Chapter 30

3.1K 78 2
                                    

2 Tahun kemudian...

Zahra sedang duduk di sofa apartemen nya di rumah nya di Jakarta.

Erzan sedang bermain sendiri di atas sofa nya. Zahra terus menghitung tanggal di kalender dan terus melingkari tanggalnya.

"Mamma. " panggil Erzan sambil berjalan ke arah Zahra.

Ya, umur Erzan sudah memasuki 2 tahun. Ia kini senang dengan gaya pose, ia sering meminta Zahra untuk memotretnya.

"Iya, sayang. Kenapa, Nak? " tanya Zahra.

"Erzan mau beli baju yg bagus. " ujar Erzan yg masih belum begitu lancar.

"Baju apa, Nak? " tanya Zahra.

"Baju yg keren, ma. Erzan mau baju bagus yg keren. " ujar nya.

"Iya, Nak. Nanti kita beli kalo papa udah pulang kerja, oke? " ucap Zahra.

Erick bekerja meneruskan usaha Edward di kantornya. Ia baru saja lulus dari kampus nya bulan lalu. Sekarang Erick adalah lulusan S1.

"Oke. Nanti ajak pappaa jalan-jalan, pokoknya. " oceh Erzan, lalu ia lari kembali memainkan mobil-mobilan yg ia susun seperti di jalan yg sedang macet.

"Bummm... Bummm.. " oceh Erzan sambil memainkan mobilnya.

Zahra mematikan TV nya. Ia merasakan seperti ada yg tidak enak di dalam perutnya.

"Aduh, kok tiba-tiba sakit, sih? " ujar Zahra.

Zahra memegangi perutnya. Ia pun merasa seperti ada yg bergejolak didalam perutnya, dan ada sesuatu yg harus ia keluarkan.

Zahra berlari ke arah kamar mandi. Ia memuntahkan isi perutnya. Ia pun melihat cermin.

Wajahnya pucat, dan seperti ada rasa tidak enak badan.

"Aduh, kepala ku pusing banget. " ujar Zahra sambil memegangi kepalanya.

Zahra kembali merebahkan diri nya di sofa. Erzan menghampiri Zahra sambil membawa dua mobil-mobilan nya.

"Mamma. Mama kenapa? " tanya Erzan yg masih belum lancar bicara.

(pokoknya ocehan Erzan itu belum lancar lah ya, cara-cara kalian aja baca nya gimana 😂)

"Mama ga kenapa-napa kok, sayang. Mama cuma masuk angin. " jawab Zahra.

"Erzan suruh papa pulang, ya? " ujar Erzan.

"Eh, jangan Nak. Biarin aja, nanti yg ada kita malah gangguin papa. " ucap Zahra.

"Tapi mama sakit. " -Erzan memegangi seluruh kening Zahra dan juga tangan Zahra.

"Nggak, sayang nya mama yg ganteng. Mama ga sakit, cuma masuk angin sedikit. " ujar Zahra sambil tersenyum tipis.

Zahra terdiam. Ia merasakan perutnya bergejolak lagi. Sesuatu itu ingin keluar dari tenggorokan nya.

Zahra langsung beranjak meninggalkan Erzan dan masuk ke kamar mandi.

Erzan mengikuti Zahra. Namun telat, pintunya sudah di tutup oleh Zahra. Erzan mencoba untuk mengetuk pintunya.

"Mammmaaa. " oceh nya.

Zahra keluar dari kamar mandi. Ia kembali ke kamarnya.

"Nak, mainan nya jangan lupa di beresin, ya. " ujar Zahra lemas.

Zahra duduk di tepi kasur nya. Ia melihat kalender nya. Ia memang sudah tidak menstruasi selama 2 bulan.

Zahra membuka HP nya dan mencoba menghubungi Erick.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang