Chapter 28

3K 73 1
                                    

Sore ini, Erick akan membawa Erzan keliling taman di depan hotel.

"Sayang, kamu mau ikut, ga? " tanya Erick.

"Nggak, sayang. Kamu aja, aku masih mau rebahan aja dirumah. " ujar Zahra.

"Oke, deh. Aku pergi dulu, ya. " ujar Erick sambil menggendong Erzan dengan babywrap nya. Dan Erzan memakai topi koboy ala anak-anak.

Erzan di gendong dengan wajah dan tubuh yg menghadap kedepan.

Erick berjalan ke arah kolam renang, disana banyak orang yg menginap di hotel sedang berenang bersama keluarganya.

"Tuh, Erzan. Besok kita berenang, ya? Erzan kan seneng main air. " ujar Erick.

Kali ini, Erick melintas ke arah pantai didepan hotelnya. Banyak cewek-cewek yg hanya menggunakan bikini.
Tapi Erick tidak menghiraukan nya, ia tetap fokus ke depan untuk membuat mood Erzan kembali lagi.

"Eh, brondong ganteng, tuh. "

"Wih, samperin ah. "

Langkah Erick terhenti ketika di kerubuti oleh rombongan cewek-cewek genit yg tidak ia kenal.

Mereka langsung mencubit gemas pipi Erick, dan juga hidung nya yg mancung.

Begitu juga dengan Erzan, ia di cubit, dan di elus tangan mungilnya.

"Hay, brondong. Ini anak atau adek nya? "

"Kaya nya sih adeknya, orang masih muda begini. "

"Masih single kaya nya, deh. "

"Sama aku aja, yok. "

"Kamu belum punya istri kan? Aku mulus, loh."

Para cewek genit itu menggoda Erick. Erick berusaha untuk mengelak godaan mereka.

"Maaf, saya sudah punya istri. Dan ini anak saya, bukan adik saya. " ujar Erick dengan wajah datar.

"Yaudah, aku boleh kok jadi yg kedua. "

"Iya, enak loh punya perawan lagi. "

"Masih mulus, loh ganteng."

Erick memakai earphone di telinganya.

"Maaf, saya tidak akan mencari istri lagi. Jadi tolong jangan ganggu saya. " ujar Erick dengan wajah datar, dan pergi meninggalkan cewek-cewek genit itu.

Erzan hanya bisa melirik, dan diam saja.

"Ishh, itu berondong ganteng sombong banget, deh. "

"Iya, padahal enak punya perawan lagi. "

Erick melintasi pinggir pantai, disana banyak pengunjung yg datang. Dan ada juga yg bermain pasir, membuat istana dari pasir, dan ada yg bermain speedboat.

"Ini namanya pantai, sayang. Dia punya ombak yg indah, suasana yg bikin hati jadi tenang. Nanti kalo Erzan udah bisa jalan lancar, kita main ke pantai, ya. Kita ambil-ambilin kerang nya. " ujar Erick sambil membenarkan topi Erzan.

Sinar matahari senja sangat mencolok, itulah yg membuat Erzan sedikit susah membuka matanya.

"Panas ya, sayang. Nanti ceritain ke mama, bagus banget disini. " -Erick tersenyum sendiri.

"Jadi inget waktu awal lamar Zahra. Saksi nya ombak pantai ancol. " batin Erick. Lalu ia tersenyum manis.

Erick menggenggam tangan Erzan yg berada di gendongannya.

"Dulu, sebelum kamu lahir. Papa ngelamar mama itu di saksiin sama ombak air laut. Ga nyangka ya, udah hampir satu tahun lalu mama sama papa nikah. Dan di kasih hadiah deh sama Tuhan. Yaitu kamu, sayang. " ujar Erick sambil mengusap lembut tangan mungil Erzan.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang