Malam ini, orangtua Zahra dan orangtua Erick berkunjung ke Jogja untuk menemui cucu mereka.
Zahra memasak banyak makanan di hari itu, sedangkan Erick tidak bisa membantu. Ia hanya menjaga Erzan yg sekarang sudah mulai aktif.
"Nak, papa cape tau. Kamu jangan ngerangkak ke dapur mulu. Sini aja sama papa. " ujar Erick sambil mengambil Erzan yg sedang merangkak menuju dapur.
"Mam-mma. Mammaaaa. " oceh Erzan saat ia digendong oleh Erick.
"Iya, Nak. Erzan sama papa dulu, ya. Mama sibuk nih, mau masak. " ujar Zahra dari dapur.
"Tuh, mama sibuk. Erzan disini aja sama papa. Kita main. " ujar Erick.
Erzan merengek kecil. "Cup, cup. Mama lagi masak, sayang. Kamu jangan ganggu. Kesian mama nanti tambah repot. " ujar Erick sambil menggendong Erzan.
"Mammaaa. " ujar Erzan yg belum begitu fasih berbicara. Hanya bisa memanggil mama dan papa saja.
"Iya, Nak. Mama lagi masak. " ujar Erick.
Erick menyalakan TV nya dan membuka film kartun. Erzan pun menontonnya.
Selang 15 menit kemudian, Erzan kembali ke dapur.
"Mammaaa. " ujar Erzan sambil merangkak.
"Ehh, Nak. Nanti kena minyak. " ujar Zahra lalu menggendong Erzan dan membawanya keluar dari dapur. Ia mematikan kompornya.
"Mama lagi masak, sayang. Kamu disini aja sama papa. Main tuh banyak kan mainan Erzan. " Zahra menggendong Erzan ke ruang keluarga.
Langkah Zahra terhenti saat ia melihat Erick yg sudah tertidur pulas. Karena lelah menjaga Erzan yg aktif berjalan kemana-mana.
Zahra duduk di sebelah Erick. Ia menyusui Erzan yg mungkin sedang haus. Ia mengusap lembut kepala Erzan.
"Papa mu cape, Nak. Erzan ke belakang mulu, ya? Mama lagi masak, sayang. Erzan disini aja temenin papa. " ujar Zahra.
Ia melihat ke arah Erick. Seperti biasa, ia merapikan poni Erick yg menutup setengah wajahnya.
Terlihat disana wajah ngantuk dan lelahnya. "Kesian kamu, sayang. Cape ya? Erzan lagi aktif-aktifnya, jadi dia ngerangkak kemana-mana. " ujar Zahra sambil mengusap rambut Erick.
"Kamu bobo aja ya, sayang. Jangan gangguin mama, dulu. Mama mau masak, nenek mau kesini loh. " ujar Zahra sambil menepuk-nepuk pantat Erzan pelan.Erzan melepaskan bibir tipisnya dari susu Zahra. Ia turun dari pangkuan Zahra dan merebahkan dirinya di sebelah Erick.
"Pinter anak mama. Diem disini ya, Nak. Jangan ke dapur nanti kena minyak. " ujar Zahra lalu mencium pipi Erzan, dan pipi Erick.
Ia beranjak untuk kembali ke dapur, dan melanjutkan memasak nya.
Erzan ngoceh sendiri, dan bermain selimut sendiri di sebelah Erick. Sesekali, ia bermain dengan mainan mobil-mobilan dan lego-lego miliknya.
Ia menjambak rambut Erick. Namun Erick tidak bangun dari tidurnya. Erzan melempar mainan nya ke badan Erick.
"Erzan, jangan nakal, Nak. " ujar Erick yg matanya masih tertutup.
"Papppaaaa. Papaaaa. " oceh Erzan sambil menarik-narik baju kaus yg dipakai Erick.
"Iya, sayang. Erzan main aja, ya. Papa mau bobo dulu sebentar aja. " ujar Erick lalu ia membalik badannya kearah lain. Meninggalkan Erzan bermain sendirian.
Zahra pov
Zahra sudah selesai memasak. Ia menyiapkan beberapa piring dan gelas beserta sendok garpu di meja makan. Tak lupa ia menaruh lauk yg sudah ia masak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔
Teen FictionJangan lupa di Follow dulu akun Author nya, biar bacanya enak ya kan :v Warning ⚠ 🔞 + Konten DEWASA Mengandung kekerasan (adult) Cerita ini lanjutan dari kisah pertama Erick & Zahra || Nikah SMA Bagi yg belum membaca squell yg pertama, di baca dul...