Chapter 37

2.2K 62 1
                                    

Erick menghampiri Zahra dan memeluknya dengan erat.

"Sayang, kamu sakit hati lagi, ya? Maafin aku sayang. Aku ga ada maksud apa-apa. Sumpah. " ujar Erick.

"Hm. Aku ngerti kok, sayang. Ini juga bukan kemauan kamu, kan? " ujar Zahra sambil tersenyum menutupi rasa cemburunya.

"Aku ga akan terima jaket ini, sayang. Aku bakalan buang aja, atau aku kasih ke siapa gitu. " ujar Erick sambil memasukan jaketnya kedalam kotak yg tadi.

"Eh, kalo kamu buang, nanti dia tetep ngejar kamu kan? " -Zahra.

"Biarin aja. Aku udah muak, sayang. Bener deh. Bertahun-tahun dia ga ada bosen nya ngejar aku. Padahal dia tau aku udah berkeluarga. " ujar Erick yg sudah sedikit emosi.

Zahra memajukan tubuhnya. Ia mengusap lembut pundak Erick agar meredakan emosinya.

"Udah, sayang. Kamu omong baik-baik aja, ya. " ujar Zahra.

Erick terdiam. Ia menarik nafas panjang. Dan berusaha untuk meredakan emosinya.

                               *****
Erick memainkan HP nya. Ia sedang di room chat dengan Ricka, mama nya. Ingin sekali rasanya ia mengadu agar Ricka saja yg memberi Cheril peringatan.

Hati Erick memang tidak tega, tapi ia lebih memikirkan perasaan Zahra yg selama ini selalu menutupi rasa sakit hatinya.

"Gimana ya, ngomong ke mama nya? " batin Erick.

Erick menghentak-hentakan HP nya di tangan dengan pelan. Ia masih memikirkan topik yg akan ia mulai untuk memberitahu mama nya.

Jari Erick mulai bergerak. Mengetik setiap huruf nya yg tertera disana.

Send. Ia mengirim pesan nya pada Ricka. Namun belum ada jawaban apapun. Mungkin sebentar lagi.

Zahra duduk di tepi kasur, tatapan nya kosong. Dilihatnya Erzan yg sedang bermain sendiri dengan banyaknya mainan yg ia susun di karpet kamar Zahra.

"Shhhh. " Zahra memegangi perutnya yg keram.

Erzan yg menyadari mama nya kesakitan itu langsung menghampiri Zahra.

"Mammaa. Mamma kenapa? Sakit? " tanya Erzan.

"Nggak kok, sayang. Udah, Erzan main aja gih sana. Mama ga apa-apa, kok. " ujar Zahra berbohong.

"Mamma. Mama bilang aja, mama sakit? " tanya Erzan sekali lagi.

"Nggak, sayang. Gih, Erzan lanjutin mainnya. " ucap Zahra.

"Hm. " Erzan mengangguk dan kembali memainkan mainan nya.

Erick kembali ke kamar, melihat Zahra yg sudah sedari tadi memegang perutnya.

"Sayang. Hey, kamu kenapa? " ujar Erick yg langsung memegang perut Zahra.

"Perut aku, sakit. " ucap Zahra.

"Yaudah, kita ke dokter ya. Sekarang. " ujar Erick.

"Eh, gausah sayang. Aku ga apa-apa. Ini cuma kontraksi biasa kok. Waktu hamil Erzan juga begini. " ujar Zahra menahan tangan Erick.

"Tapi kan, walaupun begitu tetep harus di periksa, sayang. Kalo terjadi apa-apa, gimana? " tanya Erick yg khawatir.

"Sayang, aku ga apa-apa. Ini juga udah mendingan. Nanti kalo sakit nya kambuh lagi, aku bakal kasih tau. Dan kita berangkat ke dokter. " ujar Zahra pelan.

"Oke, tapi jangan bohong ya. Kalo sakit, bilang sakit. " ucap Erick.

"Ya, sayang. Aku janji." ujar Zahra sambil memberikan kedua Jarinya yg berbentuk huruf V.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang