Chapter 25

3.2K 82 0
                                    

"Mohon perhatiannya, penumpang pesawat Batik Air dengan tujuan Surabaya, silahkan masuk kedalam pesawat melalui pintu 1."

(Gatau bener apa ngga, soalnya ngasal aja🙏😂)

Mereka pun bersiap-siap untuk masuk.

"Sayang, kamu gendong Erzan aja, ya. Biar aku yg bawa tas nya. " ujar Erick.

"Iya, sayang. "

Tempat duduk mereka dipisah, namun Erick dan Zahra tidak. Karena mempunyai anak kecil yg sedang rewel.

"Mama jauh banget, tuh. Dibelakang. Papa di tengah. Mami di depan. " ujar Zahra sambil memerhatikan satu persatu tempat duduk nya.

"Kita enak disini, bertiga. Kumpul terus." ujar Erick.

"Iya, Erzan kan rewel. Ini aja dia mau nya duduk di jendela. Gamau dipangku. " ujar Zahra.

"Iya nih, asal pasangin aja seatbelt nya. " ujar Erick.

Zahra memasangi seatbelt ke tubuh mungil Erzan yg duduk di samping nya.

Erzan sangat senang melihat ke sebelah kiri karena masih banyak pesawat lain yg terparkir disana.

"Kita berdoa aja semoga selamat sampe tujuan. " ujar Zahra.

"Aamiin. " -Erick.

Tepat pukul 15.40, pesawat yg mereka tumpangi mulai pushback dan akhir nya Take off.

*****
Di sepanjang perjalanan, Erzan tetap melirik sambil menikmati indahnya di penerbangan itu.

Matanya sudah sayu, tapi ia masih memaksa untuk membuka matanya agar bisa melihtat pemandangan nya.

"Sayang, kalo ngantuk bobo aja, Nak. " ujar Zahra.

"Jangan dipaksa, nanti sampe sono malah ngantuk. " timpal Erick.

Erzan masih mencoba membuka matanya namun ia sudah tidak tahan lagi. Ia pun tertidur dan Zahra akan memotretnya, ia akan posting di whatsapp story ketika mereka sudah sampai di Surabaya.

Itu ilustrasi aja ya :) tapi begitulah posisi Erzan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu ilustrasi aja ya :) tapi begitulah posisi Erzan.

"Lucu banget, ya? Poninya udah mulai panjang kaya kamu, sayang. " ujar Zahra sambil menunjukkan fotonya pada Erick.

"Iya, sayang. Hampir mirip sama aku. " ujar Erick sambil mengusap lembut rambut Zahra.

Zahra hampir lupa, ia mematikan airplane mode nya.

"Ehh, sayang. Inget, ini kita masih di pesawat. Ga boleh nyalain, airplane mode nya. " ujar Erick yg langsung mencengah Zahra.

"Iya, ya sayang. Ya ampun maaf. Aku ceroboh banget. Hampir aja, untung kamu ingetin. Kalo ngga. " ucapan Zahra terputus karena Erick menahan mulutnya menggunakan jari telunjuknya.

Erick & Zahra || Hadiah Tuhan (Completed 2) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang