Zahra memerhatikan Erick yg sedang tidur, ia merapikan poni nya yg menutup setengah kening nya.
"Kamu kenapa sih, sayang? Sakit? Perasaan tadi pagi kamu biasa aja. Ga ada ngerasa sakit. " batin Zahra.
Beberapa notifikasi masuk di HP Erick yg ia taruh di atas meja.
"Siapa, sih? Main spam aja. " ujar Zahra lalu ia beranjak mengambil HP Erick dan membukanya.
Beberapa pesan whatsapp masuk ke HP Erick, dan 9 telefon tidak terjawab.
Tertera disana nomor yg tidak ia kenal, karena Erick memang sengaja tidak menyimpan nomor Cheril.
"Rick, seseram itu lo marah, ya? "
"Maafin gw, Rick. "
"Gw cuma mau lo jadi milik gw aja, kok. "
"Kalo lo gamau ninggalin Zahra ya gapapa gw jadi yg kedua. "
"Please, Rick. Maafin gw. "
"Kenapa lo harus pulang? Kenapa ga kuliah aja kaya biasa? "
"Anggap aja kaya ga ada masalah? "
"Lo badmood ya? "
"Maafin gw, Rick. "
"Gw sayang sama lo."
"Gw udah kehabisan cara buat ngungkapin perasaan gw. "
"Maaf kalo gw keterlaluan. "
"Gw bakal terus nunggu lo, Rick. "
Seketika, butiran bening dari pelupuk mata Zahra mengalir tanpa ia sadar. Lagi-lagi, perempuan itu yg mengganggu rumah tangga mereka.
"Erick. Sesakit ini ya aku jadi istri kamu? " batin Zahra.
Zahra memang anak yg pendiam. Ia lebih senang memendam dari dulu. Namun jika sudah keterlaluan, akan terlihat lebih seram.
Ia mematikan HP Erick agar perempuan itu tidak bisa menelfon lagi. Zahra menatap Erzan yg sedang main sendiri di sebelah Erick.
"Nak, kalo kamu udah besar nanti, pasti nasib kamu sama kaya papa. Banyak banget yg suka sama kamu." batin Zahra.
Erick membalikan tubuhnya ke sebelah kanan. Menghadap ke luar jendela yg terbuka.
Ia tidak terbiasa berbohong dengan Zahra, hatinya tidak tenang. Karena ia adalah orang yg jujur dan tak pernah berbohong.
"Aku bohong kaya gini, dosa banget. Kaya nya aku harus cerita, aku gabisa bohong terus. " batin Erick.
Erick terduduk di kasurnya, menatap wajah Zahra yg terlihat seperti habis menangis. Zahra langsung menepis air matanya.
"Sayang? Kamu nangis? Kenapa? " tanya Erick.
"Kamu udah bohong sama aku." jawab Zahra.
Erick langsung memeluk tubuh Zahra dengan erat. Ia merasa sangat bersalah, namun ia tetap sudah terlanjur berbohong.
"Sayang, maafin aku. Aku ga ada maksud buat bohong. Aku cuma mau nenangin diri aku dulu, baru aku bisa cerita yg sebenarnya. " ujar Erick di pelukan Zahra.
Zahra tidak membalas pelukan Erick. "Sesakit ini ya aku jadi istri kamu? "
"Hey, sayang. Kamu ga boleh ngomong begitu. Aku tau, ini sakit buat kamu. Tapi cinta aku cuma buat kamu, sayang." bujuk Erick.
Zahra hanya diam.
"Kamu mau pukul aku? Pukul, Ra. Pukul aku sekuat yg kamu mau. Ayo pukul, aku gagal jadi laki-laki. " ujar Erick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔
Novela JuvenilJangan lupa di Follow dulu akun Author nya, biar bacanya enak ya kan :v Warning ⚠ 🔞 + Konten DEWASA Mengandung kekerasan (adult) Cerita ini lanjutan dari kisah pertama Erick & Zahra || Nikah SMA Bagi yg belum membaca squell yg pertama, di baca dul...