisa kesini 3 bulan sekali. Karena kerjaan disana gabisa ditinggal. " ujar Binar menjelaskan.

"Zahra ngerti, Mi. " ujar Zahra.

Zahra pun memeluk erat tubuh David. Papi Zahra yg sangat ia sayangi. "Papi, Zahra kangen. " ujar Zahra manja.

David membalas pelukan Zahra. "Papi juga kangen sama, Zahra. Maafin papi ya, Nak. Papi sibuk disana. " ujar David.

"Zahra ngerti papi. Asal papi jangan lupa sama Zahra dan Erick disini. Ada cucu papi juga, kan? " ledek Zahra.

"Siapa yg lupa sama anak perempuan kesayangan papi ini, hm? " tanya David sambil mengacak rambut Zahra.

Zahra memang sering bermanja dengan Papi nya. Iya lah, siapa yg ga mau manjain anak perempuan satu-satunya, pinter di sekolah, berprestasi, dan cantik seperti Zahra.

"Sayang, Mami mau kasih tau. Kalian jangan sampai lingah dalam menjaga Erzan. Inget, balkon itu bahaya. Dapur juga termasuk bahaya. " ujar Binar.

"Iya, Mi. Tadi itu ga sengaja Erick lagi jagain Erzan, tapi dia ketiduran. Soalnya Erzan lagi masa aktif nya, Mi. Jadi mungkin Erick kecapean. " jawab Zahra.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang